9 Secara Tidak Sengaja

"Makasih ya sudah nganterin?" Soraya berucap begitu mobil Reyhan berhenti tepat di depan gedung apartemennya.

"Beneran kamu nggak mau kita makan dulu?" tanya lelaki itu sekali lagi pada Soraya, dengan senyuman tipis wanita itu menggelengkan kepala, menolak ajakan kekasihnya.

Soraya langsung membuka pintu mobil, bersiap keluar saat tangan kanannya tiba-tiba saja ditarik oleh Reyhan. Membuat Soraya begitu terkejut dibuatnya. "Kenapa?" Sebelah kaki Soraya sudah berhasil keluar saat itu terjadi.

Pria itu menatap Soraya dengan wajah yang mirip seperti sedang memelas. "Kamu nggak mau lama-lama sama aku atau nawarin aku mampir dulu gitu?"

Heran, itu yang Soraya rasakan saat ini. Tidak biasanya pria dengan model rambut Zayn Malik itu berkata demikian. Terlalu manja dan aneh jika dia meminta untuk mampir ke apartemennya, padahal sejak dulu pria itu paling anti jika Soraya menawarinya untuk mampir terlebih dahulu. Dan sudah sejak lama, Soraya berhenti menawarinya untuk mampir ke tempat tinggalnya selama ini.

"Aku capek, Rey, kepingin istirahat. Mungkin lain kali ya ...." Soraya tersenyum manis pada pria itu.

Sedikit terlihat kecewa, tetapi Reyhan tidak memaksakan kehendaknya dan perlahan melepaskan genggamannya pada lengan wanitanya. Soraya yang merasa terbebas langsung kembali bergerak turun dari mobil itu dan menutup pintu mobil.

Bersamaan dengan itu, Reyhan kembali memanggil kekasihnya sebab merasa ada yang kurang dengan sikap Soraya. "Sayang?" Reyhan menurunkan kaca jendela mobil pada pintu yang hendak Soraya tutup.

Wanita itu menoleh dan menatap Reyhan dengan bingung. "Ya?"

Reyhan hanya mengetukkan ujung jari telunjuknya pada pipi kanannya, sebagai sebuah kode jika Soraya melupakan salam berpamitannya. "Sudah lama kamu melupakannya. Beberapa kali aku nggak mendapatkannya."

Soraya hanya menanggapi kalimat itu dengan senyuman tipis, lalu kembali masuk ke dalam mobil. Dia menangkupkan kedua tangannya pada pipi Reyhan, menatap kilas kedua bola mata hitam itu lalu bergantian mengecup kedua sisi pipi pria berkumis tipis pemilik hatinya.

"Maaf ... aku selalu lupa karena kelelahan bekerja." Soraya berbisik lirih.

"Mulai besok biar aku yang antar jemput kamu ke kantor. Lagipula aku nggak ada kerjaan lain." Reyhan tiba-tiba menawarkan dirinya. "Daripada kamu naik motor atau diantar-jemput sama cowok brengsek itu."

"Namanya Liam, bukan brengsek. Dan dia teman aku," ucap Soraya lembut.

"Iya siapalah itu namanya. Pokoknya besok pagi aku yang jemputin!" tegas Reyhan sekali lagi.

"Enggak usah. Pokoknya aku bisa berangkat sendiri." Soraya bersikeras. Wanita itu tahu betul jika kekasihnya memang seorang pria yang pencemburu, apalagi jika dengan Liam. Reyhan tidak akan segan-segan untuk berkata kasar pada Liam.

Pernah satu waktu, di saat Liam datang ke apartemen Soraya hanya untuk mengantarkan masakan dari bundanya. Secara tidak sengaja, kedua pria itu bertemu di basemen gedung, tepat di saat Soraya baru kembali makan malam dengan Reyhan.

"Ngapain dia ke sini malem-malem?" ketus Reyhan begitu melihat lelaki itu berjalan mendekatinya sesaat setelah membukakan pintu mobil agar Soraya turun.

"Mana aku tahu, dia juga gak bilang mau ke sini." Soraya menjawab apa adanya karena memang hal itu yang terjadi.

"Hai, aku bawa ini buat kamu." Liam menyodorkan sebuah kotak makan pada teman gadisnya, begitu menghentikan langkah kakinya tepat di hadapan Soraya dan juga Reyhan, tentunya.

avataravatar
Next chapter