3 Our First Meet

Xavier Zhan akhirnya sampai di Gevanno House. Ia segera menuju meja resepsionis untuk menanyakan di mana letak ruang kerja orang yang memesan bouquet bunga yang ia bawa.

Setelah mendapatkan informasi, Xavier Zhan segera menuju ruangan yang menjadi tujuannya.

"Selamat Pagi, nona Shilla Hills . Saya Xavier Zhan. Saya membawa bouquet bunga yang anda pesan."

Shilla Hillls yang tak lain adalah sekretaris pribadi Edward Gevanno berdiri dari kursi kerjanya dan tersenyum manis menyambut kedatangan Xavier Zhan. "Kak Vier, terima kasih. Maaf sudah merepotkan." Ucapnya.

"Tidak apa-apa, saya senang bisa membantu." Sambung Xavier Zhan sambil tersenyum lembut.

"Kalau begitu, bolehkah aku merepotkan Kak Vier satu kali lagi?" Pinta Shilla Hills tentu saja dengan sedikit rasa tak enak hati.

"Apa itu?"

"Tolong atur bouquet yang Kak Vier bawa. Ada vas bunga kaca berwarna hijau di dalam ruangan itu." Sembari menunjuk ruangan yang merupakan ruang kerja Edward Gevanno.

Xavier Zhan melirik ke ruangan yang begitu asing baginya, dengan perasaan ragu Xavier Zhan kembali melirik Shilla Hills. "Apa... saya boleh melakukannya?"

"Tentu saja. Kak Vier tenang saja, aku sudah meminta izin pada atasanku. Dia tidak terlalu suka di ganggu lama-lama. Aku tidak terlalu pintar menata bunga di vas, jadi kukatakan padanya kau yang akan mengaturnya." Ucap Shilla Hills seakan semuanya akan baik-baik saja.

"Hm.. baiklah kalau begitu." Kata Xavier akhirnya.

Perlahan Xavier Hills menuju pintu ruang kerja Edward Gevanno. Mengetuknya hingga 3 kali dan mengucapkan izin kalau ia adalah orang yang hanya ingin masuk ke ruangannnya untuk menata bunga.

"Masuk."

Jawaban singkat dari Edward Gevanno merupakan izin yang tak ingin Xavier Zhan lewatkan. Ia pun masuk ke dalam.

"Selamat Pagi, saya Xavier Zhan. Saya hanya ingin menata bunga di vas yang ada di ruangan anda." Sapa Xavier Zhan sopan.

"Hn." Balas Edward Gevanno. Namun ia tanpa menatap ke arah Xavier Zhan.

Xavier Zhan tersenyum lembut. "Orang yang sibuk." Bathinnya.

Tanpa berbasa-basi lagi, Xavier Zhan menata dengan cantiknya bunga Mawar Cream yang ia bawa. Vas bunga berwarna hijau yang Shilla Hills maksud berseberangan dengan meja kerja Edward Gevanno. Itu berarti secara tidak langsung, Edward Gevanno bisa melihatnya. Sekarang ia mengerti kenapa Shilla Hills takut kalau hasil tatanan bunganya tidak bagus. Atau... jika bunga yang di tata tidak Edward Gevanno sukai.

"Sudah selesai, saya permisi. Selamat pagi."

Xavier Zhan beranjak pergi ketika sudah menyelesaikan tugasnya. Namun...

"Tunggu."

Edward Gevanno mencegatkan. Edward Gevanno melihat ke arah bunga yang Xavier Zhan tata tadi. "Kenapa mawar cream?" Tanyanya.

"Hanya ingin memberikan kesan anggun pada ruangan anda." Jawab Xavier Zhan sambil tersenyum lembut.

Senyuman Xavier Zhan yang kini terukir indah dalam ingatan Edward Gevanno memberikan debaran lain di jantungnya. Ini pertama kalinya Edward Gevanno bertemu seseorang yang juga laki-laki sepertinya dengan senyuman selembut, setulus, dan semanis ini.

"Kalau begitu, saya mohon permisi. Selamat pagi."

"Edward. Namaku Edward Gevanno." Ujar Edward Gevanno sambil bergegas bangun dari kursi kerjanya.

"Saya Xavier Zhan."

Setelah Xavier Zhan pergi, Edward Gevanno segera meminta Shilla Hills masuk ke ruangannya.

"Apa boss memerlukan sesuatu?" Tanya Shilla Hills.

"Aku ingin, Xavier Zhan mengatur bunga di vas itu setiap hari. Bawakan bunga yang sama." Ujarnya sembari menunjuk vas hijau yang berisi bunga mawar cream.

Shilla Hills menoleh sebentar ke arah vas bunga yang sudah berisi mawar cream yang Xavier Zhan atur. Ia akhirnya mengerti kalau Edward Gevanno sangat menyukainya. "Baik boss." Ucapnya.

Edward Gevanno duduk kembali di kursi kerjanya ia mengaitkan kedua tangannya dan tersenyum sumringah seakan kebahagiaan sedang menyelimuti dirinya.

"Kita akan bertemu lagi, Xavier Zhan.."

TBC 💚❤️

avataravatar
Next chapter