4 BENIH-BENIH CINTA

Sementara itu di rumah Fernando, terdengarlah bunyi bel pintu. Ibu Fira dengan cepat mengayuh kursi rodanya, seakan mengetahui siapa yang akan datang. Dugaannya benar wajah ibu Fira mengembangkan sebuah senyum yang indah, senyum kerinduan yang terdalam, dimana sang suami kembali pulang setelah setahun lamanya tidak bertemu.

"Sayang apa kabar?" ucap seorang pria yang terlihat berumur 40 tahun, memiliki sepasang tanduk naga bewarna putih di kepalanya.

Suami ibu Fira, yaitu ayah Fernando yang adalah seekor siluman naga. Pak Denis segera memeluk dan mencium istri tercintanya yang adalah manusia biasa.

"Aku merindukanmu sayang," tangis bu Fira pecah.

"Sayang, aku membawa seseorang."

"Halo bibi, apa kabar?" seorang gadis muda berambut hitam panjang sepinggang dan memiliki sepasang gigi taring di mulutnya berdiri di balik tubuh pak Denish, gadis yang seumuran dengan Fernando menghampiri ibu Fira.

"Oh, Elsha, apa kabar?" kamu tidak apa-apa ikut kesini? Ayo masuk dulu."

"Fernando dimana ma? Masih sekolah?" Tanya pak Denis sambil membawa minuman untuk Elsha dan dirinya.

"Fernando ada tugas sekolah, jadi dia keluar untuk membeli sesuatu."

"Aku kangen sekali dengan Fernando, sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya." ucap Elsha yang adalah siluman ular hijau. Elsha adalah teman masa kecil Fernando, anak dari siluman naga dan siluman ular.

"Oh ya ma, untuk tahun ini, aku bisa tinggal selama seminggu, dan Elsha juga akan tinggal dengan kita, dan kedatangan Elsha kesini karena…" ucapan Pak Denis terhenti.

"Apakah karena hal itu pa?" sahut ibu Fira.

Pak Denis mengangguk pelan.

"Baiklah, itu adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan sebagai orang tua Fernando, dan mama kira, Fernando pasti bahagia jika orang itu adalah Elsha, bukankah begitu Elsha?" ucap ibu Fira dengan ramah.

Elsha tersenyum malu, "Iya, aku juga tidak menyangka hahaha, meskipun kami adalah teman masa kecil, tapi terasa unik juga."

"Oh ya untuk kali ini kenapa papa dan Elsha bisa tinggal lebih lama? Bukankah biasanya hanya tiga hari?"

"Tahun ini tepat 1000 tahun ulang tahun raja, karena itu ia berbaik hati dan mengijinkan setiap warganya berkunjung ke Bumi selama seminggu."

"Paman dan bibi pasti bahagia bisa lebih lama bertemu, aku juga sangat bahagia bisa bersama Nando, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya."

"Iya terakhir kalian bertemu pada waktu umur 10 tahun." Ucap Ibu Fira sambil menyeruput teh hangat.

"Kira-kira Fernando seperti apa ya sekarang?" Tanya Elsha yang begitu penasaran.

"Pasti kamu rindu dengan Nando, bibi ambilkan album foto dulu."

"Tunggu ma, biar aku ambilkan." Ucap Pak Denis bergegas menuju ke lemari yang berada di bawah televisi untuk mengambil album foto keluarganya.

***

Matahari mulai menenggelamkan dirinya, warna langit berubah menjadi orange. Angin berhembus sepoi-sepoi. Fernando datang membawakan sebuah botol air mineral, dan memberikannya kepada Merry yang sedang duduk di kursi taman.

"Terima kasih, kamu sudah mau menolongku." Ucap Merry dengan nada suara bergetar.

"Menangislah kalau kamu tidak kuat," Seketika itu juga tangis Merry pecah, perasaan marah, kesal dan malu bercampur menjadi satu. Bagi Fernando, Merry sama seperti gadis lainnya, sangat lemah dan rapuh, hati Fernando juga bergetar, dan tanpa di sadari Fernando memeluk Merry, ia berbisik, "Menangislah sampai hatimu lega, aku akan tetap disini."

Setelah tiga puluh menit menangis, hingga membasahi baju Nando, perasaan Merry menjadi lebih baik, dan ia mulai menenangkan dirinya. "Terima kasih Nando, maaf bajumu harus basah."

"Tidak masalah, sebenarnya apa hubunganmu dengan Andrew? Kenapa dia berbuat seperti itu?" Tanya Fernando.

Setelah menghela nafas, Merry berkata, "Dia adalah mantan pacarku, dan sebenarnya sampai sekarang, dia ingin balikan denganku, tapi aku tidak mau, aku sungguh tidak menyangka dia tega melakukan ini."

Fernando teringat saat ditengah perjalanan, tanpa sengaja ia melihat Andrew berlari terbirit-birit dan di saat itulah tiba-tiba perasaan gelisah datang dalam dirinya.

"Kenapa kamu bisa berada disitu Ndo?"

"Setelah kalian pulang, aku ingat harus membeli pupuk di toko bunga dekat gang tersebut, ditengah perjalanan aku melihat Andrew berlari terburu-buru, dan tidak beberapa lama, aku mendengar suara orang bertengkar, karena itu aku menuju kesana."

Baik Merry, maupun Fernando tidak ada yang berani saling menatap, rasa malu, dan tidak tahu harus berkata apa, menyelimuti hati mereka, sebagai anak muda yang canggung, mereka hanya memandang langit yang mulai terlihat gelap.

Fernando melihat wajah Merry dan berkata dalam hati, 'Gadis yang unik, entah mengapa setiap melihatmu, aku selalu merasa bahagia dan tidak ingin meninggalkanmu, Mer, hanya kamu satu-satunya gadis yang masih kuat bersamaku bahkan setelah aku berbuat kasar, seandainya tidak ada perjanjian bodoh itu, mungkin….'

"Ndo, apakah kamu bisa merahasiakan hal ini?" ucap Merry sambil melihat sinar matahari yang mulai redup.

"Baiklah, tapi, apa kamu baik-baik saja?"

Merry balas melihatnya, dan menjawab dengan senyum, "Iya, aku baik-baik saja, tetapi jujur aku masih takut jika bertemu Andrew, aku tidak tahu hal apa yang akan dia lakukan padaku, apalagi lusa adalah malam hallowen, dia pasti menggunakan segala macam cara untuk mengajakku berdansa, atau semacamnya, dan kalau aku menolak, mungkin dia akan membuat onar atau hal lainnya." Merry kembali memandang ke langit yang mulai gelap.

"Apakah dia seperti itu? Setahuku, dia adalah pria yang disukai banyak gadis, dan selalu ramah pada setiap wanita, tetapi memang untuk beberapa hal dia sering tidak bisa mengendalikan emosinya."

"Mungkin kamu tidak mengenalnya karena kamu selama ini tidak dekat dengannya, tetapi aku, aku sejak menjadi pacarnya selama delapan bulan, aku tidak tahan dengan sifatnya yang posesif, dan selalu mengekangku."

"Jadi itu alasan kalian putus?"

Merry mengangguk, dan tertawa "Lucu ya, padahal kita satu sekolah selama tiga tahun, tetapi baru kali ini kita berbicara dengan akrab, bahkan aku sampai menceritakan rahasiaku yang putus dengan Andrew kepadamu."

Fernando juga tertawa, "Apakah aku sangat jahat terhadap setiap wanita? Hingga aku mendapat julukan pangeran berhati dingin atau pangeran es?"

"Apa kamu tidak sadar? Kamu itu sungguh cuek, bahkan waktu aku dan Novi berbicara kepadamu, kamu jarang melihat kearah kita, tidak sopan tahu hahaha.."

"Sebenarnya aku hanya menjaga jarak saja dengan gadis-gadis itu, karena mereka terlalu berisik dan mengangguku. Tetapi julukan pangeran boleh juga, hahaha.."

Merry memandang Fernando sambil meledek, "Gadis-gadis terlalu menyukaimu hingga memberimu sebutan pangeran, tetapi kamu yang tidak peka, hahaha.."

Berkat Nando, kini Merry bisa tertawa dan tidak merasa takut lagi. Mengenal sisi lain dari Merry membuat Fernando semakin ingin mengenal gadis yang barusan ditolongnya. Demikian juga Merry, yang melihat Fernando tertawa lepas sunggguh membuat hatinya semakin berdebar-debar.

"Aku akan mengantarmu pulang, rumahmu dekat dari sini kan?" Fernando berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Tidak apa-apa, aku akan memesan antar jemput online, kamu sebaiknya pulang juga, sudah malam dan mukamu.." Merry segera mengeluarkan tissue dari tasnya, "Maaf ya." dengan perlahan-lahan ia mengusap dahi dan mulut Fernando yang berdarah.

"Aw.." teriak Fernando yang kesakitan.

Fernando memegang tangan Merry dan mengambil tissue yang digenggam oleh Merry. "Terima kasih, aku akan datang ke malam hallowen, jika kamu takut, aku akan mengajakmu datang bersamaku, apa kamu mau?"

Merry sangat terkejut, "Bukannya kamu bilang tidak ikut?"

"Se..sebenarnya aku hanya malas menghadiri acara itu saja." jawab Fernando yang mulai terlihat gugup.

Merry tersenyum, "Terima kasih, tetapi apa tidak apa-apa kamu pergi denganku? Nanti kamu dihajar Andrew loh," canda Merry.

Fernando tertawa, "Apa kamu lupa siapa yang bisa mengalahkan geng tadi? Lagipula aku yang mengajakmu, dia tidak akan bisa berbuat macam-macam."

Baik Merry maupun Fernando saling bercanda, dan tertawa bersama, seakan-akan mereka lupa dengan tragedi yang barusan terjadi.

***

Sampai di depan rumah, Fernando segera berhenti, ia mengambil handphone dan melihat bagaimana wajahnya saat ini. Ibunya pasti akan bertanya mengapa wajahnya penuh luka, bagaimanapun Fernando harus memikirkan alasan apa yang harus dibuat agar ibunya tidak khawatir. Belum selesai berpikir, tiba-tiba pintu dibuka dari dalam oleh seorang pria dengan tubuh gagah dan memiliki sepasang tanduk naga.

"Sedang memikirkan apa Ndo? Mengapa tidak segera masuk?"

Melihat putera semata wayangnya yang habis berkelahi, Pak Denis langsung bertanya, "Apa yang terjadi padamu Nando?"

"Pa.. papa sudah pulang? Cepat sekali?" Jawab Nando gugup.

"Ayo cepat masuk," ucap pak Denis singkat.

"Nando, wajahmu kenapa? Mama akan ambilkan kotak P3K." ucap Ibu Fira sambil mengayuh kursi rodanya menuju dapur.

"Nando…" ucap seorang gadis muda yang berambut hitam lebat, dan memiliki kulit putih agak pucat.

"Kamu…?? Elsha?" Jawab Nando agak ragu.

"Nando jawab, kenapa kamu seperti ini?" Tanya Pak Denis.

Nando sangat tahu, ia tidak akan bisa berbohong dihadapan papanya, berbeda dengan ibunya, ia dapat berbohong tanpa ketahuan. Dengan terpaksa Nando menceritakan kejadian sebenarnya.

"Ada temanku yang diserang oleh sekelompok orang, karena kasihan aku menolongnya."

"Temanmu pria atau wanita?" Tanya Ibu Fira, sambil memberikan antiseptic pada wajah anaknya.

"Ah itu tidak penting, Papa dan Elsha mengapa secepat ini? Dan Elsha ada perlu apa kemari?" Tanya Nando yang sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Apa kamu lupa ini hari apa? Bukankah setiap tahun papamu selalu pulang pada tanggal ini, dan kali ini papamu juga Elsha akan tinggal lebih lama karena tahun ini tepat 1000 tahun umur raja. Untuk Elsha kita bicarakan besok saja, sekarang istirahatlah dulu, nak." Ucap Ibu Fira.

"Tidak apa-apa ma, Nando juga perlu tahu ini. Nando kedatangan Elsha kesini sudah jelas, untuk mempersiapkan perjodohan kalian berdua. Dan pada malam hallowen kedua orang tua Elsha akan datang kesini, papa harap kamu bisa berada disini."

Nando tidak menyangka bahwa waktunya secepat ini, tetapi ia tidak bisa apa-apa, jika ia menolak, maka keluarganya akan berada dalam bahaya. Namun disisi lain, hati Fernando sepertinya sudah menyukai orang lain, seseorang yang ia tahu tidak boleh dicintai.

"Sekolah mengadakan acara hallowen, dan akan ada acara khusus. Aku harus hadir di acara tersebut, karena ada keperluan, apakah papa bisa mengijinkanku untuk ikut acara tersebut? Setelah acara selesai, aku janji akan segera pulang."

"Tidak masalah sayang, orang tua Elsha akan datang jam 12 malam, jadi kamu bisa mengikuti acara sekolah, lagipula selama ini kamu tidak pernah mengikuti acara hallowen di sekolah." Pak Denis memeluk putera yang sangat dirindukannya.

"Tidak papa duga, kamu sekarang sudah menjadi pria dewasa, papa merindukanmu sayang."

"Aku juga merindukan papa." Mata Fernando mulai berkaca-kaca.

***

Aku tahu bahwa cinta ini adalah cinta terlarang. Cinta yang seharusnya tidak boleh terjadi diantara kita berdua. Tapi bagaimanakah aku harus bertindak? Racun cinta ini semakin lama semakin menyebar, membuatku tidak bisa hidup tanpamu, sayangku, kekasihku, nagaku.- cinta terlarang.

Selesai membaca novel, Merry memandang handphonenya.

'Mengapa tidak ada yang menanyakan kabarku?' saat sedang bersantai Merry teringat dengan kejadian tadi sore saat ia di taman. Wajah Fernando yang tersenyum telah membuat hatinya semakin berdebar-debar, tidak heran jika banyak gadis yang jatuh cinta padanya. Tetapi apakah benar ini adalah cinta? Atau hanya perasaan kagum karena Fernando telah menolongnya?

'Apakah aku dapat berharap lebih dari dia? Meskipun selama ini dia selalu dingin pada setiap wanita, mengapa juga aku begitu nyaman berada dekatnya. Hmm Fernando memang pintar mencuri hati wanita, tapi.. dia juga adalah pangeran es, setiap wanita yang menyukai dan menyatakan cinta selalu diperlakukan kasar! Sebenarnya mengapa sih dia benci sekali dengan wanita?'

Merry memandang langit-langit kamarnya, 'Tapi dia tidak benci sama wanita, waktu bola hampir mengenai Novi dia menolong Novi, jangan-jangan dia itu tipe pria yang suka menolong wanita? Apa tadi dia menolong hanya karena aku seorang wanita? Tapi.. kalau begitu mengapa ia mengajakku ke pesta dansa?'

Wajah Merry mulai memerah, 'Apakah aku dapat berharap lebih? Apa dia tipe pemalu ya? Apa sebaiknya aku coba chat dia lebih dahulu?'

Setelah setengah jam berpikir, akhirnya Merry memutuskan untuk memberanikan diri memulai percakapan lebih dahulu dengan Nando, ia mengirimkan pesan.

"Hai Nando, lagi apa? Apakah tanaman mawarnya baik-baik saja?"

Sepuluh menit berlalu dan pesannya juga belum dibaca, Merry mulai cemberut. Ditengah kejengkelannya, Fanda menelepon.

"Ada apa Fan?" Tanya Merry dengan nada datar.

"Mer, tadi saat aku kerja kelompok dengan Andrew, tanpa sengaja aku mendengar ia menelepon seseorang dan mengatakan bodoh. Ia juga bilang kalau rencananya untuk membuatmu kagum padanya gagal, apa yang Andew lakukan padamu Mer? Kamu baik-baik saja?"

Merry menghela nafas panjang dan ia menceritakan kejadian sebenarnya, termasuk bagaimana Nando datang menolongnya.

***

Malam semakin larut, Fernando sibuk dengan tugas-tugas sekolah seperti biasanya, dan ditengah kesibukannya, ada seseorang mengetuk pintunya. Fernando segera berdiri, dan melangkah membuka pintu.

"Elsha, ada apa?" ucap Fernando yang mengenakan kaos putih dan celana pendek bewarna biru.

"Ndo, bisa kita bicara?"

Fernando dan Elsha menuju taman belakang rumah mereka. Di teras belakang, terdapat dua buah kursi kecil dan sebuah meja, yang sering dipakai Nando dan mamanya untuk minum teh sambil menikmati sore hari yang indah. Terkadang tempat itu juga dipakai oleh mamanya Nando untuk bekerja. Halaman yang sangat indah, penuh dengan bunga tulip dan anggrek, sehingga seseorang betah untuk berlama-lama disana.

"Apa kabar Elsha? Sekarang kamu pasti menjadi seekor ular yang hebat."

"Bukanya kamu juga? Oh ya kamu adalah naga hahaha" Elsha menunjuk ke Nando dan mereka tertawa bersama.

"Aku disini hanya murid SMA biasa."

"Nando, kamu banyak berubah sejak terakhir bertemu, dulu saat kamu berumur sepuluh tahun, imut dan sangat lucu, sekarang kamu benar-benar berubah menjadi pangeran yang sangat tampan." Ucap Elsha sambil mengenang masa lalu.

"Dari dulu sampai sekarang aku hanyalah seorang anak campuran antara siluman naga dan manusia, tidak ada yang menganggapku sebagai pangeran di sana." Jawab Nando.

"Masa kecilmu di dunia siluman begitu berat, beruntung yang mulia ratu masih peduli dan ia menyelamatkanmu" ucap Elsha.

"Jangan pernah lupa yang membuatku menderita bukan hanya raja siluman saja," sindir Nando kepada teman masa kecilnya.

Elsha tersenyum kecut. "Ternyata kamu tipe pendendam ya? Tahun depan kita akan menikah dan tiga bulan lagi kita akan bertunangan, sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak kecil, aku baru sadar ketika kamu pergi, ternyata tidak ada satu siluman yang berhasil membuat aku jatuh hati selain kamu. Bahkan sudah ada beberapa siluman hebat yang mengajukan lamaran, tetapi aku menolak."

"Kenapa kamu tidak menerima pinangan mereka? Pasti mereka siluman hebat dan kaya, seperti impianmu waktu kecil."

"Sayangnya aku sudah dijodohkan ketika kecil, dan hatiku jatuh cinta pada tunanganku."

"Seharusnya kamu terima saja lamaran mereka dan kawin lari, mungkin dengan begitu bebanku sedikit berkurang." Ucap Nando dengan nada serius.

Elsha menatap wajah Nando yang diterangi sinar bulan, "Apakah pernikahan kita adalah beban?"

Nando tersenyum, dan balas menatap wajah Elsha, "Kita sudah sama-sama dewasa, berbeda dengan tujuh tahun yang lalu, apakah ini beban atau tidak, itu semua bukan urusanmu Elsha, aku harap saat ini kamu bisa lebih dewasa dibanding tujuh tahun yang lalu."

Elsha hanya tersenyum sinis, "Apakah aku begitu jahat padamu, hingga kamu tidak mencintaiku?"

"Tahun depan kita akan menikah, jadi lebih baik sekarang kamu belajar memasak dan mengurus rumah tangga, Elsha, kamu pasti lelah karena perjalanan jauh, istirahatlah," ucap Fernando sambil berlalu pergi.

Elsha duduk sendiri di taman, dan menghela nafas, 'Mengapa tidak ada tatapan cinta di matamu? Setelah sekian lama kita tidak bertemu, dan perjodohan diumumkan, tatapanmu masih menyatakan bahwa kamu terpaksa melakukan ini.'

***

Sampai di kamar, Nando memeriksa ponselnya, ternyata ada pesan masuk dari Merry sejak satu jam yang lalu. Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB. Ekspresi Nando yang tadi datar, berubah menjadi ceria, ia tersenyum memandang layar handphonenya.

"Mawarnya tumbuh dengan baik, setelah pesta hallowen kita akan meneliti kembali mawar tersebut. Bagaimana keadaanmu?"

Disisi lain, Merry yang sedang mengobrol dengan Fanda melihat notifikasi di handphonenya, mengetahui bahwa Fernando membalas pesannya, Merry segera mencari alasan untuk menghentikan percakapannya, dan dengan cepat membalas pesan Fernando.

"Baiklah kita akan meneliti setelah hallowen. Aku masih sedikit trauma, tapi sudah tidak masalah sekarang."

"Malam ini tidurlah dengan nyenyak."

"Oke, selamat tidur."

Setelah chatting dengan Merry, Fernando merebahkan diri dikasurnya. 'Apa ini tindakan yang tepat? Mengapa harus secepat ini?'

***

Pagi hari sekolah sibuk mengadakan persiapan pesta hallowen yang akan diadakan besok hari, sehingga kegiatan belajar mengajar dipercepat dua jam dan murid-murid bisa pulang lebih awal. Fanda menghampiri Merry dan mengajak Merry untuk jalan-jalan,

"Mer, ayo kita cari kostum untuk pesta hallowen besok?"

"Ayo, Nov kamu mau ikut?" ajak Merry.

"Boleh, apa kita akan mengenakan seragam?"

"Hai, kalian mau cari kostum, apa aku boleh ikut?" Andrew tiba-tiba datang.

Fanda dan Novi tidak berani berbicara, suasana menjadi hening. Merry masih tidak terima dengan kejadian kemarin, tetapi ia tahu Andrew orang seperti apa, karena itu dengan sikap sopan, Merry menolak ajakan Andrew.

"Maaf Andrew, ayu guys kita pulang."

"Apa aku tidak boleh hanya mengantar kalian? Aku bisa menyuruh supirku segera kesini, sehingga kalian tidak perlu repot-repot naik transportasi online, bukankah itu akan membuang uang kalian."

"Tidak perlu, dan terima kasih." Merry segera membalikkan badannya, namun Andrew dengan cepat memegang tangan Merry.

"Tolonglah Mer, ijinkan aku membantumu,"

Merry sangat marah dengan sikap Andrew, ia berusaha melepaskan tangannya dari Andrew namun genggaman Andrew yang begitu kuat membuatnya kesakitan.

"Merry, Novi lima menit lagi aku tunggu kalian di lapangan, hari ini aku ingin membahas penelitian kita. Apa kamu bisa melepaskan genggamanmu Andrew?" Tatap Fernando dengan tajam ke Andrew.

"Ah, maaf, tapi Nando bukankah ini waktunya kita bersantai, mengapa kamu terburu-buru mengerjakannya?" Tanya Andrew sambil melepaskan genggamannya.

"Itu bukan urusanmu!" jawab Fernando sambil berlalu pergi.

'Terima kasih Nando.' Ucap Merry dalam hati.

Mendengar ucapan Merry, Fernando tersenyum.

Merry dan Novi segera berlari menuju lapangan sekolah, dan disana Fernando sudah menunggu mereka.

"Aku lupa kalau hari ini ada acara, kalian pulanglah." Ucap Fernando dan kemudian beranjak pergi, tetapi langkahnya dicegah oleh Merry.

"Nando, tunggu. Kalau kamu meninggalkan aku dan Novi disini, Andrew akan datang. Aku masih takut, apa kamu bisa menolongku?"

"Ada apa Mer? Mengapa kamu takut dengan Andrew? Apa dia pernah menyakitimu? Tadi dia begitu kasar memegang tanganmu. Astaga Mer…" teriak Novi.

"Ada apa Nov?" Tanya Merry yang juga terkejut.

"Tanganmu merah.." Novi memegang pergelangan tangan Merry yang tadi sempat digenggam kasar oleh Andrew.

Melihat tangan Merry yang merah, tidak tahu mengapa hati Fernando menjadi panas dan tidak terima atas perbuatan Andrew. Fernando berpikir ia tidak mungkin membawa Mery dan Novi kerumahnya, jika papanya dan Elsha muncul bisa ketahuan semua rahasianya. Fernando kemudian memutar otak.

"Kita ke mall dengan kendaraan online, kamu bisa telepon Fanda untuk menyusul kita." Ucap Nando.

"Kendaraanmu bagaimana Ndo?" Tanya Novi.

"Aku hari ini tidak membawa kendaraan." Jawab Nando.

Tentu saja karena papanya telah pulang, maka spesial hari ini papanya mengantar kesekolah. Sebuah takdir yang tidak menyenangkan, dimana Pak Denis adalah seorang naga, dan istrinya adalah seorang manusia biasa, sehingga mereka hanya dapat bertemu setahun sekali, pada saat hallowen, persis sekali dengan cerita novel yang sering dibaca oleh Merry, yang tidak diketahui nama penulisnya.

"Baiklah," ucap Novi dan Merry setuju.

avataravatar
Next chapter