10 Sebuah Kebohongan

"Jadi gimana nih? Lu mau ngomong apa? Kayanya serius banget nih," tanya Eric.

"Iya, gua mau ngomongin masalah tentang Nesya."

"Nesya? Kenapa lagi si Nesya? Lu udah dapetin nomor telepon dia kan?"

"Iya, udah. Tadi gua juga udah jalan sama dia ke panti asuhan sama makan siang bareng."

"Asik. Gerak cepat juga lu, haha. Terus-terus, gimana nih?"

"Setelah gua jalan sama dia tadi, gua jadi makin yakin deh sama dia. Dia itu emang wanita yang baik. Dia bisa gampang akur sama anak-anak panti, terus juga sederhana banget hidupnya. Udah gitu dia jago masak lagi. Tadi pagi aja gua di buatin sarapan sama dia."

"Asik... Akhirnya sahabat gua yang satu ini sebentar lagi udah ga jomblo, haha," ledek Eric.

"Mas Ardian udah ga jomblo lagi? Sama siapa sekarang ceweknya?" Tiba-tiba saja istri dari Eric datang untuk membawakan minuman kepada Adrian dan juga suaminya.

"Kamu kepo banget si sayang. Pokoknya sebentar lagi kita bakalan kondangan nih sama Adrian, haha."

Lagi-lagi Eric menggoda Adrian kembali.

"Aamiin. Siapa pun ceweknya. Semoga dia itu orang baik ya Mas Adrian. Karena kamu kan juga orang baik."

"Aamiin."

"Yaudah aku masuk dulu ah. Maaf ya udah ganggu waktu kalian, hehe. Di lanjut aja lagi."

Kemudian istri Eric itu kembali masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Adrian dan Eric melanjutkan pembicaraannya lagi.

"Terus jadinya gimana lu sekarang sama Nesya?" tanya Eric.

"Gua udah minta izin si sama dia buat ke rumahnya. Tapi ternyata dia itu Ibunya udah meninggal. Dan dari kecil orangtuanya itu udah pisah. Sekarang Nesya sendiri ga tau Ayahnya ada dimana. Karena Ayahnya itu setelah pisah sama Ibunya, dia langsung nikah lagi. Sekarang dia cuma punya kakak kandung yang udah punya keluarga baru. Gua mau ketemu sama kakaknya minggu depan. Lu mau kan temanin gua ke sana?"

"Gila. Benar-benar gerak cepat banget lu. Salut gua. Ga sia-sia gua kenalin lu ke Caca. Yaa walaupun lu jadinya sama Nesya si, haha. Pastinya gua mau dong nemenin sahabat gua yang satu ini. Masa gua ga mau. Minggu depannya hari apa? Sabtu atau Minggu? Kalo hari kerja ga mungkin banget kan. Soalnya lu kan selalu sibuk sama kerjaan lu."

"Gua juga belum tau si hari apa. Nanti Nesya bakalan kabarin ke gua lagi katanya."

"Oh gitu. Kabarin ke gua aja kalo udah pasti. Semoga lancar terus deh ya. Dan semoga dia itu emang jodoh lu. Aamiin."

"Aamiin."

"Yaudah kalo gitu minum dulu dong. Masa ga di minum. Minuman istri gua itu enak banget loh, haha."

"Paham emang yang udah punya istri mah beda."

Setelah berbicara tentang persoalan antara Adrian dan Nesya, kini Adrian dan Eric membicarakan hal yang lainnya sambil minum-minum santai di depan rumah Eric. Masalah apalagi yang mereka bicarakan. Sudah pasti tentang masalah pekerjaan.

Setelah cukup lama Adrian dan Eric saling mengobrol, kini Adrian harus segera pulang ke rumahnya. Karena hari juga sudah mulai gelap. Sudah terlalu lama juga Adrian berada di rumah Eric.

"Gua balik dulu ya. Udah malam juga nih."

"Oke deh kalo gitu."

"Thanks banget ya udah dengarin cerita gua, haha."

"Yoi. Kaya sama siapa aja lu. Hati-hati lu di jalan."

"Oke."

Baru saja Adrian hendak pergi meninggalkan rumah Eric, tiba-tiba saja ada telepon yang masuk dari seseorang.

Drt... Drt... Drt...

"Eh ada telepon. Dari Caca."

"Yaudah angkat aja coba."

"Iya, hallo Ca. Kenapa?"

"Kamu belum juga selesai urusannya hari ini?"

"Oh iya, maaf Ca. Saya masih ada urusan ini. Bisa ga ketemunya nanti aja? Ga mungkin juga kan kita ketemu malam-malam gini. Saya juga udah cape soalnya."

"Oh gitu. Yaudah deh, ga apa-apa. Lain waktu aja."

"Iya, maaf ya Ca."

Sambungan telepon pun di matikan.

"Kenap si Caca? Ngajak ketemuan dia?" tanya Eric.

"Iya, tadi dia ngajak ketemuan sama gua. Tapi gua kan udah janjian sama Nesya duluan."

"Mending lu cepat-cepat bilang ke si Caca deh kalo lu itu ada perasaannya sama Nesya, bukan sama dia. Kasihan juga kan Caca kalo dia ngarep sama lu."

"Iya gua juga maunya kaya gitu si. Lu bantuin gua ngomong sama Caca juga ya. Besok. Bisa kan?"

"Bisa aja si. Dimana?"

"Di restoran biasa aja. Nanti gua ajak Caca ke sana."

"Oke kalo gitu."

"Oke, tahnks Ric. Gua balik dulu."

"Oke."

Kini Adrian akhirnya bisa pulang ke rumahnya tanpa ada halangan yang lainnya. Adrian sampai di rumah pada pukul 9 malam. Dan kemudian Adrian langsung bersih-bersih, setelah itu langsung istirahat di dalam kamarnya. Namun sebelum tidur, Adrian menelepon Caca untuk mengajaknya ketemuan esok hari.

"Hallo, Ca. Ganggu ga ya?"

"Engga kok. Ada apa ya?"

"Besok bisa ketemuan ga ya? Di restoran Kencana aja. Kamu tau ga tempatnya?"

"Iya, tau kok. Jam berapa?"

"Pagi aja ya. Tapi jangan terlalu pagi. Sekitar jam sembilanan aja."

"Oke kalo gitu besok aku ke sana ya."

"Iya. Makasih ya. Kalo gitu aku mau istirahat dulu. Sampai ke temu besok."

"Sampai ketemu besok juga."

Adrian langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Tidak seperti biasanya rasa yang sekarang sedang di rasakan olehnya. Rasanya kali ini Adrian merasa lelah, tetapi bahagia. Apakah ini yang di namakan cinta. Walaupun lelah, tetap saja rasanya itu sangat menyenangkan ketika bisa bertemu dengan orang yang kita suka.

Adrian terus memikirkan tentang Nesya. Adrian masih ingat dimana Nesya rela memasak untuk dirinya, dimana Nesya bersikap baik dan manis dengan anak-anak, serta kesederhanaan dirinya yang mau di ajak makan di tempat makan yang berada di pinggir jalan. Yang satu porsinya itu hanya 20.000 an saja.

Daripada kepikiran terus, Adrian memutuskan untuk menelepon Nesya. Padahal baru tadi siang dia masih bertemu dengannya.

"Hallo. Saya ganggu ga Nesya?"

"Engga kok Mas. Ada apa?"

"Ga ada apa-apa si. Kamu belum tidur?"

"Belum nih. Kamu sendirinya belum tidur?"

"Belum. Tadi saya mampir ke rumahnya Eric dulu untuk membicarakan masalah pekerjaan."

"Ohh gitu."

"Besok saya mau ketemu sama Caca. Di temani sama Eric."

"Ketemu sama Caca? Kamu mau ngapain emangnya Mas?"

"Saya mau jelasin tentang semua perasan saya ke dia dan tentang perasaan saya ke kamu. Saya ga mau nantinya kamu dan Caca jadi salah paham karena saya ga cepat kasih tau ke dia. Walaupun mungkin pahit kenyataannya bagi Caca, tapi setidaknya saya udah jujur dengannya. Sehingga dia bisa mencari laki-laki lain yang lebih baik dari saya."

"Iya si Mas. Gimana kamu aja."

"Yaudah kalo gitu sekarang tidur ya. Jangan terlalu malam kamu tidurnya. Saya tidur dulu ya."

"Iya, Mas. Selamat malam."

"Selamat malam juga."

Perasan Adrian setelah menelepon Nesya menjadi merasa lebih baik. Kini Adrian memutuskan untuk segera tidur. Besok juga Adrian harus pergi untuk menemui Caca bersama dengan Eric.

*****

"Bagus deh kalo si Adrian itu udah terlena sama gua. Ternyata gampang banget ya buat ambil hatinya. Gua itu cinta sama lu Adrian. Lebih tepatnya cinta sama harta lu, haha," ucap Nesya di dalam hatinya.

-TBC-

avataravatar
Next chapter