14 Kejahatan Nesya dan Kak Farah

Ketika Nesya sedang menikmati makanan dan minuman bersama dengan kakak kandungnya, tiba-tiba saja ada telepon masuk. Ternyata itu adalah telepon dari Adrian.

"Panjang umur. Tuh, sekarang orangnya nelepon gua. Coba ya gua bilang kalo lu itu lagi sakit. Siapa tau dia transfer duit kan ke gua. Soalnya dia itu kaya kepingin banget mau ketemu sama lu," ucap Nesya.

"Iya, iya. Lu coba aja," jawab kak Farah.

"Hallo. Iya, Mas..." Nada suara Nesya sengaja di buat sesedih mungkin.

"Hallo. Kamu kenama Nes? Nangis ya?"

"Engga kok. Aku ga kenapa-kenapa."

"Jangan bohong. Kamu kenapa?"

"Hmm, ini Mas. Sebanarnya aku lagi di rumah kakakku. Dia itu sekarang lagi sakit."

"Sakit? Sakit apa?"

"Aku juga ga tau Mas. Aku belum bawa dia ke rumah sakit."

"Kenapa ga di bawa ke rumah sakit aja langsung?"

"Gimana ya Mas. Aku ga enak bilangnya. Sebenarnya aku ga punya uang Mas, makanya aku ga bawa dia ke rumah sakit."

"Bukannya dia udah berumah tangga ya? Suaminya kemana?"

"Itu dia Mas. Suaminya itu ga peduli sama dia. Makanya kakak aku juga lebih pilih buat hubungi aku dan minta tolong ke aku. Ya karena itu. Suaminya sekarang udah ga peduli lagi sama dia. Maaf ya Mas. Aku jadi cerita kaya gini."

"Ya ampun. Iya ga apa-apa. Saya pingin banget bantu kamu, tapi saya juga ada kerjaan yang ga bisa saya tinggalin buat besok."

"Iya, Mas. Ga apa-apa kok. Aku ngertiin. Nanti juga kakak aku sembuh sendiri. Aku mau coba kompres dia dulu aja."

"Kalo ga gini aja deh. Nomor rekening kamu berapa?"

"Nomor rekening? Buat apa Mas?"

"Buat kamu bawa kakak kamu ke rumah sakit. Saya ga bisa ke sana, tapi kakak kamu juga harus di bawa ke rumah sakit. Kasihan nanti kalo dia telat di tangani. Takutnya kenapa-kenapa.

"Ga apa-apa kok Mas. Beneran deh. Aku ga enak sama kamu."

"Engga. Kamu ga boleh gitu. Kasihan kakak kamu. Ga apa-apa kok. Kaya sama siapa aja. Kan saya juga sebentar lagi bakalan jadi suami kamu. Kirimin nomor rekening kamu ya."

"I... Iya, Mas. Makasih banyak ya Mas. Maaf aku jadi ngerepotin kamu."

"Engga. Ga repot sama sekali kok. Yaudah kirimin nomor rekeningnya ya. Saya tutup dulu teleponnya."

"Iya, Mas."

Sambungan telepon pun di matikan.

"Gimana, gimana? Dia mau ya kirim uang ke lu?" tanya kak Farah.

"Mau dong... Aduh, gampang banget ya ternyata bohongin dia, haha."

"Emang deh. Ade gua ter the best deh. Hahaha."

"Iya lah. Nesya. Sebentar. Gua mau krim nomor rekening ke dia. Gua pingin tau, berapa si jumlahnya yang bakalan dia transfer ke gua."

Kemudian Nesya pun langsung mengirimkan nomor rekening miliknya kepada Adrian. Tidak lama kemudian m-banking milik Nesya memiliki pemberitahuan terbaru. Ternyata Adrian sudah mentransfer uang kepadanya.

"Gila, gila, kak. Cepat banget si Adrian transfer ke gua nya. Dan lu tau berapa yang dia transfer?" teriak Nesya dengan sangat senangnya.

"Berapa?"

"10 juta kak. Gila ga tuh. 10 juta. Gua bisa dapatin uang sebesar itu dengan cara yang sangat mudah. Ga kebayang kalo nanti gua udah jadi nyonya Adrian, haha."

"Gila. Itu mah si gaji suami gua selama 5 tahun, haha. Yaudah lah kalo gitu mending sekarang kita shopping. Jangan pelit lah lu sama kakak sendiri. Gua udah lama ga pernah shopping di mall nih."

"Tenang aja kak. Lu mau beli apa gua bakalan beliin. Kalo gitu sekarang kita langsung ke mall aja yu."

"Ayo. Berangkat. Haha."

Kemudian Nesya dan sang kakak pin langsung pindah tempat ke salah satu mall yang berada di daerah Jakarta setelah mendapatkan uang yang sangat besar dari Adrian. Nesya dan kakaknya langsung berbelanja sangat banyak hari ini. Mereka berdua berbelanja pakaian, makanan, make up, dan yang lainnya.

"Gimana kak? Enak banget ya rasanya shopping di mall kaya gini," tanya Nesya.

"Jelas. Enak banget. Sering-sering lah lu kaya gini. Bohongin Adrian aja lagi. Toh, dia juga gampang banget kan buat di tipu, haha."

"Tenang aja. Tapi gua juga harus main cantik. Ga bisa kaya gini terus. Soalnya kan gua harus terlihat baik dulu di depan dia. Nanti kalo gua udah nikah sama dia, baru gua bisa kuasai harta dia sepenuhnya."

"Yaudah lah cepetan lu nikah sama dia. Gua udah ga sabar kecipratan kaya dari lu nih, haha."

"Sabar, sabar haha. Yaudah kalo gitu kita pulang yu. Gua anterin lu pulang ke rumah. Ga jauh kan dari sini? Kita buat suami lu itu makin merasa ga berguna sebagai suami. Supaya dia nanti mau ceraikan lu."

"Engga. Ga jauh rumah gua dari sini. Oke, ide bagus. Ayo."

"Ayo."

Setelah puas berbelanja dan setelah semua uang yang di berikan Adrian habis, koni Nesya dan kak Farah memutuskan untuk pulang ke rumah kakaknya terlebih dahulu. Karena mereka berdua memiliki misi yang jahat dengan suami kakaknya.

*******

Ternyata benar, rumah sang kakak tidak jauh dari mall itu. Hanya membutuhkan waktu selama 10 menit dengan menggunakan mobil mereka berdua sudah sampai di rumahnya.

"Kamu dari mana aja? Ini anak kamu nangis terus dari tadi. Dia itu cariin kamu terus," ucap suami kak Farah yang ternyata sedang menunggu kepulangannya di depan rumah sambil menggendong anaknya.

"Aduh... Berisik banget deh. Lu ga liat ini gua habis ngapain? Gua sama Nesya itu habis shopping. Nih, lu liat belanjaan kita. Mahal-mahal dan banyak kan. Ini semua dari calon suaminya Nesya. Keren kan. Belum jadi suami aja udah bisa belanjain kaya gini. Lah elu, udah jadi suami bertahun-tahun tapi belum pernah bisa ajak gua shopping kaya gini. Makanya kalo kerja tuh yang rajin. Jangan malas-malasan."

"Selama ini kan saya selalu bekerja keras buat kamu. Buat anak kita."

"Tapi hasilnya apa? Ga ada kan. Emang lu mah kalo udah miskin ya miskin aja. Kalo lu ga bisa nafkahin gua lagi, lebih baik gua minta cerai deh sama lu."

"Astaghfirullah. Istighfar kamu. Jangan berbicara seperti gitu."

"Aduh... Udah deh kak. Jangan sok-sokan istighfar. Udah, ceraiin aja kakak gua. Gampang kan," sambung Nesya.

"Kamu ya Nesya. Jadi adik bukannya bilangin kakaknya yang benar."

"Heh. Jangan salahin ade gua ya. Apa yang di bilang sama Nesya itu benar. Emang lu nya aja yang ga berguna jadi suami," jawab kak Farah.

"Udah deh kak. Ga bakalan nyambung ngomong sama orang miskin. Kako gitu gua balik dulu ya. Nanti kita shopping lagi oke. Bye, kak."

"Oke. Hati-hati lu."

"Iya."

Kini Nesya pun kembali pulang ke rumahnya dengan menggunakan taksi yang tadi.

"Tuh kan. Gara-gara lu tau ga, dia jadi buru-buru pulang. Udah ah, gua cape, mau tidur. Lu jagain anak lu tuh."

"Astaghfirullah. Jahat sekali istri daya sendiri. Saya harus bilang ke calon suaminya Nesya bagaimana sikap Nesya di belakangnya. Kasihan kalo laki-laki baik itu hanya di manfaatkan oleh Nesya dan Farah ," ucap suami kak Farah di dalam hatinya.

-TBC-

avataravatar
Next chapter