102 Gengsi Yang Tinggi

Davina memperhatikan Ayah dan Mamahnya saat ini. Mereka berdua memang hanya saling diam-diaman saja saat ini. Pasti karena Adrian masih kesal dengan sikap Nesya tadi malam.

"Mamah sama Ayah lagi bertem lagi ya?" tanya Davina dengan polosnya.

"Kata siapa? Engga, Mamah sama Ayah ga lagi marahan kok nak," jawab Adrian.

"Kok Mamah sama Ayah diam-diaman aja si?"

"Aduh, ini anak bawel banget deh. Untung aja dia bermanfaat buat gua. Kalo engga udah gua marahin abis-abisan itu anak," ucap Nesya di dalam hatinya.

"Engga kok sayang. Mamah sama Ayah ga lagi marahan. Kan kalo lagi makan emang gab oleh sambal bicara. Kamu juga di lanjut ya makannya. Abis ini kita berangkat ke sekolah. Jangan sampai kamu telat sekolh."

"Iya Mah."

Davina pun melanjutkan sarapannya pada pagi ini. Setelah itu Davina akan berangkat ke sekolahnya.

"Udah selesai nak makannya?" tanya Nesya.

"Iya, udah Mah."

"Yaudah kalo gitu sekarang kita berangkat ke sekolah ya."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter