14 Siapa sih?

Setelah dirawat satu hari dan Kayla tidak bisa sekolah hari ini. Begitu juga dengan Gabriel yang menunggu dan menemani Kayla. Ada Lisya sang calon ibu mertua, wanita itu  yang mengurus Kayla di rumah sakit. Aleta tidak bisa datang, alasan dirinya sedang sibuk di luar kota.

Tidak masalah bagi Kayla, yang penting sudah ada kabar tentang ibunya. Soalnya kemarin ia tidak mendapat kabar dan balasan pesan dari sang ibu.

"Nginap di rumah aja, biar tante bisa ngawasin kamu." pinta Lisya,

"Kayla udah sehat Tante, jangan khawatir hehe." elaknya lembut.

"Beneran?"

"Iya tante, beneran nih."

"Kalau ada apa-apa, jangan lupa kabari Gabriel atau tante, ya." pesan Lisya, seraya memeluk Kayla.

Saat dipeluk oleh Lisya, Kayla merasakan betapa senangnya mendapatkan calon mertua seperti Lisya. Wanita lemah lembut dan hangat padanya. Kenapa dengan ibunya sendiri ia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Cewek itu menetikkan air matanya, mempererat pelukan yang sedikit merenggang. Isakkan demi isakkan membuat Lisya mengelus punggung Anak itu.

"Tante, makasih ya. Udah perhatian sama Kayla. Aku bener-bener ngerepotin Tante hiks, "

"Udah gede, cengeng banget sih." cibirnya lirih, Gabriel memutar bola matanya malas. Ia tidak tahu betapa rapuhnya hati dan diri Kayla saat ini.

"Biarin," balas Kayla,

"Ettdah, masih aja denger tu bocah." gerutunya lirih, heran dengan indra pendengaran Kayla sangatlah tajam.

Setelah puas berpelukan, Kayla mencium punggung tangan Lisya. Kayla harus pulang diantar oleh Gabriel naik mobil. Sedangkan Lisya akan mampir ke kantor suaminya.

****

Gabriel melirikkan matanya ke arah Kayla yang sedang melamun sembari menyandarkan kepalanya di jendela mobil. Entah kenapa, Gabriel ingin tahu apa yang dipikirkan Kayla saat ini. Apa mungkin Kayla sedang memikirkan dirinya? Masa ia saat berdua begini Kayla memikirkannya.

Ciaah, Ge'er lu bung!

"Ekhhem, khemm."

Kayla menoleh ke sumber suara dekheman yang membuat lamunannya buyar. Cewek itu memperhatikan wajah culas nan tampan itu. "Etsss, ganteng banget jodoh gue," gumamnya lirih. "Dekhem aja pake DAMAGE segala." lanjutnya.

"Ngomong apa lo barusan?" tanya Gabriel.

"Aku mencintaimu, sarangeo sarangeo." jawab Kayla sembari mengucapkan kata tanpa suara. Serta menyatukan jari  telunjuk dan jempol seperti bentuk love ala-ala korea atau biasa disebut finger heart.

"Ck, sinting!" responnya malas,

"Pengen sakit lagi ih, biar lo care sama gue! Kayak kemaren," ujarnya

"Bicaranya dikondisikan! Lu kira kagak repot apa ngurusin lu sakit?!"

"Becanda ih yang," 

Muach, Kayla berhasil mencium pipi Gabriel. Cowok itu melirik ganas ke arahnya. Kayla terkekeh. Kemudian menyalakan musik untuk menghilangkan jenuh.

"Dengerin lagu aaah,"

Memutar lagu favoritenya, yang ia suka bagian ini. Fuck you baby🌚

Ooh, it's like that

He ain't never leavin' or he comin' right back

I know that he need it 'cause shorty gon' bite back

And he don't want nobody else hittin' it like that

[Chorus]

Before I die, I'm tryna fuck you, baby

Hopefully we don't have no babies

I don't even wanna go back home

Hopefully you don't leave you on your own

Before I die, I'm tryna fuck you, baby

Hopefully we don't have no babies

I don't even wanna go back home

Hopefully you don't leave on your own.

Ia asik mendengarkan serta ikut menyanyikan lagu yang ia putar.

Gabriel memandang sebentar ke arah Kayla. Mengamati mata, hidung, bibir dan senyuman itu membuatnya teringat Kayla Na Angelita di masa lalu. Lagi-lagi Gabriel gagal untuk melupakannya. Jujur, Gabriel masih berharap Kayla Na Angelita hidup dan kembali bertemu dengannya.

Menebus dosa yang telah ia perbuat, iya, menyuruh Kayla kabur dan keluar. Tapi, malah gadis kecil itu hilang entah kemana.

Hem, kenapa semuanya menjadi seperti ini. Berusaha membuka hati untuk Kayla Aurellia Thabita hanya karena pelampiasan saja? Huft, Gabriel tidak mengetahui tentang perasaannya sendiri.

"Ooaaahh, yeahhh. Mmmmh mmmm yeaah mmmhh mmmmh oaaah. Mmmmh mmmh yeah. I said I said. Aseek...." Kayla melanjutkan lagunya Kai yang Mmmh. Persis kek orang mendesah.

"Fokus ke depan dong, yang!" Kayla menyadari kalau Gabriel tengah mengamatinya sejak tadi.

"Cie, yang mandangin akoh mulu. Cantik yak, duh emang iya yang." akunya sombong, super kepede'an pake banget!

Gabriel hanya memutarkan bola matanya jengah, kemudian kembali fokus menyetir. Daripada menggubris cewek itu, akan membuatnya makin pusing.

"Mampir dulu ya, soalnya ada sesuatu yang mau aku tunjukkin ke kamu." pinta Kayla,

"Apaan?" jawab Gabriel.

"Ih, ya nantilah pas udah sampe rumah,"

"Ck, lama. Gue capek!"

"Bentar doang, ya sekali-kali kek main ke rumah sekalian nginep. Mau jatah? Aku kasih kok ahahah."

"Ogah!" padahal mau banget!

****

"El, gue pulang ya. Dahhh." pamit Azura setelah mengerjakan tugas bersama di rumah Elina. Mereka tidak mengetahui kalau Kayla sakit, jadi tidak menjenguk.

"Iya. Lo ati-ati yak! Eh, pulang sama siapa?" tanya Elina.

"Ada deh, Gojek aja."

"Udah malam cuy, yakin naik gojek?"

"Ih, Elina kepo banget. Enggak, pulang bareng doi." Azura agak berteriak, karena jaraknya sudah 5 meter sama gerbang rumah Elina.

"Mana?"

"Tuh, di sana! "

Azura menujukkan jari telunjuknya ke arah tiang. Ada cowok memakai masker serta motor ninja hijau menepi di trotoar. Penampilannya cukup oke, meski duduk di atas motor Damagenya tak main-main.

"Siapa?" Elina berbisik kecil.

"Ada deh, Bye El! Good night, friend!"

"Aih, Good night too. See you!"

*

"Udah lama nunggunya?" tanya Azura.

"Enggak kok, barusan nyampe," jawab doi "Aman?" lanjutnya lagi, cowok itu ingin membuka masker hitam serta topinya.

"Jangan, langsung ke apartement aja. Capek nih,"

"Ya buruan naik,"

Azura menangkring di atas motor seraya memegang jaket cowok itu. Mau meluk, mentalnya masih ciut. Mereka berdua menuju apartement yang tidak terlalu mewah alias biasa-biasa aja. Namun, cocok untuk merebahkan dan menikmati sisa hidup di dunia bersama Doi. 💦

Sesampainya di tempat tujuan, Azura langsung masuk lift. Ini udah malam, waktunya ia merebahkan tubuhnya. Tak lupa mengandeng lengan Doi. Menyadarkan kepalanya di lengan kekar berbalut kaus hitam tipis.

"Capek banget, ya?" tanya Doi.

"Hok oh, banget." jawab Azura.

"Mau dipijit?" goda Doi

"Mau, pake banget!"

"Imbalannya, jangan lupa ya!"

"Yang ih, apaan sih."

Doi terkekeh. Kemudian merapikan poni Azura yang berantakan dan basah karena keringat.

Ting! Akhirnya sampai di lantai 8, kemudian menuju kamar 699. Ketika membuka pintu kamar, Azura berlari menuju kamar tidur dan merebahkan tubuhnya. Namun, pergelangan tangannya ditarik oleh Doi. Cewek itu tersentak kaget.

"Capekkkk, mau tidur." rengeknya manja, memasang mimik kasian pada Doi.

"Nggak ada, pokoknya mandi dulu. Bauk ih, apa mau ku mandiin?"

"Dih, emangnya aku mayat idup apah!"

"Ya makanya mandi dulu, abis mandi makan. Abis itu anu. Jatah."

"Ma tu the lessss, MALESSSS." Azura memberontak dan berlari ke ranjang empuk yang siap ia tiduri.

Doi langsung ikutan menyusul Azura, memaksanya untuk mandi. Baunya nggak ada obat sumpah, kek bangke kelas kakap!

"Mandi, atau aku mandiin?!" ujar Doi

"Mandiin hahaha." jawab Azura, tak lama setelah mendapat jawaban. Doi membopong tubuh Azura ke kamar mandi. Emmmmmm,

****

Gabriel dipersilahkan masuk ke kamar Kayla. Tidak memaksa seperti biasanya, pada dasarnya Gabriel juga ingin tahu Kayla lebih dalam lagi. Melihat-lihat foto dan banyak sekali poster-poster cowok korea. Boyband dan ala-ala barat pula.

"Beib, aku mau mandi dulu. Tunggu yah,"

"Iya."

"Mau ikut?" goda Kayla.

"Ck,"

Kayla terkekeh. Respon Gabriel sungguh menggemaskan. Menggoda cowok itu sama saja menggoda tembok. Tak ada respon baik haha.

10 menit kemudian..

Seusainya mandi, Kayla keluar kamar mengenakan piyama. Serta handuk yang tengah melilit rambutnya. Ia habis keramas. Sepi tidak ada suara, Kayla pikir Gabriel pulang begitu saja eeh ternyata cowok itu tidur di ranjang empuk tersebut.

"Pasti dia capek banget, ya udahlah selimutin aja."  ujarnya seraya mengangkat selimut untuk Gabriel.

"Terus gue tidur dimana?" gumamnya bingung, "Masa iya tidur bareng?" yang ada besok Gabriel malah ngamuk padanya.

"Hoooaaam, ngantuk!"

"Bodo amat ah, ngantuk banget."

Cewek itu tidur seranjang dengan Gabriel. Padahal ini belum larut malam. Masih jam 8 malam, melirik sebentar ke wajah tampan yang sangat ia gilai. Kayla memberi kecupan malam di bibir. Sekilas,

"Good sleep, chagiyaku😘"

Pukul 04.30 Gabriel merasakan ada sosok yang datang menemuinya membawa sebuah cambuk dan tambang. Kemudian menyeretnya sampai terbentur meja, dinding dan batu-batu. Kepalanya berlumuran darah, begitu juga dengan kakinya seperti patah.

Teriakannya tidak di hiraukan, ia melihat sosok anak kecil yang sudah terbaring lemas kepalanya banjir darah. 1 gadis kecil tengah tidur pulas bersandar di dinding. Untung saja tidak menyaksikan kejadian yang saat ini terjadi padanya.

"Hikss lepasin, tolong!!!tolong lepasin!" teriaknya, ia menangis kalau hidupnya akan berakhir seperti ini.

"Diem, atau gue cincang lo hidup-hidup!"

Aaaaaaaa! Teriaknya ketika mendapat sayatan di tangannya.

"Gabriel, sayang hei, kamu kenapa?" Kayla terlihat bingung mendapati tunangannya sedang bermimpi buruk. Cowok itu berkeringat dingin dan berkali-kali mencekal tangan Kayla.

"Kayla, Kaylaaaaaa. Kayla Na Angelita!!!"

"Kayla Na Angelita? Ha? Siapa dia?"

"Kamu dimana? Maaf, maafin aku Kayla."

"KAYLA NA ANGELITA?!!"

Gabriel berhasil membuka matanya lebar-lebar, ia langsung beranjak duduk seraya membuang nafas seperti habis lari 10 putaran. Ia tidak menyadari kalau sedang menginap alias ketiduran di kamar Kayla. Cowok itu bingung, melihat Kayla berada di sampingnya.

"Kamu mimpi buruk?" tanya Kayla.

"Minum dulu, ya." Gadis itu memberikan gelas berisi air putih pada Gabriel.

"Makasih," ucapnya setelah meneguk air putih sampai habis.

"Kayla Na Angelita itu siapa?" tanya Kayla, wajahnya sudah seperti penuh kecemburuan.

"Beri aku waktu,"

"Apa karna dia, kamu nggak bisa menerima aku sebagai tunangan kamu? Apa dia pacar kamu?" Kayla ingin mendapat penjelasan dari Gabriel. Tapi, ini terlalu memaksa cowok itu.

"Bisa diem nggak! Gue nggak tau apa yang gue mimpiin barusan!"

"Iya, maaf."

****

Gabriel buru-buru keluar dari mobil, bingung harus menjawab apa tentang mimpi dan menyebut nama Kayla Na Angelita. Sampai cewek itu merengek membuatnya pusing.

Gadis itu pun ikut keluar menyusul Gabriel yang langkahnya sangat lebar orang tinggi mah bebas.

"Dia siapa?"

"Kenapa kamu nyebut-nyebut nama dia?"

"Gabriel jawab!" Kayla masih kekeh pada pertanyaannya. Apa hubungan Gabriel dan cewek itu? Kayla berhak mendapat penjelasan dari Gabriel.

"Bukan urusan lo!" cetus Gabriel tanpa menghiraukan kecemburuan Kayla. Ia langsung pergi menuju kelasnya. Di tengah perjalanan, Gabriel bersalipan dengan Haru. Tentu, lirikkan tajam itu tertuju pada Haru. Ck, cowok brengsek itu tersenyum remeh padanya.

****

"Zaenal, ini kondom siapa?!"

Membuat Kayla, Elina dan Azura menoleh ke arah Zaenal.

Azura menipiskan bibirnya, "Anjir! Nggak primpen amat sih!" gumamnya.

Elina melongo tak percaya, otaknya langsung trepeling ke jepang "Aksjhksnshsjsh!"

"Lo anu?"

"Buk-"

"Apaan sih lo! Ini punya kakak gue, nemu  dimana sih?" ujar Zaenal.

"Tuh di tas lo, yakin punya kakak lo?" ipul memandang Zaenal penuh curiga.

"Apaan!"

"Bekas ape nih?" tanya Ipul, melihat bercak merah tepat di bagian leher depan. Sumpah, Zaenal langsung panas dingin. Kenapa coba, Ipul kepo dan jeli banget matanya.

Azura hanya diam, tidak ikut campur urusan para cowok yang tak jauh-jauh dari. Peryadongan!

Namun, Azura ingin menggeplak Zaenal yang sembrono menaruh benda rahasia pribadi. Ck, jadi?

To be continued

Komen woi komen😝

avataravatar
Next chapter