13 Aku?

Gabriel menyuruh Pak Anjay untuk membawa mobil pribadinya ke sekolah. Kemudian motor hitam kesayangannya, dibawa oleh Pak anjay ke bengkel terdekat. Untuk ganti oli😵, Gabriel sengaja melakukan ini demi Kayla. Agar cewek itu duduk dan bersandar lebih nyaman. Tapi, apalah daya dengan dirinya yang tak mampu melakukannya.

___

Gabriel mengusap wajahnya kasar, bersandar di kursi kemudi dengan pikiran yang semrawut. Gabriel memutuskan untuk mengikuti mobil Elina yang sudah melajup  cukup jauh. Pasti mereka menuju rumah Kayla, tidak ke rumah sakit.

Di tengah perjalanan, telinganya terganggu dengan deringan ponsel yang sejak tadi berisik. Gabriel melihat nama yang terdapat di layar ponselnya, ternyata Kayla. Ia langsung mengangkat panggilan itu.

"Em?"

"Kamu di mana yang?" tanya Kayla dengan nada lirih, biasanya cempreng sangat.

"Di rumah," jawab Gabriel, lagi-lagi berdusta yang padahal ia masih menyetir mengikuti mobil Elina.

"Oooh, aku kira belum pulang. Kayaknya tadi aku liat mobil kamu, aku kira kamu mungkin cuma mirip aja kali yah. Tapi plat--"

"Gue di rumah, gue ngantuk. Bye!" potong Gabriel dengan nada ketus, kemudian mematikan sambungan panggilan itu. "Huft," hanya menghela nafas panjang, apa karena takut Kayla ke-ge'eran?

Gabriel kembali fokus menyetir, tak jadi mengikuti mobil Elina. Ia menuju bengkel.

****

"Makasih ya, El. Udah nganterin gue," ucap Kayla.

"Iya sama-sama, lo masuk gih. Jangan lupa banyak-banyak istirahat, ok!"  pesan Elina.

"Iya El, dadah. Lo hati-hati yak,"

"Ok."

Kayla masuk ke dalam rumah, cewek itu merasakan kepalanya pusing dan tubuhnya sangat lemas. Tidak ada siapapun di rumah ini, sepi dan ada kulit kacang berserakan, botol miras. Kayla hanya mendengus sabar, coba saja ada pembantu pasti ada yang membersihkannya. Dan Kayla bisa istirahat.

Cewek itu menaiki tangga menuju kamar, setelah itu berganti baju dan tak lupa mengambil obat di lacinya yang rutin ia minum setiap hari. Kayla sudah ketergantungan dengan obat-obattan. Setidaknya ia merasa sedikit ringan setelah minum obat itu.

"Huffttt, pusing banget." keluhnya,

"Nelfon papa nggak ya? Kangen banget sama papa," gumamnya seraya mengambil ponselnya. "Tapi, papa lagi sibuk nggak, ya?" Kayla takut menganggu papanya yang sedang sibuk bekerja. Huft, mungkin nanti malam saja. Cewek itu turun ke ruang tamu dan membereskan sampah yang berserakan. Meski badannya lemas, Kayla berusaha menahannya. Ia harus kuat,

Setelah selesai beres-beres, Kayla memasak mie instan untuk dirinya. Lagian tidak ada sayur atau bahan untuk dimasak. Kere banget, keseringan makan mie instan juga tidak baik bagi kesehatan. Tapi mau bagaimana lagi, Kayla tidak memiliki uang untuk belanja.

"Emm," Kayla menyeruput mie kuah rasa kari ayam, rasanya aaah mantap. Perutnya bisa terisi lagi hari ini meski hanya dengan makan mie, 2 bungkus🌚. Lu mau?Sayangnya dah abis.

Karena tubuhnya masih lemas, Kayla  kamar untuk istirahat. Gadis mungil itu merebahkan tubuhnya seraya merentangkan kedua tangannya. Nikmatnya tidur di kasur empuk menikmati rasa lelahnya.

****

Matahari sudah waktunya terbenam sebentar lagi akan berganti malam. Ada sesuatu yang berbeda hari ini. Gabriel mondar-mandir di balkon kamarnya. Seperti orang kelilit utang, bingung dan resah sendiri. Sejak tadi menunggu pesan dan panggilan telfon dari seseorang. Cowok itu berkali-kali mengecek ponselnya, biasanya ia paling risih memegang ponsel yang berdering tiap waktu. Bukannya dia tenang hari ini karna tidak ada yang berisik. Dasar Gabriel! Untung ganteng🙃

Ck, Gabriel tidak bisa terus-terussan seperti ini. Cowok itu mengambil kunci mobilnya menuju rumah Kayla. Gabriel mengenakan kaus putih polos dan celana jeans pendek selutut. Tidak peduli dengan penampilan, yang penting tidak telanjang.

"Beli makanan nggak, ya?"

"Kalau beli kelamaan, duh."

"Langsung aja deh," gumamnya, kemudian mengegaskan mobilnya.

Sesampainya di depan rumah Kayla, perasaaannya mulai bimbang. Antara mau masuk atau tidak. Tapi, kenapa seperti tidak ada orang di rumah ini. Lampu belum ada yang dihidupkan, kamar Kayla pun masih gelap. Gabriel menghubungi nomor Kayla, aktif tapi tidak diangkat.

Gabriel mengetuk pintu berkali-kali, tidak ada jawaban. Tak sabar, ia langsung masuk ke dalam rumah tersebut. Sepi, gelap, Gabriel menghidupkan flash senter di ponselnya. Kemudian menuju kamar Kayla, meski tak tahu kamar cewek itu dimana. Gabriel yakin pasti ada di atas, dan biasanya ada nama di pintu anak gadis.

Benar, Gabriel berhasil menemukan kamar Kayla. Kemudian masuk, menyenteri seluruh ruangan kamar Kayla. Gabriel mendekati ranjang terdapat gadis mungil yang tengah tidur meringkuk. Kedua matanya ditutupi telapak tangannya.

Gabriel memberanikan diri untuk memegang dan memeriksa suhu tubuh Kayla. Cowok itu terkejut, merasakan betapa panasnya tubuh Kayla. Gadis itu demam tinggi. Menggoyang-goyangkan tubuh Kayla agar cewek itu terbangun.

"Kay, Kayla! Bangun."

"Emmm, kamu siapa? Tolong idupin lampunya, aku takut gelap. Plisss idupin hiksss,"  isaknya, Kayla takut kegelapan. Kalau gelap ia seperti melihat sosok yang mengerikan. Seakan sosok itu akan membunuhnya.

"Iya, tunggu sebentar." Gabriel mencari dimana cetekan lampu, kemudian ketemu dan terang.

"Gabriel, ngapain kamu di sini?" tanya Kayla, tatapan sendu itu mengarah pada sosok dingin.

"Em, tadi mommy nyuruh gue buat jemput kamu nginap di sana, gimana? Lagian lo sendirian kan?"

"Kayaknya enggak buat hari ini, besok aja ya." balasnya lesu.

"Kenapa?"

"Kasian nanti mama sendirian di rumah," dusta Kayla dengan wajah penuh ketegaran,  padahal loyo sangat.

"Kita periksa ke Dokter yuk," ajak Gabriel, membuat Kayla melongo tak percaya. Kesambet apa ni bocah? Tumben

"Mommy yang nyuruh," lanjutnya lagi dengan nada dingin.

"Emang tante tau ya, kalau aku lagi nggak enak badan?" tanya Kayla,

Gabriel terkicep, iyalah Kayla pantas menanyakan itu. Lagian bilang aja napa sih kalau lo khawatir sama Kayla😒. Kenyang makan gengsi lu! - Authorjulid.

"Ayo buruan, pakai jaket gue ini." untung saja Gabriel ada jaket di mobilnya jadi bisa dipakai Kayla.

"Tapi, ini serius?" Kayla memastikan perilaku Gabriel yang rada aneh ini. Yang biasanya cuek, dan nggak peduli sama sekali malah jadi care. Jadinya tuh Aneh.

"Ck, berisik!" Gabriel menggandeng tangan Kayla dengan lembut. Sumpah perlakuannya kali ini membuat Kayla seperti mimpi. Meski muka Gabriel nggak ada senyum-senyumnya tapi ini sudah membuatnya senang.

"Gabriel perhatian banget sama gue🥺." batinnya berkumandang.

****

Haru berada di depan rumah Kayla, cowok itu menatap rumah elit dan megah itu. Setelah melihat kedekatan Kayla dan Gabriel rasa cemburu benar-benar membakarnya. Dan malah menimbulkan sebuah permusuhan antara dirinya dan Gabriel. Aiss, Haru mengepalkan tangannya kuat, melihat Kayla digandeng oleh Gabriel lalu masuk ke dalam mobil.

Ia kira, tidak akan melihat pemandangan yang menyakitkan. Ternyata, bangsat sekali.  Apa mungkin ia kurang cepat mendapatkan Kayla? "Bangsat! Cepat atau lambat. Kayla bakal jadi milik gue!" tekadnya,

Haru mengikuti mobil Gabriel yang tengah melaju. Ia curiga mau dibawa kemana cewek pucat itu.

"Arahnya kek ke rumah sakit? Apa Kayla sakit, ya?" gumamnya bingung.

"Kenapa sih harus sama Gabriel? Kan bisa nelfon gue😑. Etdah, dia kagak punya nomer gue njir."

****

"Kata dokter, lo harus dirawat malam ini. Biar besok agak enakan badannya." ujar Gabriel, kemudian mengambil makanan yang ada di nakas. Ia berniat untuk menyuapi Kayla.

"Kenapa nggak dikasih obat aja sih? Istirahat di rumah kan bisa." rengek Kayla,

"Udah deh, nggak usah berisik!" cetus Gabriel, cewek itu hanya mengerecutkan bibirnya. Bagaimana kalau nanti Mama aleta mencarinya? Pasti Kayla akan diberi pelajaran lagi.

"Makan dulu! Buka mulut lo, cepet!" Gabriel menyuapi Kayla dengan bentakkan dari mulutnya super pedas.

Dengan senang hati Kayla langsung mangap, "Aaaem, ugh tunanganku perhatian banget." goda Kayla.

"Pamali makan sambil ngomong!" celetuk Gabriel, benar juga sih.

"Iya-iya, galak bet sih."

Flashback on.

"Kayla sakit apa dok?" tanya Gabriel, tak sabar menunggu penjelasan dari Dokter. Jadi, dia duluan bertanya.

"Kurang istirahat dan benturan di kepala Kayla sedikit menganggunya."

"Memangnya kenapa dok?"

"Maaf Gabriel, ini rahasia keluarga Om Marcel. Jadi, Saya nggak bisa kasih tau kamu."

"Oh begitu, tapi Kayla nggak papa kan?"

"Nggak papa, dia cuma butuh waktu istirahat yang cukup, dan jangan terlalu sering makan mie instans. Itu bener-bener nggak bagus buat kesehatan."

Gabriel tak menyangka kalau Kayla sering makan mie instans. Padahal keluarga Kayla sangat berkecukupan. Masa iya, makan mie instans terus? Gabriel hanya mengganggukkan kepalanya. Kemudian kembali ke ruangan Kayla.

Flashback off.

****

Spoilerrrrr,

****

"Dia siapa?"

"Kenapa kamu nyebut-nyebut nama dia?"

"Gabriel jawab!"

"Bukan urusan lo!" cetus Gabriel tanpa menghiraukan kecemburuan Kayla. Ia langsung pergi menuju kelasnya. Di tengah perjalanan, Gabriel bersalipan dengan Haru. Tentu, lirikkan tajam itu tertuju pada Haru. Ck, cowok brengsek itu tersenyum remeh padanya.

****

"Zaenal, ini kondom siapa?!"

Membuat Kayla, Elina dan Azura menoleh ke arah Zaenal. Gabriel langsung menutup telinga Kayla agar tidak mendengar ucapan kotor lagi. "Etdah, telat yang!" sentak Kayla.

Azura menipiskan bibirnya, "Anjir!"

Elina melongo tak percaya, otaknya langsung trepeling ke jepang. "Aksjhksnshsjsh!"

To be continued❤

Komen dong😍

Maksa nih wkwk

avataravatar
Next chapter