3 Sang Pangeran - Ussermaatre

"Hahhhh....."

Ilona berteriak kencang secara spontan. Tangannya sedang meronta-ronta, seakan-akan seperti orang yang ingin tenggelam dan kehabisan napas.

Semua orang disekitarnya langsung memperhatikannya, Ilona sedikit menegakkan wajahnya dan melihat sepasang kaki dihadapannya. Kaki yang besar dengan sebuah sendal dengan hiasan bunga yang mengelilingi tali dari sandal tersebut.

Ilona sadar kalau ia sedang membungkuk dihadapan seseorang, dan sebuah nampan air juga berserakan jatuh tidak jauh dari tempat ia berada.

"Nefertari! Apa yang sudah kau lakukan?" Bisik seorang perempuan dibelakang Ilona, dan ia pun sedang membungkuk dengan wajah yang ketakutan yang tertutup oleh cadar.

"Apa?? Siapa Nefertari?" Ucapnya bingung.

"Apa setiap dari kalanganmu selalu bersikap seperti ini?" Terdengar suara dari seorang pria yang bediri didepan Ilona.

Ilona menunduk mengintip dan memperhatikan kondisinya saat ini, ia sedang berada diantara anak tangga. Rambut panjangnya yang lurus menjuntai melewati bahunya. Kejutan tidak sampai disitu, Ilona juga sadar kalau dia mengenakan pakaian mesir kuno.

Pakaian atasnya hanya menutupi bagian dadanya, dan sebuah rok yang sangat tipis dan panjang ia kenakan saat itu. Beberapa aksesoris rantai emas yang kecil menjuntai pada pinggulnya. Ilona juga mengenakan cadar hitam yang menerawang, dan sebuah mahkota kecil tersemat diatas kepalanya.

"Dimana aku?" Ilona perlahan beranjak dan beridiri, "Apa kalian sedang bercanda?"

Tanyanya dengan bingung, tapi orang-orang disekitarnya juga memandanginya dengan bingung.

"Apa kau ingin mati?" Ucap Pria dihadapannya.

Ilona seketika memundurkan langkahnya, tapi ia lupa kalau ia sedang berada diantara anak tangga. Tubuhnya hampir saja terhempas, jika pria yang ada dihadapannya tidak meraih pinggangnya saat itu.

Kedua wajah itu berdekatan, Ilona sempat terpukau dengan ketampanan pria tersebut. Warna mata hijau manik, sorot matanya yang tajam, rambut hitam yang lurus dan ditata rapi. Tidak terlihat feminim, tapi justru memperlihatkan ketampanan yang berbeda.

Pahatan hidung dan dagu yang sempurna, ditambah bentuk bibir yang kecil. Pria itu sangat tampan dan memukau Ilona.

"Mmm.. maaf tapi apa kau seorang aktor? Bajumu sepertinya terlalu terbuka." Ucap Ilona dengan bodoh, karena melihat dada bidang sang pria yang hanya terbelitkan kain sutra putih.

"Jadi kau benar-benar ingin mati ya!" Jawab sang pria. Dan melepaskan pinggang Ilona, ketika ia sudah yakin dengan keseimbangan Ilona.

Wanita yang memanggil Ilona dengan sebutan Nefertari langsung menghampirinya, "Ramesses yang agung, kumohon maafkan kebodohan adikku." Sang wanita menekan kepala Ilona dengan kuat, dan membuat Ilona kembali menunduk dengan hormat.

"Ramesses yang agung... Sepertinya adikku hari ini sedang sakit. Kumohon maafkan dia, kami akan menyiapkan air suci untukmu lagi, Ramses yang Agung." Ucap wanita itu.

"Apa adik? Hei jaga bicaramu aku ini bukan..." kepala Ilona kembali ditekan dengan kuat, membuatnya semakin menunduk dengan terpaksa dihadapan pria tersebut.

"Diam kau Nefertari!! Atau kepalamu akan melayang saat ini juga." Ucap Wanita tersebut.

Ramesses memandang keji kearah dua wanita tersebut, "Kalau aku tidak memandang jasa keluarga kalian. Malam ini kalian sudah kupenggal dengan tanganku sendiri. Kali ini kalian akanku maafkan, Tapi bisa kupastikan tidak ada lain kali yang berlaku untukmu Nefertari." Ucap Ramesses sungguh.

***

Ilona masih bingung dengan apa yang terjadi, wanita yang tidak ia kenal menyeret paksa dirinya untuk menjauh dari ruangan tempat mereka sebelumnya.

"Apa kau sudah gila Nefertari!!" Teriak wanita itu kesal, dan tidak berniat untuk melepaskan genggaman tangannya.

"TUNGGU SEBENTAR!!!"

Ilona berhasil melepas paksa seseorang yang mengaku sebagai kakaknya, wanita itu terkejut melihat tingkah Ilona. "Ohh Nefertari, iblis mana yang telah merasukimu?" Wanita itu berkata.

"Pertama... Aku BUKAN NEFERTARI!!" Ilona lebih lantang dan tegas, serta memperhatikan kondisi sekitarnya. "Aku ini Ilona!!" Lanjutnya.

"kedua... dimana kita sekarang?" Ilona melihat mereka berada dijalan setapak dan sekelilingnya tampak seperti sebuah taman kecil yang indah. "Ahh.. untuk apa aku menggunakan ini. Membuatku sangat sulit untuk berbicara." Ilona melepaskan cadarnya dengan kesal.

"Aku akan kembali ke tempat penelitian, Profesor Saboru pasti sudah menungguku." Lanjut Ilona, tapi wanita itu tiba-tiba menampar pipi Ilona dengan kesal.

"KAU!!! Dimana sopan santunmu!!" Ucap sang wanita itu.

"Kenapa kau menamparku!! Aku benar-benar tidak mengenalmu! Wanita aneh!!" Bentak Ilona kesal.

"Panggil aku kakak!! Atau setidaknya kau bisa menyebut namaku, Munthy!!" Ucapnya dan kembali meraih tangan Ilona dan menyeret langkah kaki Ilona.

"Aku rasa ilmu sihir yang sedang kau pelajari benar-benar membuat otakmu tidak bisa berpikir jernih! Sekarang ayo kita keruang pengobatan!!" Perintah Munthy dan masih menyeret paksa langkah kaki Ilona.

Ilona tidak menyangka ia harus berendam pada sebuah bak rendam yang terbuat dari sebuah wadah kayu yang sangat besar. Rasa airnya sangat hangat, dan aroma wangi yang belum pernah ia rasakan. Beraneka ragam kelopak bunga juga terlihat menyebar di dalam tempat berendamnya.

Ilona berendam sambil berpikir keras, apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Hal terakhir yang ia ingat adalah ia sudah akan mati tenggelam ketika ia berada diruangan peti jenazah Ramses.

"Tunggu..." Ilona mengingat sesuatu, sedikit mengangkat wajahnya dari permukaan air.

"Bukankah tadi wanita itu menyebutkan nama Ramesses, dan memanggilnya sebagai Nefertari?" batin Ilona.

"Apa maksud semua ini...?? Tempat tadi, pakaian yang kukenakan, pria tampan itu. Semuanya tampak asli dan nyata. Tidak mungkin aku berada di..."

Munhty muncul membawa sebuah nampan berisikan cairan yang tidak Ilona tahu, apa itu?

"Bagaimana Nefertari, apa sekarang kau sudah lebih baik?" Tanya Munthy, dan mulai menuangkan isi cairan kedalam bak rendam Ilona.

"Tunggu apa yang kau tuang kedalam air rendamanku?" Ilona berusaha menghindar, tapi Munthy menekan bahunya dengan kuat.

"Ini hanya ramuan pengingat, seharusnya kau tidak perlu khawatir Nefertari. Aku sudah memperingatimu untuk tidak belajar ilmu penjelajah waktu, untung saja ayah tidak tahu mengenai ini!" Ucap Munthy menjelaskan.

"Apa ramuan pengingat.."

Ilona belum selesai melanjutkan ucapannya, tapi tangan Munthy sudah mencengram kepalanya. Dan mengeluarkan sederet kalimat yang tidak Neferrtary tidak pahami.

Cahaya berwarna jinga keluar dari tangan Munthy, seketika Ilona merasakan kehangatan yang meresap kedalam kepalanya. Dan Ilona sama sekali tidak bisa bergerak sama sekali, padahal Munthy hanya memegangi kepalanya saja saat itu.

"Munthy!! Apa yang kau lakukan padaku.." Ucap Ilona tanpa bergerak sedikitpun. Tapi Munthy tetap saja berucap dengan merapalkan mantra-mantarnya pada Ilona.

Mata Ilona langsung terpejam dengan cepat, ia kembali melihat kegelapan. Dan ia sangat takut, karena mengingatkannya akan sebuah kejadian di ruang pemakaman jenazah Ramesses.

Tapi bukan hal itu yang sedang terjadi kepadanya, Kali ini Ilona melihat gambaran yang jelas. Dia bisa melihat dirinya sendiri, tampak lebih muda mungkin saja umurnya masih berusia delapan belas tahun.

Seperti melihat sebuah film yang dipercepat, ia bisa melihat gambaran ayah dan ibunya dimasa sekarang. Dan juga Munthy kakaknya, semua itu berputar-putar jelas dipikirannya saat ini. Mesir kuno, raja mesir, dan sebuah peperangan.

"Aaaarrggghhh...." Ilona mengerang kesakitan, dan semuanya kembali menjadi gelap.

avataravatar
Next chapter