9 Pembelaan Seqenenre Untuk Putrinya

Sebilah pedang panjang dengan sinar merah menyala masih terus berada ditangan Ussermaatre, ia belum bergerak sama sekali dari posisinya, dan pedangnya masih mengarah lurus pada Ilona yang masih menunduk ketakutan.

Tangan Usermaatre tidak terlihat seperti kepanasan, padahal kobaran api terus saja menyelimuti pedang panjangnya. Seqenenre yang sudah berada cukup dekat dengan Raja Mesir tersebut, langsung saja duduk bersimpuh dengan wajah menunduk. Munthy pun melakukan hal yang sama, walaupun ia sempat melirik kearah Ilona yang sedang ketakutan.

"Aku harap kau memiliki alasan bagus untuk semua kelancangan ini, Seqenenre!" Ucap Usermaatre dengan geram, pedangnya masih terus mengeluarkan sinar merah yang sangat terang.

"Yang mulia Raja Ramesses, kumohon maafkan atas kelancangan putriku. Saat ini putriku dalam keadaan pengaruh sihir, dan sebenarnya.." Seqenenre sesaat terhenti dari ucapannya, ia tampak ragu untuk melanjutkan ucapannya sendiri.

".. dan sebenarnya kami masih terus mengobati Nefertari." Munthy mengambil alih ucapan ayahnya.

"Yang Mulia Raja, kemarin sekali Nefertari sudah kami berikan ramuan obat pengingat. Ingatannya belum sepenuhnya pulih." Lanjut Munthy.

Usermaatre hanya sedikit menurunkan posisi pedangnya, ia menoleh kearah Munthy yang sudah menegakkan wajahnya. Walaupun wanita itu belum beranjak dan masih bersimpuh dihadapan Usermaatre.

"Jelaskan! Mengapa dia bisa menjadi seperti ini!" Perintah Ussermaatre.

"Yang mulia Raja Ramesses, Nefertari sendiri yang membuat mantra pertahanan pada kolam ini. Dan membuat Siren itu tidak bisa lepas, tapi disaat yang bersamaan ternyata Siren itu juga memberikan pengaruhnya pada Nefertari." Jelas Munthy, Seqenenre melirik kearah putrinya. Dia tahu kalau Munthy sedang berbohong, tapi apakah Raja Mesir itu akan percaya begitu saja.

"Sepertinya karena itu, Nefertari menjadi sangat mudah untuk dimanipulatif oleh Siren yang telah kita tangkap dan tahan." Lanjut Munthy, dan dia menatap cemas kearah adiknya.

Ilona masih saja terdiam, ia tidak berani menggerakkan tubuhnya sama sekali. Membiarkan dirinya tetap dalam posisi terjatuh dan tersungkur diatas tanah, ditambah kedua tanganya yang menopang tubuhnya.

"Seqenenre? Apa benar seperti itu?" Tanya Usermaatre menyorot tajam pada Seqenenre.

"Benar sekali yang mulia." Jawab Seqenenre dengan cepat. Ia tahu kalau dia sudah membohongi sang raja, tapi Seqenenre harus menutupinya jika ingin putrinya bisa selamat malam ini.

Perlahan pedang dengan sinar merah dan kobaran api itu mulai memudar, bersamaan dengan Ussermaatre yang juga sudah menurunkan tangannya. Dan pedang ditangannya benar-benar raib, hilang begitu saja seperti terserap oleh telapak tangan kanannya.

"Hhmmm... berdirilah." Perintah Ussermaatre.

Munthy dan Seqenenre segera beranjak dan berdiri, sedangkan Ilona masih terlihat sangat syok dan masih saja ia berada ditanah. Belum berani untuk menegakkan tubuhnya, Munthy yang menyadarinya langsung menghampiri Ilona.

"Nefertari, apa kau baik-baik saja?" Tanyanya, tapi ia merasakan tubuh adiknya yang bergetar hebat dengan kuat. Keringat dingin masih saja muncul dari wajah Ilona.

"Kau!! Berdirilah juga!!" Perintah Ussermaatre kesal karena Ilona tidak mendengar perintah pertamanya.

Munthy sangat erat memegangi bahu Ilona, dan membantu adiknya untuk bisa berdiri. Ilona masih saja takut, bahkan ia belum bisa menjaga keseimbangannya sendiri.

"Adikku... Tenangkan dirimu!! Jangan sampai kau membuat sang Raja Ramesses menjadi marah kembali!" Bisik Munthy sangat dekat dengan telinganya.

Ilona hampir merosot dan Munthy benar-benar harus memeganginya dengan kuat, sang Raja Ramesses mendekati Ilona dan tatapannya masih terasa menusuk dengan kecurigaan yang besar.

"Seqenenre.. selama ini aku selalu mengatakan bahwa kedua putrimu tidak boleh menunjukkan wajahnya dilingkungan kerajaan. Apakah kebodohan yang dia lakukan sekarang, juga merupakan bagian dari sakit yang sedang ia derita?" Tanya Ussermaatre, pandangannya masih saja memandangi wajah Ilona.

Kali ini Ussermaatre melangkah pelan dan mengitari kedua wanita yang ada dihadapannya, kedua tangannya berada dibelakang punggungnya. Dan masih saja sang Raja mencoba mencari celah, untuk mengetahui apakah masih ada kebohongan lainnya.

"Bammm....!"

Suara dentuman yang menggaung akhirnya terdengar, dan memecah konsentrasi dari masing-masing orang yang masih berada ditaman kerajaan.

"Yang mulia Raja Ramesses...! Siren itu..!! Dia mencoba untuk melarikan diri." Ucap Kemal lantang dan menunjuk kearah permukaan kolam yang bergetar.

"Seqenenre, kalau sampai Siren itu berhasil keluar! Maka kau dan kedua putrimu akan kehilangan nyawa kalian malam ini!" Ancam Ussermaatre.

Kali ini tangan kiri Ussermaatre merentang lurus kearah depan, dan sinar merah yang berkobar kembali muncul. Munthy masih memegangi kedua bahu Ilona dengan kuat, memaksa adiknya untuk mundur dengan cepat.

Seqenenre sudah beranjak, dengan gerakan yang lihai. Pria tua itu sudah melompat keatas permukaan kolam yang masih tertutup dengan lapisan es yang tebal. Seqenenre masih terus berjalan ke tengah, dan terhenti di tempat dimana Ilona yang sempat mengeluarkan kekuatannya untuk memecahkan sihir pertahanan yang sudah dibuat untuk mengurung makhluk tersebut.

Ussermaatre pun sudah mengambil posisi dan memasang kuda-kuda, ia juga sudah melompat kearah permukaan kolam es dan. Dengan cekatan ia sudah berada disamping Seqenenre. Dari tangan kirinya sudah keluar sebuah cambuk yang sangat panjang, kobaran merah dari cambuk tersebut menyala dengan terang.

Cambuk yang sangat panjang itu perlahan muncul begitu saja tanpa diketahui. Cambuk panjang yang mengeluaran cahaya api berwarna merah, cahaya yang sama seperti pedang yang pernah Usermatre tunjukkan.

Dari balik permukaan kolam es yang tebal, terlihat ekor berwarna biru terang yang terus bergerak cepat. Ekor ikan yang besar terus mengayun-ngayun didalam permukaan es. Ternyata makhluk itu yang membuat keributan, dengan terus membenturkan ekor biru miliknya.

"Bbaammm...."

Sekali lagi ekor tersebut membenturkan pada permukaan kolam es yang terlihat semakin retak.

Suara retakan semakin terdengar jelas, sejelas kerusakan yang akan segera ditimbulkan. Seperti melihat sebuah mozaik yang tersebar dan membuat garis-garis tipis yang sangat jelas. Itulah yang terjadi pada permukaan kolam es. Setiap retakan mengeluarkan sinar kuning yang berpendar, dan Siren yang berada didalamnya menyeringai dengan senang.

"Bagaimana Seqenenre? Apakah kau bisa memperbaikinya?" Tanya Ussermaatre yang masih berdiri disampingnya, cambuknya masih terus berkobar dan bergerak-gerak layaknya seekor ular.

Mata Seqenenre menjadi terlihat cemas, ada sebuah keraguan saat melihat bagaimana Ilona sudah hampir merusak sihir pertahanan yang dibuat untuk Siren tersebut.

"Yang mulia Agung, aku akan mencoba memperbaikinya. Yang mulia lebih baik menyingkir, hamba khawatir Siren itu akan melukai Yang Mulia." Ucap Seqenenre.

"Seqenenre, kau masih terluka dan kekuatanmu belum pulih sepenuhnya! Aku akan membantumu, dan cepat perbaiki kesalahan putrimu!" Perintah Ussermaatre dengan lantang dan tegas.

Seqenenre pun tidak berniat untuk membantah ucapan sang Raja, dan mulai duduk bersimpuh diatas permukaan kolam es. Matanya mulai menatap kearah permukaan kolam es.

Siren memperhatikan dari dalam kolam, dan memperlihatkan ekornya yang panjang berwarna biru silver. Dengan seringai licik yang ia tunjukkan, Siren sepertinya ingin menggoda Seqenenre agar perhatiannya menjadi terpecah.

"Ayah..!! Biarkan aku ikut membantumu." Ucap Munthy, dan Ilona masih saja terdiam disampingnya.

"Tidak Munthy, kau tetap bersama dengan Nefertari ! Jaga dia, saat ini kondisi adikmu sangat mudah untuk dipengaruhi Siren. " Ucap Seqenenre. Dengan terkpaksa Munthy menuruti kemauan dan perintah ayahnya.

avataravatar
Next chapter