12 Kecurigaan Ussermaatre & Pengakuan Ilona

Ada aroma wangi yang baru pertama kali Ilona cium, seperti aroma bunga bercampur dengan wangi lainnya yang tidak bisa Ilona kenali. Dan aroma itu yang membuat Ilona tersadar dari tidurya, kedua matanya perlahan terbuka.

Dan hal yang pertama kali ia lihat adalah sosok wajah dengan mata hijau yang menatap lurus kearahnya. Pandangannya begitu dingin, tidak ada aura simpati yang ditunjukkan olehnya. Sang Raja Ussermaatre sudah berada dihadapannya, tangannya berada diatara wajah Ilona. Dan kemurkaan yang teramat besar, terpancar jelas dari wajah yang masih tampak memukau.

Beberapa saat sebelumnya.

Munthy langsung saja membungkuk dengan hormat, ketika Ussermaatre sudah masuk kedalam ruang pengobatan – tempat dimana Ilona sedang diberikan perawatan.

"Hormat hamba untuk Yang Mulia Raja Ramesses." Ucap Munthy. Dang sang raja hanya melewatinya begitu saja, tanpa membalas ucapan Munthy. Langkah kakinya langsung saja mengarah pada tempat tidur, tempat dimana Ilona berada.

"Apa anda sedang mencari ayahku, Yang Mulia? Karena ayah sedang berada ditaman kerajaan, dan menyempurnakan mantra pertahanan untuk makhluk itu." Jelas Munthy tanpa diminta.

"Aku tidak mencarinya, tapi aku mencari dia." Tunjuk Ussermaatre pada Ilona yang masih berbaring.

"Ada apa? Anda mencari adikku Yang Mulia Raja? Nefertari masih dalam pengobatan, dan aku harap..."

"Apa kau berani melarang seorang Raja Mesir untuk berada ditempat ini?" Potong dan Sindir Ussermaatre langsung. Suaranya yang tegas dan berat membuat Munthy terdiam, dan tidak berani untuk membantah.

Ussermaatre sudah berada dekat dengan tubuh Ilona, memperhatikannya dengan wajah teramat serius. "Sudah berapa lama ia tertidur?" Tanyanya, dan Munthy melirik heran kearah sang Raja.

"Sudah hampir dua hari ini ia tertidur, sepertinya pengaruh dari Siren tersebut cukup kuat." Jawab Munthy dengan hati-hati.

Ussermaatre merentangkan lurus kedua tangannya, berada diantara wajah Ilona.

"Kenapa?"

"Kenapa? Apa maksud anda Yang Mulia Raja?" Tanya Munthy yang masih belum mengerti.

"Kenapa Siren itu bisa dengan mudah mengendalikan Ilona? Dia bukan penyihir yang lemah bukan?" Ussermaatre memperjelas pertanyaannya. Munthy belum berani untuk langsung menjawab pertanyaan sang raja, ia harus memilih kata-kata. Jika tidak maka raja akan menaruh kecurigaan besar pada Ilona.

Beruntung bagi Munthy karena pembicaraan mereka berdua teralihkan, karena Sang Raja memperhatikan bola mata Ilona yang berkedut. Dia tahu kalau Ilona, akan segera terbangun saat itu.

Ilona sudah sangat jelas membuka kelopak kedua matanya, memadangi dengan terkejut. Karena sepasang mata hijau, menyorot tajam langsung kearahnya. Segera saja ia menegakkan tubuhnya, dengan wajah yang masih terlihat panik dan pucat.

"Kau sudah terbangun?" Usermaatre menegakkan tubuhnya, melipat rapat kedua tangannya.

"Acchh...." Ilona mengerang sakit seraya memegangi kepalanya. "Dimana aku?" Sepertinya Ilona lupa kalau saat ini ia berada di Mesir, dan menjadi seorang Nefertari.

"Apa yang kau katakan barusan?" Ussermaatre kembali mendekat kearah Ilona, memegangi dagu Ilona dengan wajahnya yang semakin mendekat. "Nefertari, apa kau lupa kesalahan apa yang sudah kau lakukan semalam?" Ucap Ussermaatre, dan belum melepaskan dagu Ilona.

"Nefertari?" Ucap Ilona yang masih bingung.

"Yang Mulia Raja, sepertinya Nefertari masih dalam keadaan tidak sehat. Sebaiknya saat ini, Nefertari harus melanjutkan pengobatan, dan Yang Mulia Raja juga bisa..." Salah satu tangan Ussermaatre merentang lurus kearah Munthy, membuat langkah kakinya terhenti.

"Bisa kau tinggalkan kami berdua? Aku masih memintamu dengan baik Munthy." Perintah sang raja.

Ilona memperhatikan Munthy yang menatapnya dengan cemas, dan setelah beberapa saat mencerna wajah Munthy. Barulah Ilona tersadar, dengan keadian aneh yang menimpanya belakangan ini.

"Ahh.. " Ucap Ilona dengan gelisah. Ketika Munthy sudah melangkah mundur, dan menggeleng perlahan pada Ilona. Anehnya disaat yang bersamaan, sepertinya Ilona bisa mendengarkan suara Munthy dalam pikirannya.

"Jangan katakan... Apa yang tidak bisa kau jawab dan jelaskan." Munthy mengirimkan pesan pada pikiran Ilona. Dan setelahnya ia benar-benar berlalu, meninggalkan Sang Raja dan Ilona dalam ruangan tersebut.

Kedua mata itu saling memandang kembali, dan Ussermaatre tiba-tiba saja duduk pada tepi tempat tidur. "Aku tahu kakakmu, baru saja berbicara denganmu bukan? Aku tahu kalian bisa bertelepati?" Ucap Ussermaatre.

Tangannya masih memegangi dagu Ilona, dan memiringkan wajah Ilona. Seperti sedang mengamati setiap sisi wajah Ilona, yang mungkin saja mencurigakan.

Ilona masih mengingat pesan yang dikirimkan oleh Munthy, dia pun hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan sang Raja. "Mengapa kau hanya terdiam? Apa kau tida bisa menjawabnya Nefertari?"

"Apa yang siren itu katakan padamu?" Tanya Ussermaatre semakin curiga, dan sudah melepaskan pegangan dagu Ilona. Tapi tubuh sang Raja terus saja mendekat, dan Ilona berusaha untuk menjaga jarak. Hanya saja, Ilona lupa kalau dia masih berada ditempat tidur. Dan percuma saja, dia tidak bisa melarikan diri.

"Yang Mulia Raja, maafkan hamba tidak mengerti ucapanmu." Jawab Ilona dengan takut.

"Apa yang kau lakukan ditaman kerajaan, bukankah sudah ada larangan. Hanya boleh aku dan Seqenenre yang berada disana? Dan kenapa kau masih berani berada disana?" Tanyanya lagi. "Apa yang sebenarnya sedang kau sembunyikan?"

"Aku tidak menyembunyikan apapun, dan aku berkata yang sebenarnya." Ucap Ilona dengan jujur.

"Aku tidak percaya dengan perkataanmu Nefertari, bahkan aku sudah berbicara dengan Pinguicula. Dia pun merasakan ada hal yang aneh dengan dirimu. Kau seperti bukanlah dirimu." Perkataan Ussemaatre langsung membuat wajah Ilona menjadi panik.

Ussermaatre mengangkat tangan kirinya, telapak tangannya sudah terbuka disamping wajah Ilona. Cahaya merah menyala yang berputar pelan muncul, dan dengan sengaja ia dekatkan pada wajah Ilona.

"Ada banyak cara agar bisa membuat kau berbicara, dan aku tidak peduli dengan kau yang masih dalam kondisi tidak sehat. Asal kau tahu Nefertari, aku bukanlah seorang raja yang memiliki belas asih. Terutama pada kaummu, yang sudah mengkhianati Dewa Ra." Ancam Ussermaatre.

"Jadi ini semua tergantung denganmu, apa kau akan berbicara dengan jujur? Atau kau tidak sayang dengan nyawamu sendiri? Nefertari?" Seringai tipis muncul pada wajah Ussermaatre.

Sang Raja tampak serius dengan ucapannya sendiri, dia semakin mendekatkan cahaya merah itu pada wajah Ilona. Dan wanita itu menatap dengan ngeri, bibirnya ia kulum dengan cemas. Ilona bisa merasakan panas yang mungkin akan membakar wajahnya dengan cepat.

"Aku bukan Nefertari! Aku bukan Nefertari." Ucap Ilona lantang, dan menutup wajahnya dengan panik.

Ussermaatre langsung mengatupkan telapak tangannya, dan cahaya merah itu langsung saja menghilang. "Apa kau bilang barusan? Kau bukan Nefertari? Jelaskan apa maksudmu?!" Ussemaatre kesal, dan dia memegangi kedua bahu Ilona dengan kuat. Membuat guncangan, dan semakin sangar menatap Ilona yang sudah dengan cepat terlihat panik.

"Aku bukan Nefertari...!! Namaku Ilona, bahkan aku tidak tahu mengapa aku bisa berada ditempat ini." Jelas Nefertari, dan matanya yang mulai berkaca-kaca. Mulai merasakan ketakukan dan kebodohan atas pengakua yang telah dia buat.

"Kumohon... Percayalah padaku Yang Mulia Raja. Aku bukanlah Nefertari, aku datang jauh dari masa ini. Dan aku sama sekali tidak tahu apapun, termasuk dengan makhluk biru besar yang seperti ikan duyung itu." Ucap Ilona dan mulai menangis ketakutan.

"JADI SIAPA KAU SEBENARNYA!! TERNYATA SELAMA INI KELUARGA SEQENENRE SUDAH MENCOBA UNTUK MENIPUKU!" Suara Ussermaatre terdengar sangat lantang, geram dan sangat kesal.

avataravatar
Next chapter