11 Bertarung dan Melawan Siren

Sang Siren masih terus bermetamorfosa, dan ia masih terus menjerit dengan kencang. Sepasang kaki biru yang besar sudah mulai membentuk, dan belum benar-benar sempurna .

Sedangkan Ilona masih terus dalam pengaruhnya dari sang Siren, makhluk itu telah berhasil memegang kendali atas diri Ilona.

"Nefertari!!" Teriak Munthy, tapi tetap saja Ilona tidak menghiraukan panggilannya.

Kali ini Ilona sudah berhadapan dengan Munthy dan siap meluncurkan serangan kepada saudaranya sendiri. Seperti bola api berwarna biru dan merah yang keluar dari tangan Ilona, terhempas dan keluar begitu saja tanpa ada keraguan

Tapi Munthy yang mengetahuinya berhasil menghindari serangan Ilona dengan cepat. Bola api itu menghantam salah satu pohon rindang yang langsung terbelah menjadi dua.

Dan setelahnya suara "byur.." terdengar dari permukaan kolam.

Ternyata sang Raja Ramesses meloncat tinggi dari permukaan kolam, tubuhnya terlihat basah kuyup dan pandangannya menatap kesal kearah Siren yang sudah hampir sempurna melakukan metamorfosa.

Ilona langsung saja melihat kearah sang raja, dan ia bersiap-siap untuk menyerang sang raja kembali. Ilona saat ini layaknya seorang pengawal yang melindungi Siren, tangannya sudah mulai mengeluarkan cahaya biru yang lebih besar dari sebelumnya.

"Nefertari..!!" Teriak Munthy.

Munthy memutar tangannya dengan gerakan mendayu, titik-titik air yang banyak muncul keluar dari permukaan kolam menghampiri Ilona.

Munthy seperti sedang memanggil air untuk mendekat kepadanya dengan gerakan tangan Munthy yang terus berputar-putar.

Air masih berputar-putar dengan cepat dan mulai membuat bulatan pusaran bola yang besar layaknya gelembung balon yang besar.

Tepat ketika Ilona akan menyerang sang Raja Ramesses, bulatan bola air yang besar sudah menyerang tubuh Ilona. Dan mengurungnya dalam jebakan bola air yang dibuat oleh Munthy.

Ilona berusaha kuat untuk melepaskan diri dengan menghancurkan pertahanan yang dibuat oleh Munthy.

Berkali-kali tangannya terlihat mengeluarkan kilatan cahaya biru, yang ingin menhancurkan bola air raksasa buatan Munthy. Dan tentu saja bola air raksasa tersebut masih dalam keadaan utuh - untuk sementara.

"Raja Ramesses, kumohon ikat adikku dengan cambukmu. Karena hanya itu yang bisa membatasi pergerakannya." Teriak Ilona.

"Tapi.. Siren itu??!!" Sang Raja seperti tidak menyukai usulan dari Munthy.

"Aku masih bisa menanganinya, Raja Ramesses maafkan hamba! Tapi ini bukan saat yang tepat untuk kita berdebat." Munthy langsung saja menghempaskan tubuh Ilona yang berada dalam kurungan bola airnya.

Bola air itu langsung saja pecah, dan tubuh Ilona langsung terhempas. Tapi dengan cepat cambuk sang Raja Ramesses meraih tubuh Ilona, melingkar erat pada pinggang Ilona.

Ilona masih terus membuat perlawanan, tapi sang Raja Ramesses juga terus mengalirkan energi dan kekuatannya. Alhasil yang terjadi Ilona malah semakin terjerat dengan cambuk milik sang Raja Ramesses.

Munthy bergerak mendekati Siren yang sudah lengkap memiliki sepasang kaki biru, Makhluk itu baru saja ingin berlari dengan kencang. Sampai akhirnya Munthy kembali membuat bulatan air yang sudah membesar dengan cepat.

Bulatan air raksasa sudah menyerang tubuh Siren, makhluk itu tampak tidak senang dan kembali menjerit dengan nyaring dan kesal. Setiap sisi bulatan air bergetar disertai gemiricik air yang timbul karena lengkingan dari suara Siren.

Makhluk itu benar-benar mengamuk, suaranya sangat memekakkan telinga. Untuk manusia biasa pasti sudah mati jika mendengarnya, seperti yang terjadi pada Kemal.

Pria itu sudah terpakar diatas tanah, dan untung saja Seqenenre masih kuat untuk memberikan perlindungan pada kemal. Kabut tipis berwarna biru dengan kerlip putih membuat benteng yang melindungi Seqenenre dan Kemal.

Tangan sang Raja bergetar dengan hebat, selain harus menahan lengkingan dari Siren. Sang Raja Ramesses juga harus sekuat tenaga untuk tidak mengurangi kekuatannya pada jerat cambuk yang masih mengikat tubuh Ilona, karena Ilona masih saja terus meronta dan membuat perlawanan.

"Hahh... Siren ini cukup kuat, aku bisa kehilangan seluruh tenagaku." Ucap Munthy dan masih terus membuat bulatan air raksasa yang terus ia tambah. "Ayah.. apa kau masih bisa membuat mantra pertahanan ." Teriak Ilona.

"Asalkan kau membantuku untuk menahannya." Sahut Seqenenre, salah satu tangannya ia hempaskan keatas kepalanya, dan membuat celah agar dia bisa keluar dari benteng kabut asap. Seketika celah tersebut tertutup kembali, ketika Seqenenre berhasil keluar. Dan kembali tertutup untuk melindungi Kemal yang masih tidak sadarkan diri.

"Cepat kau lakukan sekarang! Seqenenre! Aku sudah sangat bersabar untuk tidak membuat putrimu mati saat ini." Ussermaatre melirik kearah Ilona yang saat ini sedikit melayang dari permukaan tanah, dan tetap memberontak dengan kuat.

Bola air raksasa yang berisikan Siren dan melayang diudara perlahan digerakkan oleh Munthy, ia mulai mengarahkan makhluk itu untuk kembali pada kolam yang sebelumnya sudah mengurungnya.

Siren yang mengetahui rencana Ilona, semakin membuat perlawanan. Berkali-kali ia menjerit dengan kuat, dan Munthy hampir saja kehilangan kendalinya.

"Ayah.. bersiap-siaplah." Munthy sudah meletakkan siren tersebut kedalam air yang berada di kolam yang sangat besar. Tapi bulatan air raksasa belum lepas dan masih mengurung sang makhluk Siren.

Air terus saja bermunculan ketika bulatan air raksasa sudah berada dipusat, angin terbentuk akibat bulatan air raksasa yang mengurung Siren, berputar degan cepat. Seqenenre sudah berada dekat dengan sisi kolam.

"Munthy bertahanlah! Ini akan membutuhkan waktu dan akan menguras energimu." Seqenenre berusaha memperingati putrinya,

"Baik ayah!!" Jawab Munthy. Kedua tangannya masih merentang lurus dihadapannya, dan perlahan kedua telapak tangan kanannya menyatu dengan membuat segitiga.

Energi yang lebih besar kembali dirasakan, angin yang terasa juga semakin kencang. Seperti ada angin puting meliung yang tiba-tiba hadir diantara mereka.

Rambut Seqenenre yang berwarna putih melayang-layang diudara, dan dia sudah duduk bersimpuh di sisi kolamnya. Kedua tangannya menyeret halus permukaan tanah, dan air yang tadi berhamburan keluar kembali tertarik dengan cepat. Mengikuti gerakan tangan Seqenenre yang mengarahkan pada kolam besar.

Setelah semua air kembali pada tempatnya, hal ajaib berikutnya terjadi ketika Seqenenre mulai merapalkan mantra lainnya. Bibir tipisnya terus mengucapkan sesuatu, dan tangannya sudah tidak lagi menyeret tanah.

Kedua tangan Seqenenre memegangi permukaan air, dan mulai berasap saat mantra pertahanannya sudah ia rapalkan.

Dari kedua telapak tangan Seqenenre yang mengeluarkan asap, terlihat air yang mulai membeku disekitarnya. Perlahan-lahan dan pasti semakin menyebar, dan terus membuat permukaan kolam es yang membeku.

Seperti melihat hantu es yang berjalan dengan merambat diatas permukaan kolam, Setiap sisi kolam mulai membeku dan anehnya hanya permukaan saja. Didasar sana air masih terus menggenang dan berombak kencang dengan bulatan air raksasa yang masih mengurung sang Siren.

Permukaan kolam yang membeku mulai menyatu dengan membentuk lingkaran es yang semakin lama semakin menutupi. Munthy masih terus berusaha kuat, walaupun wajahnya sudah semakin pucat dan pandangannya yang mulai kabur.

"Ayah.." Panggil Munthy dengan lemah, "Cepatlah.. aku rasa aku tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi." Lanjut Munthy.

Seqenenre tidak membalas ucapan putrinya, dia masih terus merapalkan mantranya dan terus membuat permukaan kolam menjadi es.

"Munthy!! Bertahanlah!" Teriak Raja Ramesses, melihat Munthy yang mulai kehilangan kendalinya. Sang raja sendiri merasa cemas, jika dia melepaskan Ilona – Nefertari. Maka itu bukanlah ide yang bagus, melihat bagaimana kekuatannya yang masih dalam pengaruh dari Siren.

"Munthy... Lepaskan sekarang! Dan kalian semua mundurlah..!!" Perintah Seqenenre, dan sudah beranjak dan bangun.

Munthy langsung melepaskan pertahanannya dan bulatan air raksasa tersebut sudah pecah dan buyar seketika. Siren yang menyadari ada celah dan peluang untuk melarikan diri, sudah bersiap-siap untuk kembali melompat. Karena permukaan kolam yang masih belum tertutup dengan sempurna oleh sihir es milik Seqenenre.

Tangan Seqenenre sudah terangkat tinggi dan seperti sedang menggapai sesuatu yang tidak bisa lihat.

Angin bertekanan kuat langsung muncul diatas permukaan kolam, yang masih memiliki celah. Siren kembali jatuh kedalam dasar air, ketika angin besar itu dengan kuat menekan tubuhnya untuk tidak keluar dari kolam besar dan dalam.

Dan pada akhirnya permukaan kolam es tersebut tertutup dengan sempurna, dan angin besar yang muncul sudah hilang seketika - tepat ketika Seqenenre sudah melemaskan kedua tangannya.

Disaat yang bersamaan Ilona juga sudah tidak memberontak, perlahan sang Raja sudah menurunkan cambuknya dan membiarkan Ilona terkapar diatas tanah. Ilona sendiri belum tersadar dan masih memejamkan matanya.

Munthy langsung duduk merosot dengan lemah, terbatuk dengan kuat bercampur dengan darah segar mengalir melewati mulutnya. Dia benar-benar dalam kondisi yang memperihatinkan, dan Seqenenre langsung menghampiri Munthy dengan khawatir dan cemas.

avataravatar
Next chapter