8 Bab 8 Tamu tak di undang

Setelah selesai belanja. Ethan segera mengantar Luna pulang karena wanita hamil itu mulai mengeluh kelelahan.

Sekembalinya dirumah. Ethan meminta Luna untuk istirahat saja. Sedangkan dia akan ke kantor karena ada urusan penting.

Saat ini Luna sedang duduk bersantai di sofa ruang tamu seraya memakan camilan yang tadi dia beli di mall. Di dalam Rumah itu tampak sepi. Hanya ada dia. Dan satu asisten rumah tangga. Sedangkan pekerja kebun dan lainnya di luar.

TINGG TONGG

Suara bel berbunyi. Luna yang sedang istirahat malas sekali membuka pintu.

"Mbak Ira. Bukain pintunya. Saya lagi capek banget!" Pinta Luna pada Ira sang asisten rumah tangga.

Ira segera membukakan pintu. Terlihat Edward masuk dengan menenteng plastik berisi buah-buahan.

"Ini buah. Nanti kasih ke Luna" ucap Edward seraya menyerahkan olastik itu kepada Ira.

"Iya tuan" balas Ira seraya mengambil plastik isi buah itu lalu membawanya ke dapur.

Edward segera menghampiri Luna mendudukkan dirinya di sofa dekat Luna. Luna yang masih sakit hati pada Edward langsung memalingkan wajahnya.

"Kenapa kesini. Ethan tidak ada"ucap Luna dengan nada ketus.

Edward menghembuskan nafasnya kasar seraya menatap mantan kekasihnya itu, "justru jika Ethan tidak ada, Kita bisa bicara berdua saja"

"Mau bicara apa?" Tanya Luna dengan nada ketus tanpa menatap Edward.

"Aku ingin menjelaskan soal hubungan kita"jawab Edward lirih, KarenaTakut kalau ada yang mendengar.

"Hubungan kita. Apa maksudmu hubungan kita. Kan kamu yang sudah meninggalkanku demi Viona itu"sindir Luna.

"Iya aku tau aku salah. Tapi aku melakukan itu karena terpaksa"

"Terpaksa atau tidak. Kamu sudah menyakitiku Ward,"ucap Luna dengan nada sendu. Matanya berkaca-kaca mengingat saat Edward tiba-tiba meminta mengakhiri hubungan mereka.

Flashback on

Luna duduk di sebuah restoran menunggu kedatangan Edward. Sudah beberapa hari tidak bertemu membuat Luna antusias ingin segera menatap wajah kekasihnya itu.

Hingga beberapa menit menunggu, akhirnya Edward datang dan segera mendudukkan dirinya di kursi.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Edward dengan tatapan datar. Tidak biasanya Edward seperti itu. Biasanya dia tampak ceria ketika bertemu dengan Luna. Tetapi tidak untuk malam ini.

"Baru beberapa menit," jawab Luna seraya melemparkan senyum manisnya.

"Aku tidak bisa  berlama-lama disini. Ada urusan yang harus ku selesaikan,"

"Lalu kenapa mengajakku bertemu jika hanya sebentar?" Tanya Luna dengan menatap kesal Edward

"Maaf Luna. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita," ucap Edward dengan tatapan sendu.

Luna menarap Edward tidak percaya. Karena dia merasa tidak ada masalah sedikitpun. Kenapa tiba-tiba Edward minta putus.

"Jańgan bercanda Ward. Ini tidak lucu" ucap Luna seraya tersenyum tidak percaya.

"Aku serius Luna. Cari saja lelaki yang lebih baik dariku. Maaf. Aku harus pergi sekarang" Edward segera beranjak dari duduknya. Dia hendak pergi, namun Luna segera mencegahnya dengan menarik tangan Edward.

"Apa alasannya. Jelaskan. Kamu tidak bisa seenaknya memutuskan hubungan kita. Apa kamu tidak mengerti perasaanku. Aku sayang kamu Ward," ucap Luna dengan mata berkaca-kaca. Dia sangat mencintai Edward. Sudah dua tahun mereka menjalin hubungan. Edward lah yang menemani Luna dari awal menjadi model hingga terkenal.

"Aku tidak bisa memberitahumu. Maaf Luna. Lepaskan aku. Aku harus pergi" Edward menyingkirkan tangan Luna dari lengannya, lalu dia segera pergi meninggalkan Luna.

"Apa salahku. Kamu jahat sekali Edward"gumam Luna dalam isak tangisnya. Tanpa peduli di perhatikan pengunjung lainnya. Bahkan ada yang memotretnya saat menangis dan menyebarkan ke media sosial karena dia seorang model yang sedang naik daun.

Setelah malam itu. Luna menjalani hari-harinya tanpa semangat. Bahkan Shandra sampai bosan melihat adiknya terus menangisi lelaki yang sudah meninggalkannya begitu saja tanpa alasan yang jelas. Luna bahkan terus berpikir apa kesalahan yang dia lakukan hingga Edward mengakhiri hubungan dengannya.

Hingga suatu malam. Luna menghadiri o

Pesta lajang sebelum pernikahan Vira, sahabatnya. Malam itu Luna terus teringat pada Edward. Dia berharap bisa menikah dengan Edward seperti Vira dan David.

Vira yang doyan minum alkohol mengajak Luna minum juga supaya dapat menenangkan dirinya dan melupakan Edward walau hanya sejenak. Saat itu Luna menolak. Tetapi Vira terus memaksanya hingga habis beberapa gelas.

Saat Luna sudah mulai pusing. Vira di panggil keluarganya untuk membahas masalah resepsi pernikahannya besok. Vira terpaksa meninggalkan Luna sendiri dalam keadaan mabuk hingga Luna kembali ke kamar hotel yang salah dan malah bertemu Ethan. Ethan yang mirip dengan Edward membuat Luna yang sedang mabuk tanpa sadar melakukan hubungan di luar batas.

Flashback off

"Aku terpaksa menikah dengan Viona untuk menyelamatkan perusahaanku. Ayahnya akan membantuku jika aku menikahi Viona. Karena Viona menyukaiku" jelas Edward.

"Sudah lah Ward. Semua sudah berlalu. Aku sudah menjadi istri adikmu. Kamu lihat sendiri. Akupun sedang mengandung anaknya. Lebih baik kamu pergi sekarang!" Pinta Luna seraya menatap kesal Edward.

"Aku akan selalu menunggumu untuk kembali bersamaku Luna." Ucap Edward lalu segera beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan Luna.

avataravatar
Next chapter