4 Bab 4 Harus Nikah

Shandra yang sudah sampai di kantor terpaksa kembali lagi ke apartemennya untuk mengambil berkasnya yang tertinggal di kamarnya. Dia segera memasuki apartemennya, namum langkahnya terhenti saat melihat seorang lelaki tampan sedang duduk di sofa.

"Siapa kamu?" tanya Shandra seraya mengernyitkan dahinya menatap lelaki itu. karena setahunya Luna tidak punya pacar dan jarang membawa lelaki ke apartemen tanpa seizinnya.

"saya Ethan,"jawab Ethan seraya tersenyum ramah, namun senyum itu memudar ketika mendengar teriakan dari arah kamar mandi.

"TIDAKKKKK"

"Luna"Shandra segera bergegas menuju kamar mandi di ikuti oleh Ethan yang juga panik karena Luna berteriak.

Shandra spontan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak di kunci. Terlihar Luna sedang duduk bersandar di tembok dan menangis menatap benda kecil di tangannya.

"Kamu kenapa Luna?" tanya Shandra seraya berjongkok di depan Luna, lalu dia mengambil benda kecil itu dari tangan Luna."Tespek, garisnya dua. kamu hamil," Shandra memicingkan matanya pada Luna.

Luna mengangguk dengan isak tangisnya.

sedangkan Ethan yang berdiri di belakang Shandra hanya terdiam tercekat, dia menelan salivanya sendiri "Kami baru sekali melakukannya, dan saat itu dia masih Virgin" batin Ethan seraya menatap Luna yang sedang menangis.

"Astaga, bagaimana jika ayah mengetahui kabar ini, aku akan di anggap tidak becus menjagamu," Shandra menatap kecewa Luna, padahal dia sudah di wanti-wanti oleh ayahnya supaya menjaga Luna baik-baik, "Ayo sekarang ke kamar, kamu pasti lemes," Shandra menuntun Luna menuju kamarnya lalu mendudukkan Luna di ranjangnya.

Shandra menatap Ethan yang sejak tadi mengikutinya, "Apa kamu yang menghamili adikku?" tanya Shandra menatap curiga Ethan, sedangkan Luna hanya diam tertunduk. Yang dia pikirkan adalah karirnya akan meredup ketika dia sudah menikah, bahkan hamil, tubuhnya akan menjadi gendut.

"I ..iya kak, kami tidak sengaja melakukan itu," Jawab Ethan gugup.

PLAKKKK

Tamparan dari Shandra mendarat di pipi Ethan, "Kenapa kamu bisa melakukan ini, dan sekarang Luna hamil," Shandra menatap tajam Ethan yang hanya terdiam karena merasa bersalah.

"Ini karena aku salah masuk kamar kak"ucap Luna mulai membuka suara, lalu Shandra menepuk jidatnya sendiri karena pusing. lalu dia mendudukkan dirinya di samping Luna.

"Kita harus membahas masalah ini dengan keluarga" ucap Shandra. Lalu segera mengambil ponselnya di tas kecilnya yang dia bawa. Dia hendak menghubungi ayahnya.

"Jangan kak, aku takut, aku pasti dihajar ayah," cegah Luna dengan tatapan sendu.

"Lalu apa maumu Lun,?" tanya Shandra menatap bingung adiknya. baginya walaupun Luna sudah 22 tahun, Luna tetaplah gadis kecil yang harus dia jaga.

"Aku akan menikahinya," timpal Ethan.

"Iya kamu memang harus menikahi adikku, tapi kan harus rundingan dari kedua belah pihak keluarga," ujar Shandra seraya menatap kesal Ethan.

"Kakak kan juga mau nikah"gumam Luna saat ingat Shandra juga akan menikah sebentar lagi.

"Mungkin kita akan meniikah bersama, ini lucu atau memalukan, aku jadi pusing sekarang, nanti kita bahas lagi, sekarang aku harus kembali ke kantor" ucap Shandra lalu segera beranjak dari dudunya dan segera pergi meninggalkan Luna dan Ethan.

Ethan mendudukkan dirinya di samping Luna yang masih saja terdiam, "maafkan aku," Ethan menatap sendu Luna yang bahkan tidak mau menatapnya samasekali.

"Setelah anak ini lahir, kita akan bercerai," ucap Luna tanpa menoĺeh. Ethan merasakan sakit di hatinya mendengar perkataan Luna. Padahal dia berharap bisa menjalin rumah tangga bersama Luna meski belum saling kenal. Dia berharap akan tumbuh cinta di hati Luna untuknya setelah menikah nanti.

avataravatar
Next chapter