1 Awal Perseteruan

Aku berjalan cepat menuju rumah Reyna.

"Ternyata dia cowok lo Rey."

"Eh Bianca. Sejak kapan lo di dekat rumah gw Bi?" Reyna terkejut.

"Mulai sekarang jangan muncul di hadapan gw lagi!! ngerti lo!!" Aku berpaling meninggalkan Reyna.

"Bi gw bisa jelasin. Lo salah paham bi. Itu egk seperti yang lo liat." sambil narik tangan Bianca.

"Apa yang perlu lo jelasin gw itu liat sendiri rey. Lo pelukan sama cowok gue. Yang bener aja dong. Dia itu pacar gue!!!! Pacar guee!!!sahabat lo sendiri." Emosi ku semakin meluap. "Tega lo ya. Lo udah ngerusak kepercayaan gue rey. Lo tau kan Doni itu cinta pertama gue.'' Reyna terdiam sambil menangis. "Bi maafin gue". aku pun pergi meninggalkan Reyna sendirian.

15 menit sebelumnya....

"Bosen gw di rmh terus. Mana Doni lagi nemenin mamanya. Apa gw ke rumah reyna aja yah." Sambil bangun dari tempat tidur aku pun bergegas ke rumah reyna.

Reyna itu sahabat ku sejak kecil. Dia udah aku anggep seperti saudara sendiri. Apalagi semenjak orang tua ku pergi untuk selamanya. Dia salah satu orang berharga dalam hidup ku selain adik laki-laki ku. Tempat tinggal ku hanya berjarak 200m dari rumahnya. Kita memang satu komplek.

Langkah ku berhenti tiba-tiba. Dari kejauhan aku melihat ada cowok depan rumah reyna. "Siapa tu cowok yang di depan rumah reyna. gak nyangka gw reyna udah punya pacar. Dia kok egk cerita ya sama gw. Gw harus tanya langsung sama dia. egk biasanya dia main rahasia sama gue. Dia anggep gue apa cobak." aku pun bergumam sendiri dalam hati.

Langkahku terhenti tiba-tiba. Aku terkejut melihat cowok yang bersama Reyna. Ternyata itu Doni cowok gue...

"Kenapa lo tega rey. Gue udah anggep lo seperti saudara sendiri. Sakit rey. Sakit hati gue...." Hatiku bergumam sendiri sambil melihat Reyna dari kejauhan. Air mata pun jatuh semakin tak terkendali. "Ku benci malam ini."

Keesokan harinya...

Alarm pun berbunyi. "Kak bangun. Sudah lewat jam 6 pagi." Samar-samar aku pun mendengar suara mikha adik lelaki ku.

Semenjak orang tua ku meninggal 2 tahun lalu. aku pun hanya tinggal berdua dengan adikku. Umurku dengan adikku hanya selisih 1 tahun. Kita bersekolah di tempat yang sama. Untuk menghidupi kebutuhan sehari hari aku pun mulai bekerja paruh waktu di sebuah restoran. Karena uang tabungan yang di tinggalkan orang tua ku egk cukup untuk menghidupi kebutuanku dengan adikku.

"Iya ini bangun." sambil berkaca ku lihat mataku sembab karena menangis semalaman. Ku lihat hp ku. ternyata 30 kali panggilan dari Doni. "Gw benci lo." aku pun bergegas mandi.

Teettttt. Terdengar bel sekolah berbunyi. Menunjukkan pukul 7. "Untung kita egk telat. Lo sih mandi lama amat kak." Mikha terlihat kesal. "Iya deh maaf. lagian egk telat juga kok. eh nanti gw pulang nebeng lo ya."

"Kenapa?? enggak biasanya nebeng gue kalau pulang. Pacar lo kemana?"

"Jangan banyak tanya deh. Nanti tunggu gw pokoknya. Adekku yang manis." Aku pun pergi sambil mengacak rambutnya.

avataravatar
Next chapter