2 Perkenalan Diri

"Itu kan cowok keren yang tadi bawa Lamborghini itu."

"Iya. Gila si, ga nyangka kalo bakalan sekelas sama dia."

"Iya, benar banget. Tapi dia jalan sama siapa ya? Apa dia ceweknya?'

"Ahh, jangan sampai deh."

Seperti itulah pembicaraan diantara para siswi yang lainnya yang tidak menyukai Aksa dan Cabtikay masuk ke dalam kelas secara bersamaa. Sedangkan para siswa yang menyukai Cantika tidak terlalu menunjukkannya. Mungkin karena mereka ada seorang laki-lak. Pasti mereka lebih pendiam dan tidak menunjukkan rasa sukanya kepada lawan jenis. Sedangkan Aksa dan Cantika hanya mengabaikan semua orang yang membicarakan mereka. Mereka berdua hanya fokus dengan kelas baru mereka.

"Yaudah kalo gitu kita cari tempat duduk aja yu. Tapi gua ga mau duduk sama lu walaupun kita udah kenal. Karena gua tetap mau duduk sama teman cewek gua."

"Siapa juga yang mau duduk sama lu. Percaya diri banget lu."

"Ih, yaudah. Bagus lah kalo gitu."

Walaupun mereka berdua tidak duduk samping-sampingan dalam satu meja. Tetapi mereka sebrang-sebrangan. Mereka berdua hanya di pisahkan oleh jalanan di kelas. Aksa dan Cantika hanya saling lirik-lirikan. Entah apa pikiran mereka sama atau tidak.

Sambil menunggu Guru yang akan masuk ke dalam kelas mereka, tidak sedikit laki-laki yang mulai cari perhatian dengan Cantika. Entah itu hanya sekedar mengajaknya kenalan, modus atau modal dusta dan yang lainnya. Wajar saja jika mereka semuaa melakukan itu semua. Karena Cantika adalah siswi yang paling cantik di kelas ini.

"Hallo," sapa seseorang kepada Cantika.

"Hai."

"Boleh kenalan ga?"

"Boleh aja si."

"Gua Rangga. Lu siapa?"

"Hallo, Rangga. Gua Cantika."

"Wahh, Namanya cantik ya. Sama seperti orangnya."

"Hehe, bisa aja."

Aksa yang tidak suka Cantika di godai seperti itu oleh para lelaki hanya bisa diam. Karena Aksa sekarang ini bukan siapa-siapanya Cantika. Sehingga Aksa tidak mempunyai hak untuk marah kepada laki-laki yang menggodai Cantika. Laki-laki lain berhak mendekati Cantika seperti dirinya. Walaupun di dalam hatinya Aksa sudah mulai ada rasa cemburu.

"Cantika banyak  banget yang dekatin. Wajar aja si. Soalnya Cantika emang cantik. Kayanya gua ga boleh keduluan start dari cowok lain. Gua akui kalo gua suka sama Cantika dan gua akan memiliki hatinya," ucap Aksa di dalam hatinya.

Tidak lama kemudian Guru yang akan mengajar masuk ke dalam kelas mereka. Aksa merasa lega karena akhirnya Cantika untuk sementara ini tidak bisa di dekati oleh laki-laki lagi sekarang ini.

Guru yang datang ke kelas Aksa dan yang lainnya hari ini hanya memperkenalkan dirinya saja. Setelah itu semua murid yang ada di kelas IPA satu juga memperkenalkan diri mereka masing-masing. Karena hari pertama sekolah sudah pasti tidak akan memulai kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu. Mungkin besok mereka semua baru bisa mmeulainya. Kini giliran Aksa yang harus memperkenalkan dirinya di depan teman-teman barunya.

"Hallo. Selamat pagi semuanya. Perkenalkan, nama saya Aksa Pranadipa. Biasa di panggil Aksa."

Aksa baru memperkenalkan namanya saja sudah banyak para siswi yang lainnya langsung berteriak. Karena bagi mereka, mengetahui namanya saja merupakan seuatu anugerah yang mereka dapatkan. Bukan hanya Aksa ternyata yang tidak suka jika Cantika di dekati oleh banyak laki-laki. Tetapi kali ini ketika Aksa di sukai oleh banyak siswi, Cantika juga tidak menyukai akan hal itu.

"Kenapa si cewek-cewek di kelas ini centil banget. Biasa aja kali. Gua aja yang udah tau namanya dia dari tadi biasa aja," ucap Cantika di dalam hatinya.

Karena kondisi kelas yang tidak kondusif akibat terikan para siswi yang baru saja mengetahui nama Aksa, Guru itu pun langsung menenangkannya supaya mereka bisa kembali diam dan mengikuti kegiatan di kelas dengan baik.

"Sudah, sudah. Kalian ini teriak-teriak seperti di hutan saja. Silahkan Aksa kamu lanjut lagi perkenalan diri kamu."

"Baik, Bu."

Akda pun langsung melanjutkan memperkenalkan dirinya di depan teman-teman kelasnya.

"Saya adalah anak tunggal dari kedua orangtua saya. Saya asli Jakarta. Saya berasal dari junior high school 85 Jakarta. Terima kasih."

Semua murid memberikan tepuk tangan kepada Akss setelah dia selesai memperkenalkan dirinya. Terutama bagi para siswi yang memang sangat tergila-gila dengan Aksa sejak Aksa memasuki sekolah tadi. Setelah itu perkenalan pun di lanjut kepada murid-murid yang lainnya sampai semuanya mendapatkan giliran untuk memperkenalkan diri mereka kepada teman baru mereka di kelas.

Setelah perkenalan selesai, semua murid di perbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing. Dan akan dilanjut lagi besok dengan memulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif di sekolah.

*******

Setelah Guru tadi keluar dari ruang kelas, banyak para laki-laki yang mendekati Cantika kembali. Begitu juga dengan para wanita yang mendekati Aksa. Mereka berdua akhirnya saling bertatapan dan berlari bersama sambil berpegangan tangan.

"Ayo kita pergi dari sini," ajak Aksa.

"Ayo."

Para siswa dan siswi yang di abaikan begitu saja oleh Aksa dan Cantika mereka semua merasa kecewa. Karena kenyataannya mereka berdua justru malah pergi meninggalkan mereka secara bersama-sama. Membuat semua orang yang menyukai mereka berdua merasa patah hati.

"Yahh, kok Aksa malah pergi sama Cantika si."

"Au. Cantika mau aja lagi sama Aksa."

"Ya mau lah. Aksa kan ganteng."

"Yehh, biasa aja si. Cantika cantik tapi mau aja sama Aksa."

Seperti itulah keributan antara siswa dan siswi di kelas IPA satu. Sedangkan Aksa dan Cantika sekarang sudah pergi menjauh dari kelas mereka.

******

"Huh, akhirnya kita keluar juga ya dari kerumunan orang-orang yang ga jelas itu," ucap Aksa sambil mengatur nafasnya karena kelelahan akibat berlarian tadi. Sedangkan Cantika hanya diam saja sambil melihati Aksa.

"Lu kenapa liatin gua kaya gitu?" tanya Aksa.

"Ga apa-apa. Lucu aja kita lari-lari bareng kaya gini buat ngehindarin orang-orang tadi."

"Haha. Iya ya, lucu. Yaudah kalo git ulu mau pulang kan? Biar gua antar?"

"Ga usah. Makasih banyak atas tawarannya. Tapi gua udah di jemput tuh di depan sama supir gua. Ga enak kan kalo gua malah pulang bareng sama lu. Mungkin next time ya."

"Oh yaudah kalo gitu. Hati-hati ya."

"Iya. Lu juga hati-hati. Bye."

"Bye."

Kali ini Aksa gagal mengantarkan Cantika pulang ke rumahnya. Padahal sebenarnya Aksa sangat mengharapkan jika dirinya bisa mengantarkan Cantika pulang ke rumahnya. Tetapi kesempatan masih banyak. Waktu pun masih sangat panjang. Masih ada 3 tahun lagi mereka berdua akan bersekolah di tempat yang sama. Dan dalam waktu itu juga Aksa masih bisa mendekatkan diri dengan Cantika.

"Lucu banget ya Cantika orangnya. Udah gitu dia ngehargain orang lain lagi. Coba aja kalo cewek lain yang gua ajak pulang bareng, udah pasti dia bakalan langsung mau dan ninggalin supirnya yang udah jemput dia ke sini. Cantika emang wanita yang beda," ucap Aksa di dalam hatinya.

Kemudian setelah itu Aksa juga langsung pergi ke parkiran sekolahnya untuk segera kembali pulang ke rumahnya. Sebelum ada siswi lainnya yang mengejar-ngejarnya lagi. Apalagi sudah terdengar suara seseorang yang meneriaki dirinya.

"Itu dia Aksa. aksa….," teriak beberapa siswi yang memanggil namanya.

-TBC-

avataravatar
Next chapter