3 Lediya Beraksi

"Woooi, wah cari mati nih orang berani bener nyopet tas mbok Inah, belum pernah kena hajar cewe cakep yak," teriak Lediya sambil mengejar pemuda yang tergesa-gesa berlari menghindari nya.

Lediya berlari sekuat tenaga, loncat sana sini karena menghindari meja juga gerobak dalam pasar, dan semua melongok melihat seorang gadis mungil tapi dengan lincahnya meloncati setiap halangan yang berada didepannya, mau itu meja, gerobak sayur, bak sampah, sapi, kambing, dll semuanya berhasil dia lewati karena kegesitan dan kelincahan nya.

"Hiaaaaaat."

Gedebuuuk....

Lediya melayangkan tendangan persis di bagian belakang punggung pencopet itu sehingga membuat pria itu terjungkal ke depan dan menerjang gerobak sayur pasar.

Gubraaaak...

"Cih, cewe si*l*n lu."

Pemuda copet itu bangun sambil m*****h ke tanah, dan segera menghampiri Lediya lalu segera melayangkan pukulannya,

namun segera di tangkis dengan cepat.

Lediya menangkap dan memelintir lengan pencopet itu ke belakang, lalu menendang bagian perutnya mengunakan lutut hingga badan pencopet itu mundur kebelakang, kembali Lediya menyerang dengan memutar badannya dan melompat tinggi sambil melayangkan tendangan tornado nya tepat di wajah pencopet itu.

"Rasakan ini, Hiaaaaat. "

Buaaaak...

Tendangan gadis itu telak mengenai wajah sang pencopet, tubuh pria itupun tersungkur ke tanah, dan pingsan.

Beberapa security penjaga pasar itu pun segera berlari mengamankan dan membopong si pencopet yang sudah tidak sadarkan diri itu dan membawa nya ke kantor keamanan.

Tak lama terdengar tepukan tangan dari semua orang-orang dipasar yang melihatnya, mereka berdecak kagum.

Plok... plok.. plok

"Aduuh n..non, ce..pe..t bener larinya," mbok Inah menghampiri Lediya dengan nafasnya tersengal-sengal hampir putus, karena ikutan lari mengejar nona mudanya.

"Jaaah lagian mbok Inah ngapain ikut-ikutan lari ngejar Diya inget umur toh mbok... mbok, yuk kita langsung keliling belanja mbok takut ayah nanti kelamaan nunggu kita," Lediya merangkul pundak mbok inah, dan beranjak pergi.

**flashback**

Pagi-pagi sekali Lediya sudah bangun, waktu baru menunjuk pukul 5 pagi, Lediya menuruni anak tangga dan segera menuju ke dapur untuk mengambil minum, di dapur ada si mbok Inah yang sudah berpakaian rapi.

"Pagi-pagi gini mau kemana mbok udh cantik?" tanya Lediya heran.

"Mbok mau ke pasar non, beli sayur dan daging buat sarapan pagi tuan sm non, persediaan udh pada abis," jawab mbok Inah dengan lembut.

"Oo klu gitu aku ikut ya mbok, soal nya bangun kepagian nih jam kerja Diya kan siang jam 10, tungguin bentar ya mbok aku ganti baju dulu,"

langsung berlari menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

"Jangan lama-lama ya non gak usah mandi dulu, semprot aja parfum non nanti pulang dari pasar baru mandi biar mbok gak kesiangan," menunjukkan wajah cemas takut kesiangan dan tuan Herdian keburu bangun.

"Yaelaaah mbok, Diya nanti bau dong ya udah tenang aja pokoknya secepat the flash deh."

Setelah masuk dalam kamar gadis itu segera menanggalkan piyamanya lalu mengganti nya dengan kaos dan celana jeans panjang, juga jaket tidak lupa dengan semprotan parfum keseluruh tubuhnya dari ujung kepala sampe kaki.

Lediya dan mbok Inah sudah sampai di depan gerbang pasar.

"Mbok turun dulu ya tunggu di depan situ Diya mau parkir mobil sebentar, " menunjuk toko barang pecah belah.

"Iya Non mbok tunggu disitu ya, " berjalan lalu menunggu di depan toko pecah belah.

Lediya pun melihat parkiran yang kosong, dan segera mermakir mobilnya disitu lalu segera turun dari mobil, tidak lupa untuk menguncinya.

Lediya segera menghampiri mbok Inah yang sudah menunggu didepan toko pecah belah namun mendadak dia melihat ada pemuda berpakaian serba hitam mendekati wanita paruh baya itu dari belakang.

Greeeep...

Seketika tas yang dibawa mbok Inah sudah berpindah tangan dan di bawa lari pemuda itu.

"Eeee co.. co.. peeet, lontoooong eh toloooong." teriak mbok Inah.

***Flashback Off***

Sesampainya dirumah Lediya sudah melihat sang ayah tercintanya, namun dia melihat ke anehan dari sang ayah tubuhnya bergemetar seperti orang linglung.

"Tidak seperti biasanya ayah seperti itu, apa ada masalah lagi dengan perusahaan nya, " gumam Lediya penuh tanda tanya.

Tak terlihat senyuman hangat sang ayah seperti biasanya.

"Pagi Ayah, ada apa kok pagi ini ayah kelihatan kurang sehat, " berlari memeluk Hardian ayahnya dengan erat.

Pak Hardian yang saat itu sedang berpikir keras dan kebingungan karena kejadian tabrak lari yang merenggut nyawa seseorang itu terus berklebatan di pikiran nya, bahkan dia sampai tidak bisa tidur semalaman.

Begitu menyadari ada seseorang yang memeluk dari belakang, pak Hardian melonjak kaget sekaget kagetnya,

"Aaaaaa, maaf kan saya maaf," memejamkan mata seluruh badannya gemetar.

"Ayah ada apa?, ini Diya ayah," menunjukkan wajah ketakutan.

"O.. oh Diya, maaf nak ayah cuma kaget dan terlalu lelah seperti nya karena baru pulang dari luar kota semalam."

Mata pak Hardian terdapat lingkaran hitam gelap bibirnya pun pucat, seluruh tubuhnya gemetar karena tidak tidur semalaman.

"Ayah bener-bener gak apa-apa, mau Diya anterin ke dokter yah?, muka ayah pucat sekali," tanya Lediya mendekati ayahnya dengan penuh kecemasan.

Pak Hardian pun segera duduk di sofa lalu mengalihkan pembicaraan dengan menunjukkan senyum hangatnya, dia tidak mau membuat anaknya lebih khwatir lagi karena dia melihat anaknya sudah sangat ketakutan, dengan tingkahnya tadi.

"Ayah gak apa-apa sayang hanya kelelahan saja, hari ini ayah juga tidak masuk kerja untuk beristirahat dirumah saja, besok pasti tubuh ayah sudah pulih dan bisa kembali bekerja," pak Hardian mengenggam erat telapak tangan anak tercinta nya.

" Baiklah ayah, kalau ada sesuatu masalah berbagilah padaku yah jangan menanggung nya sendirian, ingat ayah masih memiliki Diya yang akan selalu berada disisi ayah," ucap Lediya.

"O ya, Diya abis dari mana sayang kok baru kelihatan?" tanya pak Hardian mencoba mengalihkan pembicaraan kembali sembari menutupi kekhawatirannya dengan senyuman.

"Diya dari pasar ayah, temenin mbok Inah belanja sayur. Oo iya yah masa tadi di pasar ada yang copet tas nya si mbok terus Diya langsung hajar aja tuh copet abis itu ditepukin tangan sama orang sepasar loh yah," Lediya menjelaskan dengan perasaan bangga.

"Tapi itu pencopet gak kenapa-kenapa kan?, gak sampai masuk RS atau Kuburan?" ledek pak Hardian.

Pria paruh baya itu berusaha bersikap seperti tidak terjadi apa-apa walaupun hatinya sedang mengalami kegetiran dan ketakutan yang amat sangat, dia tidak mau membuat putri tercinta nya curiga dan mengkhawatirkannya.

"Ih ayah jahat, masa yang di khawatirkan pencopet nya bukan Diya," memanyunkan bibirnya.

Lediya mendekap tangan ayahnya manja sambil tersenyum dan tertawa ceria.

"Yaah nak, tawa dan senyum mu inilah yang selama ini memberikan kekuatan buat ayah, dan menghilang kan rasa lelah juga gelisahku kamu adalah obat penghibur ayah putriku," gumamnya.

Tentang Lediya Aurora Jap

Lediya adalah putri semata wayang nya pak Hardian Putra Jap, dan juga pimpinan dari Harley Bridal dan Fotografer.

Usianya sudah mencapai 25 tahun, dan belum menikah, jangankan menikah pacaran sekalipun belum pernah, bukan karena dia tidak laku justru banyak pria-pria muda dan tampan yang mengidolakannya cukup banyak pemuda-pemuda yang ingin mencari-cari perhatian dirinya, namun belum ada yang bisa meluluh lantakan hatinya.

Lediya seorang wanita yang Ceria, Baik, Lucu, dan juga rada tomboy, rok sepan/dress tidak ada dalam kamusnya.

memiliki tubuh tinggi semampai alias semeter tak sampai.

(thor : bercanda loh, jangan terlalu serius bacanya ih😜).

Lediya memiliki tubuh cukup mungil tinggi nya hanya 155cm tapi memiliki kulit putih mulus juga wajah nan cantik seperti dewi, bentuk tubuhnya Seksi bak gitar spanyol dan senyumannya bagai sang fajar menerangi bumi.

Lediya mahir dalam segala jenis ketrampilan, terlihat lemah tapi jago bela diri, karena ayahnya sudah membekalinya dengan belajar bela diri dari ia berusia 5 tahun.

Hobby Lediya yaitu nonton Drakor alias drama Korea.

Bersambung....

Suka itu ? Tambahkan ke perpustakaan!

Hadiah Anda adalah motivasi untuk kreasi saya.

Beri saya lebih banyak motivasi! Punya ide tentang ceritaku? Beri komentar dan beri tahu saya.

avataravatar
Next chapter