31 Sebuah Email

Tara sudah kembali bekerja seperti biasa. Tatapannya fokus pada layar komputer sedangkan jari jemarinya dengan asal menekan tombol keyboard. Pikirannya melayang pada temuan surat kemarin. Surat yang sukses membuatnya menangis. Setelah membaca surat tersebut, sedikit demi sedikit dia mengingat siapa Ayahnya Raja. Pria yang ada dipikirannya memiliki postur tubuh tinggi, tegap, berkulit putih. Memiliki suara yang berat. Tara hanya samar-samar mengingat rupa wajahnya. Yang dia ingat hanya warna kulitnya saja yang begitu putih bersih.

Tara memejamkan mata ketika dirasakannya sensasi begitu merindu pada sosok pria itu. Disentuh dadanya yang berdetak bertalu. Dia menarik nafas dalam berusaha menghilangkan sensasi yang begitu menggetarkan dirinya.

"Sakit?"

Pertanyaan itu membuat Tara terlonjak. Dia membuka mata dan didapatinya wajah Bosnya yang begitu perihatin. Tara menggeleng cepat-cepat yang membuat Bosnya mengangguk.

"Kalau sakit, kamu bisa pulang cepat, Tara."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter