1 Ingin Mati!

Di dalam sebuah kamar yang pencahayaannya sangatlah redup.

Seorang wanita cantik sedang duduk menghadap jendela dengan menggunakan gaun pengantin berwarna putih.

Wanita cantik itu menangis dan hatinya sangatlah hancur, karena dia akan menikah dengan pria yang tidak tahu sama sekali wujud, bentuk ataupun rupa dari si pria yang akan menjadi suaminya itu.

Tapi, yang lebih membuatnya merasa sedih.

Dia di jual oleh pria yang sebelumnya menjadi suaminya dan juga pria itu adalah pria yang sangat dia cintai sepenuh hati dan jiwanya. Namun, harapan serta mimpinya bisa hidup bahagia bersama pria yang sangat dia cintai itu, ternyata harus kandas begitu saja. Karena, saat dia mengetahui jika pria yang sangat dia cintai dan dia tunggu selama dua tahun itu, ternyata hanyalah pria brengsek, bajingan dan juga pria sampah yang tidak layak untuk mendapatkan ketulusan dari cintanya yang murni itu.

Kini, semuanya sudah terjadi dan dia hanya bisa menerima semuanya dengan pasrah.

"Hiks … Hiks … Kenapa kamu bisa Setega ini Dion? Kenapa? Apa salahku?" Ucap wanita yang bernama Mutiara yang saat ini sedang meratapi nasibnya sendiri.

"Aku tidak menyangka, kalau kamu adalah pria brengsek dan juga pria yang sangat jahat! Ya … Kata-kata itu sangatlah cocok untuk pria bajingan seperti kamu, Dion!" Umpat Mutiara yang hanya bisa menangis dan melampiaskan rasa kecewa serta benci dengan cara menangis itu.

"Aku benci kamu Dion! Aku benci kamu! Aku menyesal sudah mencintai kamu selama ini dan percaya kalau kamu adalah pria yang juga mencintai aku. Tapi ternyata … Hiks … Hiks … Kamu malah mengkhianati aku dan bahkan menghancurkan aku seperti ini!" Ucap Mutiara yang setelah itu, dia pun menjatuhkan tubuhnya di atas lantai dan duduk dengan pakaian pengantin yang terlihat kusut akibat ulahnya serta riasan yang sudah dibuat oleh perias pengantin sebelumnya pun, hancur oleh air matanya.

Sehingga, saat ini penampilan Mutiara terlihat sangatlah buruk dan dia sudah seperti hantu wanita yang sedang bergentayangan bersama pakaian putih di bawah pencahayaan redup dalam kamar itu.

Mutiara sengaja mengusir semua orang dan dia sengaja mematikan semua lampu sehingga semuanya terlihat sangat gelap, segelap hatinya saat ini.

"Hiks … Hiks! Aku benci kamu Dion! Aku benci kamu! Kamu pasti saat ini sedang bahagia bersama wanita yang kamu nikahi terlebih dahulu dariku dan … Ahhh! Bodohnya aku kenapa aku mau menikah siri oleh kamu saat di desa! Kenapa aku bodoh? Bodoh … Bodoh!" Teriak Mutiara sambil memukul tubuhnya sendiri dan mengacak-acak rambutnya hingga berantakan.

Sehingga, Mutiara semakin mirip dengan hantu wanita yang sangat mengerikan itu dan saat itu pula, Mutiara yang sibuk memaki, menangis dan terus memarahi dirinya sendiri pun, tiba-tiba melihat sebuah pisau yang ada di atas meja. Pisau itu berada diantara buah-buahan segar yang disajikan oleh pelayan untuk dirinya.

Sehingga, saat melihat pisau itu. Mutiara bulan fokus kepada buah-buahan yang segar itu, tapi dia langsung menetapkan tatapannya yang langsung tertuju ke arah pisau itu.

"Pisau!" Gumam Mutiara sambil menghapus air mata yang sudah menghalangi pandangannya saat ini dan saat sudah berhasil menghapus air mata. Mutiara bisa melihat dengan jelas jika pisau itu benar-benar ada di antara buah-buahan itu.

"Benar, itu pisau! Aku …." Mutiara menghentikan ucapannya dan tiba-tiba saja, sebuah ide gila muncul dari kepalanya dan dari hatinya yang sudah sangat putus asa itu.

"Pisau! Aku … Mungkinkah pisau itu bisa aku gunakan untuk …." Mutiara pun berusaha bangun dari posisi duduknya dan berjalan dengan langkah tertatih menuju meja yang diatasnya ada buah dan juga pisau itu.

Hingga, tidak lama kemudian

Mutiara pun sampai di meja itu dan dia menatap pisau dengan buah-buahan yang ada di sampingnya dan Mutiara menatap semuanya secara bergantian.

Lalu, Mutiara pun kembali menitikkan air matanya saat itu juga.

"Tuhan! Aku tidak bisa menerima pernikahan ini! Aku tidak bisa!" Ucap Mutiara sambil meremas dadanya yang terasa semakin sesak dan bayangan tentang pria kejam, tua dan tidak berperasaan seperti binatang buas pun datang menghampiri isi kepalanya saat ini.

Sehingga, semakin dia bayangkan semakin teringat rasa sakit yang akan dia alami saat melewati kehidupan mengerikan setelah dia menikah dengan pria yang belum dia kenal bahkan belum dia lihat sebelumnya

Sehingga, saat membayangkan segala kekejaman serta keganasan pria itu, Mutiara langsung merinding saat itu juga.

"Tidak! Aku tidak mau! Aku tidak mau hidup dalam penyiksaan dia! Tidak! Aku tidak mau!" Ucap Mutiara sambil menggelengkan kepalanya dan dia semakin ketakutan saat itu juga.

"Aku tidak mau! Cukup sudah aku disakiti oleh Dion brengsek itu! Sudah cukup! Aku tidak mau menjadi korban dari pria lain yang lebih menakutkan darinya dan aku …." Mutiara melihat ke arah pisau itu dan muncul ide gila ingin mengakhiri hidupnya.

"Lebih baik aku mati daripada harus hidup dalam penderitaan seperti itu!" Ucap Mutiara yang kemudian tangannya pun segera mengambil pisau itu, lalu menggenggamnya dengan sangat erat.

"Mati! Mungkin ini jalan satu-satunya menuju jalan kebebasan dari segalanya dan …." Mutiara menatap pisau itu sambil membayangkan kejahatan Dion terhadap dirinya sebelumnya.

"Dion dan wanita yang sudah berani merebut kamu. Kalian bisa bahagia tanpaku dan … Dengan kematianku juga, kalian tidak akan bisa mendapatkan apapun dari pria itu! Tidak akan bisa! Karena kalian juga tidak layak untuk bahagia diatas penderitaan yang saat ini aku alami. Jadi … Ayo kita masuk neraka secara bersamaan sekarang juga!" Ucap Mutiara yang semakin banyak meneteskan air mata kesedihan serta air mata kebencian teramat dalam di dalam hatinya.

"Tuhan! Aku sungguh menyesal karena pernah jatuh cinta dan bodohnya aku malah jatuh cinta pada pria brengsek semacam dia! Hiks … Hiks … Jika ada kehidupan lainnya. Aku memohon kepada engkau agar aku … Aku tidak dipertemukan dengan pria brengsek semacam dia! Aku tidak mau!" Ucap Mutiara yang melihat pisau itu dengan tatapan sedih dan dadanya semakin terasa sesak, karena beban di dalam hatinya benar-benar sangat berat.

Sehingga, semakin dia memikirkan semua itu, Mutiara semakin bertekad untuk mengakhiri hidupnya.

"Karena aku tidak bisa membalas dendam dan juga tidak mau menderita selama hidup ini. Maka … Aku akan membawa perasaan benci serta sedih ini hingga mati dan semoga, Tuhan mau memberi pengampunan untuk kamu Dion dan juga wanita yang sudah merebut kamu dari sisiku," ucap Mutiara yang semakin deras air matanya jatuh membasahi pipinya itu.

"Hiks … Hiks … Selamat tinggal semuanya. Selamat tinggal pakaian pengantin yang seharusnya aku gunakan untuk menikah dengan pria yang sangat aku cintai bukan dengan pria …." Belum selesai bicara, Mutiara pun tersenyum sendiri sambil mengarahkan pisau itu ke dadanya.

"Aku akan mengingat semuanya dan tidak akan pernah melupakan kamu Dion. Tidak akan pernah …." Mutiara belum selesai bicara, karena tiba-tiba saja.

Seseorang datang dan secepatnya menepuk bahunya hingga pingsan.

"Ahhhh! Siapa itu?" Ucap Mutiara yang kemudian pandangan matanya terasa kabur dan setelah itu semuanya terasa sangat gelap, hingga mutiara pun langsung jatuh pingsan dan pisau yang ada ditangannya pun akhirnya terlepas saat itu juga.

Setelah pingsan.

Orang itu pun langsung menggendong Mutiara dan menaruh tubuhnya di atas tempat tidur, lalu pria itu pun menyuruh pelayan untuk memanggil dokter untuk memeriksa Mutiara saat itu juga.

-bersambung-

avataravatar
Next chapter