1 PROLOG

L O V E M A Z E

PROLOG

*Happy reading 🤗 Jangan lupa komen dan votenya, terimakasih teman :)*

Seoul - 2013, Juni 13

     Petang hari dengan langit mendung dan udara yang cukup dingin. Semilir angin menerbangkan beberapa dedaunan, seolah menandakan hujan akan segera turun. Untuk sebagian orang, diam di dalam rumah adalah keputusan terbaik disaat cuaca seperti ini.

     Tapi tidak bagi ketiga remaja yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas ini. Mereka memutuskan untuk pergi keluar rumah dan memilih berkumpul di salah satu sudut taman kota Seoul dengan semangkuk tteobokki hangat di tangan masing masing.

"Hei, apakah kalian ingat saat pertama kali kita bertemu? Dulu kau culun sekali Kook," ungkap Hyorin membuka suara, mengingat kembali masa lalunya dengan mulut di penuhi tteokbokki.

"Kau benar Rin, dulu dia juga sangat pemalu, bahkan wajahnya memerah saat pertama kali kenalan denganku. Ah, kiyowo," tambah Eunbi turut mengenang masalalunya.

"Yak! Bukannya kita berkumpul di taman ini untuk merayakan hari kelulusan kita, eoh? Kenapa kalian jadi menggoda-ku seperti ini? Ck, yang benar saja!" protes Jungkook dengan menekuk bibirnya membuat kedua sahabatnya justru terkekeh melihat tingkahnya.

"Uuuuh… utuutuu, uri Kookie marah, tapi kenapa gemas sekali."

Eunbi mencubit pipi Jungkook gemas.

"Hei lepaskan! Aku bukan bayi," gerutu Jungkook semakin kesal.

"Hahaha… Baiklah baiklah, maaf," sesal Eunbi dengan sisa tawanya.

"Oh ya, kalian sadar tidak sih? Tidak terasa ya, persahabatan kita sudah hampir 3 tahun berlalu, aku tidak pernah menyangka akan punya dua sahabat seperti kalian, aku sangat bersyukur, aku harap kita akan terus seperti ini meskipun nanti aku akan pindah dan kuliah ke Jepang," sambung Eunbi.

      Mendengar penuturan sahabatnya, tiba tiba saja hati Hyorin menghangat, matanya mulai memanas, ada perasaan sedih teramat dalam ketika mengingat mereka tidak akan bisa sering berkumpul seperti ini karena harus terpisah jarak dan waktu.

"Ah, Eunbi-ya siapa yang menaruh bawang disini? Aku jadi ingin menangis. Jangan sampai nanti di Jepang kamu melupakan kita ya Bii," timpal Hyorin seraya memeluk tubuh mungil sahabatnya dengan suara yang mulai tercekat menahan tangis.

"Ah jangan menangis Rin, Hyorin yang ku kenal tidak cengeng seperti ini ayolah. Tentu saja tidak akan, mana bisa aku melupakan kalian," terang Eunbi pada sahabatnya lalu membalas erat pelukan Hyorin.

"Aish, sudah sudah! Kalian drama sekali, dan kamu Rin, ternyata preman sepertimu bisa menangis juga, hahaha," celoteh Jungkook tertawa puas.

"Yak! Jeon Jungkook, kau ingin balas dendam dengan menggodaku, eoh?" sergah Hyorin.

"Sudah sudah, kalian ini seperti kucing dan anjing saja, bertengkar setiap saat. Ingat jangan sampai benci berubah jadi cinta," ucap Eunbi sambil terkekeh.

"Ck, yang benar saja Bii, tidak akan mungkin. Lagi pula aku tidak yakin dia menyukai wanita, melihat wanita saja dia kabur, hahaha," ejek Hyorin.

"Yak! Min Hyorin! Kau jangan sembarangan bicara ya," elak Jungkook tak terima.

"Apa? Eoh?" Hyorin menjulurkan lidahnya mengolok olok Jungkook dengan puas.

     Bagi Eunbi, pemandangan kedua sahabatnya yang sering sekali bertengkar itu sudah menjadi makanan sehari harinya. Tidak jarang Hyorin dan Jungkook tidak saling bicara selama tiga hari berturut turut karena saling kesal setelah beradu argumen, tidak ada yang mau mengalah diantara mereka. Tapi untunglah selalu ada Eunbi yang selalu menjadi penengah dan bagaikan air yang siap memadamkan api pertengkaran kedua sahabatnya itu.

"Sudah sudah, kamu benar Rin, lagi pula jangan sampai diantara kita ada yang jatuh cinta ya, karena jika itu terjadi, pasti akan merusak persahabatan kita, ayo kita berjanji," ujar Eunbi sembari mengangkat jari kelingking mungil nya meminta persetujuan kedua sahabatnya.

"Baiklah… janji," ujar Hyorin sepakat dengan mengangkat jari kelingking nya juga tanpa ragu.

"Ayo Kook tunggu apa lagi?" sikut Eunbi pada perut Jungkook.

"Hmm… ah? i-iya iyaa… jja-janji," tukas Jungkook pada akhirnya meski ia terlihat sedikit ragu dan terbata.

     Tidak ada yang tahu jika sebenarnya Jungkook memendam perasaan pada salah satu sahabatnya itu, hingga membuatnya ragu untuk melakukan perjanjian itu. Jungkook tidak pernah berani mengatakannya sejak awal karena dia sangatlah pemalu, hingga pada akhirnya ia harus terjebak di lingkaran persahabatan yang memaksanya harus terus menahan perasaannya.

***

     Langit semakin hitam pekat, menandakan hujan benar-benar akan turun kali ini. Benar saja, tak berselang lama, butiran air yang berjumlah tak terhitung itu kini berlomba lomba mengguyur dan menjatuhkan diri ke tanah, membasahi setiap sudut kota Seoul tanpa terkecuali.

"Eoh, hujaannn! Rin, ayo kita main hujan di tengah taman sana!" seru Eunbi seraya menarik lengan Hyorin antusias untuk berlari menerobos hujan.

"Yak! kalian bisa terkena flu jangan seperti bocah! Yak!. . . Yaakkk . . . . !"

-

-

-

-

-

To Be Continue . . .

-

-

-

--

avataravatar