webnovel

demensia yang berbeda

Saat kereta melewati terowongan sasaksaat ia merasa bahwa kereta tidak lagi melaju dengan mulus. Tiba-tiba kereta bergoyang, laki-laki tersebut melihat kearah jendela, ia melihat percikan api pada rel kereta, bahkan roda kereta keluar dari jalur rel dan ia melihat kearah sekelilingnya semua orang yang berada di dalam kereta tersebut masih dalam keadaan tertidur seperti tidak terjadi apapun.

Tiba-tiba saja terdengar suara yang sangat keras dan kereta tersebut hilang kendali yang mengakibatkan kereta terbalik. Laki-laki tersebut dengan tubuh yang berlumuran darah berusaha keluar dari kereta yang penuh dengan asap yang sangat pekat disana. Dan akhirnya ia menemukan pintu keluar dari sana, dengan tubuh yang sangat lemah dan tidak ada kekuatan lagi untuk berjalan ia akhirnya keluar dari kereta tersebut. Laki-laki tersebut ialah Geovano Panji Kusuma atau lebih dikenal dengan nama Jovan.

Jovan terduduk lemah tak berdaya di dekat torowongan tersebut. Dengan tubuh ang masi berlumuran darah ia berjalan keluar dari kawasan terowongan itu. Semua orang melihat Jovan dengan tatapan aneh dan mereka semua terlihat berbisik satu sama lain, namun jovan menghiraukan mereka dan terus berjalan.

Seorang wanita tua melihat Jovan dengan penuh belas kasih dan menghampiri Jovan lalu menyuruh Jovan duduk pada kursi yang berada disana. "Apa yang sedang terjadi padamu nak?" ia bertanya dengan raut wajah yang begitu khawatir karena wanita tua itu melihat pakaian Jovan penuh dengan noda darah dan berantakan."Dari mana engkau mendapatkan luka ini semua, marikut nenek untuk membersihkannya" wanita tua itu menawarkan bantuan dengan setulus hati.Jovan yang tengah terduduk lemah yang terus memengangi kepalanya yang berdarah ia menjawab" Disana... disana ada kecelakaan kereta bisakah kau memghubungi ambulan untuk menyelamatkan mereka semua." tunjuk Jovan kearah stasiun sasaksaat."Apa yang kau bicarakan? kecelakan kereta? kapan itu terjadi." wanita tua itu terlihat binggung. "Disana saat ini aku baru saja menyelamatkan diri dari sana". Wanita tua itu melihat kearah rel kereta yang berada di stasiun sasaksaat ini. Ia terlihat binggung dan wanita tua itu mengira bahwa Jovan sedang mengonsumsi obat-obatan dan menyakiti dirinya sendiri.

Jovan yang melihat raut wajah wanita tua itu berubah dan meresa binggung ia mengatakan "kau tidak percaya padaku? apa kau tidak bisa melihat disana ada ger..bong... " Jovan mengarahkan telunjuknya agar wanita tua itu melihat apa yang terjadi namun ketika Jovan mengarahkan wajahnya ke tempat kejadia tiba-tiba saja katanya terhenti dan terlihat aneh dan heran. Bahwa disana tidak ada kecelakaan kereta yang di alaminya.

Jovan memalingkan wajahnya dari sana dan melihat wanita tua itu dan bertanya" bukankah disana baru saja terjadi kecelakaan bagaimana mereka begitu cepat membereskannya kereta yang terbalik iyu." dengan raut wajah yang binggung dan mengingnkan penjelasan dari wanita tua itu. " Nak disana itu tidak terjadi apa-apa, kecelakaan yang kamu katakan itu tidak ada. Berhentilah mengonsumsi obat-obatan itu hanya akan merusakmu." wanita tua tersebut sesekali menepuk pundak Jovan dengan penuh keprihatinan. " Nah nenek pergi dulu yah , tuh keluarga nenek sudah menunggu. Jangan lupa obati lukamu dan jaga diri baik-baik ya nak." wanita tua tersebut memperlihatkan senyum nya sebelum pergi meninggalkan Jovan.

Jovan yang melihatnya ia hanya diam saja dan tidak menjawab, ia masih memikirkan kecelakaan yang menimpa padanya. Jovan merasa nyakin dengan apa yang tengah terjadi padanya benar-benar nyata. Ia melihat kearah baju puti polosnya yang kini hampir berubah menjadi merah karena noda darah disana . Dan iamemegang dahinya yang berdarah, jovan merasa nyakin setelah melihat darah segar yang ada di tangannya bahwa kejadia itu benar-benar terjadi. Dengan rasa bingung dan ingin tahu apa yang tengah terjadi padanya, ia melihat orang orang yang sibuk berlalu-lalang disana. Tanpa sengaja ia melihat jam elektronik besar tertulis hari selasa jam 2 siang bulan juni tahun 2022. Ia tertegun dengan apa yang ia tulis dalam jam elektronk tersebut. Jovan berdiri dari kursi itu, lalu ia berjalan keluar dari stasiun dan ia melihat sekeliling jalanan lebih indah dan lebih cangih dari yang ia pernah lihat dulu. Jovan berfikir ''apa secepat itu kota Bandung di percantik.'' dalam kurun waktu 1 tahun bandung berubah menjadi kota yang cangih dan lebih tertata. Jovan memperhatikan orang orang yang tengah berjalan mereka berjalan sibuk menggunakan virtual yang hampir seperti telephon seluler namun tidak memiliki kerangka hanya muncul seperti layar tanpa kaca. Dan ia melihat seorag lansia yang jatuh pingsan di hadapan jovan. Ia yang melihat itu merasa khawatir dengan keadaan lansia itu dan ia mencoba membangunkan lansia tersebut, nmanun jam tangan yang di kenakan lansia itu berbunyi dan memunculkan lampu merah yang berkedip di bagian sampinya. " Anda tidak di perbolehkan menyentuh tubuh pasien. Bantuan akan segera datang.". Dan tidak lama setelah suara "Ambuklan akan datang" dan Ambulan sudah menyembunyikan sirinenya lalu membawa lansia tersebut kedalan ambulansnya.

Jovan yang melihat itu merasa ada yang aneh dan ia bertanya kepada seorang remaja yang tengah menunggu bis disana . " Apa itu?" . sontak saja siswi SMA yang tengah menunggu bus datang pun melihat kearah nya dengan tatapan merendahkan dan mengejek. "Apa kau tidak tau ini apa? semua orang di negri ini hampir mengunakannya" remaja tersebut mengankat tangannya lalu memperlihat kan benda yang seperti jam tangan ke pada jovan. " ini tu jam tangan cangih jadi jam tangan ini dapat mengetahui denyut nadi, cuaca saat ini, mengontrol makanan yang kita makan dengan memperlihatkan berapa banyak kalori yang kita makan dan jika pengguna jam tangan ini pingsan atau meninggal. Dia dapat memangil medis seperti yang mas liat tadi ketika lansia tadi pingsan ia akan mengikimkan sinyal bahaya ke bagian medis atau rumah sakit terdekat.' Jovan yang mendengar penjelasan tersebut hanya ber Oh ria.

Next chapter