webnovel

Vol I 7 『Giant Lily Pads』

Hari ke-tiga di The Great Demon Forest.

Saat aku bangun dari tidur, aku bisa merasakan sekujur tubuhku sedang mengeluh kesakitan.

"Tidurku sangat tidak nyenyak." Begitulah pikirku.

Waktu sudah fajar.

Cahaya langit tampak berwarna kemerah-merahan.

"Mengapa aku bangun seawal ini?" Mungkin kalian berpikir seperti itu.

Aku bangun lebih awal tentunya agar kami bisa sampai ke kota lebih awal. Agak aneh mengatakannya seperti itu, tetapi, aku yakin kalian pasti paham akan maksudnya.

Ini adalah hari terakhir kami di tempat ini.

Itu merupakan perjalanan yang panjang... Dengan ini, kami akhirnya akan dapat berpetualang seperti para petualang pada umumnya.

Mendengar suatu suara, aku melihat ke sumber suara tersebut. Suara tersebut terdengar seperti sebuah dengkuran. Suara tersebut berasal dari gadis yang sedang tidur di sebelahku, saat aku menatapnya dengan tatapan kecewa, aku bisa melihat dirinya mengeluarkan air liur dari mulutnya.

Aku akhirnya membangunkan Rord, dan kembali melanjutkan perjalanan...

***

Sepertinya, di dunia ini terdapat sebuah tumbuhan yang menghasilkan air... Tidak, lebih tepatnya mungkin membuat air. Tanaman tersebut tumbuh hampir di sekeliling hutan hujan ini, jadi kau dapat menemukannya dengan mudah tanpa susah payah mencarinya.

Isi dari dalam tanaman tersebut merupakan air yang dapat digenggam. Ukurannya kecil dan dapat muat di kantung, dan kau juga bisa membawanya seperti sebuah botol minuman. Tetapi, karena menurutku air tersebut akan kotor jika ditaruh pada kantung atau semacamnya, aku akhirnya memutuskan untuk meminumnya secara langsung.

Namun, kau juga bisa hanya membawa tanaman itu saja daripada membawa air-nya secara langsung.

....

Tanpa kusadari, waktu berlalu dengan cepat.

Langit sudah terang, dan aku sudah bisa melihat langit dengan jelas.

Aku dan Rord akhirnya sampai pada sebuah danau.

Danau tersebut merupakan jalan yang memisahkan antara Kastil Raja Iblis, The Great Demon Forest, dan dunia manusia, tempat para manusia berada.

Aku melihat ke arah air. Aku dapat melihat pantulan dari diriku sendiri yang sedang tersenyum.

Pada waktu ini, aku yakin... Jika petualanganku yang sebenarnya baru saja akan dimulai.

Di danau ini terdapat Lily Pads, bukan hanya Daun Teratai biasa, karena mereka berukuran raksasa, mereka bisa dipijaki untuk dipakai menyebrang.

Mereka disebut sebagai, Giant Lily Pads. Jumlahnya lumayan banyak, sehingga danau ini dipenuhi dengannya.

Karena ukurannya yang raksasa, aku jadi tidak perlu khawatir akan takut jatuh ke danau.

....

Aku menunduk dan menyentuh daun teratai itu dengan tangan kananku.

Aku lalu berdiri, memijakkan kakiku pada daun raksasa yang berada tepat di depanku dan berdiri di atasnya.

"... Woah... Daun ini, benar-benar dapat dipijaki ya..."

Rord yang berada di belakangku tiba-tiba saja langsung maju dan berlari di atas daun-daun tersebut dan pergi meninggalkanku yang ada di belakang.

"O--Oi, Rord."

Aku melihat Rord yang berlari dan melompati daun demi daun yang ada di sana.

"Tenang saja! Jangan khawatir. Bukankah sudah kubilang jika akan baik-baik saja?"

"... Meskipun sudah tahu jika bisa berdiri di sini, tetapi, hal ini tetap saja membuatku terkejut."

Aku mengalihkan pandanganku dari Rord dan melihat ke arah daun yang sedang kupijaki.

Aku ingin mencoba sesuatu...

Mari lihat apakah ini akan berhasil!

Aku melompat-lompat di satu tempat untuk mengetes kekuatan dari Lily Pad yang berukuran raksasa ini.

"Benda ini, benar-benar kuat... Meskipun aku sudah melompat-lompat seperti ini, tetapi, mereka tetap tidak goyah juga..."

Berdiri di daun ini saja sudah luar biasa, tetapi, melompat-lompat di satu tempat seperti ini benar-benar sangat memukau.

"... Oi...! Ayo cepat, Lort! Aku tinggal loh!"

"Iya, aku datang sebentar lagi!"

Sepertinya, benda, tanaman, dan hal-hal sejenis lainnya yang ada di dunia ini memiliki perbedaan yang cukup jelas dengan dunia asalku. Yah, itu tentu saja sih, lagipula ini adalah dunia fantasi. Namun, meskipun hanya satu atau dua saja, perbedaan tersebut itu bisa jadi sangat mencolok karenanya.

Tanpa kusadari, aku sudah sampai ke tengah-tengah danau.

Aku berhenti dan melihat ke depan

Rord sedikit lagi akan sampai ke daratan.

Aku rasa aku akan melihat pemandangan yang ada di sini sebentar...

Aku lalu duduk dengan menempatkan badan dengan cara melipat kedua lutut, bertumpu pada telapak kaki, dan pantat yang tidak menjejak tanah. Lebih tepatnya, aku sedang jongkok.

Danau ini cukup luas, apakah tidak ada makhluk yang hidup di danau yang luas ini?

Aku melihat kembali pantulan diriku yang ada di air.

Saat menatap ke bawah, aku menyadari sesuatu.

Aku memotong sedikit daun Lily Pad yang sedang kupijaki dengan menggunakan pisau lipat dan menggenggamnya pada tangan kiriku.

Mungkin daun ini bisa jadi akan berguna nantinya. Misalnya, bisa dijual agar kami dapat membeli peralatan, atau mungkin daun ini sangat langka dan kami bisa menjadi petualang yang kaya. Tidak, mungkin daun ini dapat menjadi bahan dari pedang atau armor yang akan kugunakan nanti.

Apapun kemungkinannya, itu akan sangat menakjubkan.

... Tetapi, kalau dipikir-pikir lagi, apa daun ini bahkan ada harganya? Apalagi, aku hanya membawa potongan kecilnya saja. Aku jadi ragu...

Yah, setidaknya kusimpan saja dulu. Siapa tahu mungkin nanti akan berguna.

"Oi, Lort!"

Rord dari kejauhan memanggilku dengan berteriak.

"Huh!? Ada apa!?"

"Aku lupa bilang padamu, tapi, daun itu akan goyah jika kau terlalu lama berada di atasnya, jadi, berhati-hatilah ya!"

....

"... Huh? Bilang apa kau barusan!?"

Suaranya tidak terdengar dengan jelas...

Mungkin itu disebabkan oleh jarak yang jauh...

"Aku bilang! Jika kau terlalu lama berada di atas daun itu, daun itu akan goyah, dan kau bisa jatuh darinya! Apa kau dengar!?"

"Huh? Iya, baik!"

... Ngomong apa sih sebenarnya dia itu... Sama sekali tidak kedengaran.

Aku akan berpura-pura saja mengerti apa yang dia ucapkan. Palingan juga itu hanyalah hal yang tidak terlalu penting.

Daripada itu, lebih baik jika aku lanjut melihat pemandangan danau yang indah ini lagi...

Saat aku melihat ke samping, aku merasa jika sepertinya ada sesuatu yang sedang menuju ke arahku.

Karena merasa penasaran, aku lalu menyipitkan mataku agar dapat melihat dengan jelas.

"... Apa itu? Kelihatannya seperti ada 'Sesuatu' yang sedang menuju ke sini..., tidak, dia seperti, sedang menuju ke arahku."

Aku lalu mengalihkan pandanganku pada Rord dan bertanya padanya: "Oi, Rord! Aku rasa, aku melihat sesuatu yang sepertinya sedang menuju ke arahku! Apa itu!?"

"Huh?! Ada sesuatu yang sedang menuju ke arahmu? Satu-satunya hal yang ada di sini adalah... Eh?! Lo--Lort! Buruan kemari! Cepatlah lari ke sini! Ayo, cepat!"

...? Suaranya masih tidak kedengaran... Dan juga, mengapa dia kelihatan histeris begitu? Apa dia panik?

Aku kembali duduk dan mengalihkan pandanganku kepada "Sesuatu" yang sedang berenang menuju ke arahku itu.

Saat aku melihat makhluk itu, aku dapat melihat adanya semacam sisik di punggungnya.

"Apa itu... sisik? Sepertinya itu adalah punggungnya. Punggungnya? Jika punggungnya memiliki sisik, apa itu berarti...?"

Saat aku mengatakannya, makhluk itu lalu menunjukkan wujud aslinya.

...?!

"Ro--Rord! Tuan Putri Rord! Ada buaya! Ada buaya, Tuan Putri!"

"--Bu--Bukankah tadi sudah kubilang untuk cepat-cepat ke sini!?"

"Tadi itu aku tidak dengar tahu! Aku sedang fokus mengamati alam, maka dari itu aku tadi mengabaikanmu tahu!"

"Ya sudah! Cepatlah kemari, Pecinta Alam!"

"Ba--Baik!

Sesaat, aku spontan mengalihkan pandanganku pada buaya yang sedang berenang ke arahku.

Eh? Ini hanya aku saja, atau mata buaya itu memang memancarkan warna merah?

"Oi, Lort! Cepatlah kemari! Tunggu apa lagi kamu!?"

"I--Iya! Aku segera datang!"

Dengan terburu-buru, aku segera memulai langkahku untuk pergi ke daun yang lain.

Namun, saat aku hendak melangkahkan kakiku, daun yang kupijaki tiba-tiba saja bergoyang.

"A--Apa?! Apa yang terjadi?! Lily Pad-nya!"

Daun tempatku berdiri akhirnya roboh dan membuatku jatuh ke air bersamanya.

"UWAAAA...! Lort...!"

Di dalam air, aku yang panik berusaha untuk berenang naik ke permukaan.

Saat aku melihat ke samping, aku melihat buaya yang memiliki mata merah tersebut sedang menungguku sembari menunjukkan gigi-giginya dengan tajam.

Dengan cepat, buaya itu pun langsung meluncur ke arahku.

"...! To--Tolong! Tolong aku! Tolong aku, Tuan Putri Ror---d....!"

Karena takut, aku lalu mencoba menghindarinya dengan menggerakkan badanku ke samping.

Berhasil!

Spontan, aku langsung berenang ke permukaan sembari menuju ke arah Lily Pad yang lain.

Saat melihat ke belakang, aku menyadari jika buaya itu kembali datang ke arahku.

Aku membiarkan diriku diam, dan pada saat buaya itu meluncur ke arahku, aku lalu berusaha untuk bergerak dengan cepat untuk menghindarinya.

"Hampir saja!"

Setelah berhasil menghindarinya, aku lalu langsung menikam buaya tersebut dengan menggunakan pisau lipat.

"Rasanya mungkin tidak seberapa, tapi, dicoba saja dulu!"

Setelah menikam buaya tersebut, aku lalu mencoba untuk mendorongnya ke arah yang berlawanan dengan yang kutuju.

Aku pun naik ke atas dan berjalan di dalam air.

"Oi...! Rord...!"

"Lo--Lort?! Apa kau baik-baik saja?! Apa yang terjadi dengan buaya itu!?"

"Ya! Aku baik-baik saja! Aku sudah mengalahkan buayanya...!"

"Benarkah itu!?"

"Benar! Nanti akan kuceritakan bagaimana caraku mengalahkannya!"

Sedikit sombong tidak apa-apa. Lagipula, aku sudah mengalahkan seekor buaya, apalagi, hanya dengan pisau pramuka. Ini merupakan pencapaian yang besar.

Huuh... Awalnya aku tidak menduga jika hal seperti ini akan terjadi.

Dunia lain itu, memang tidak dapat ditebak ya...

"Tetapi, syukurlah ya! Aku tidak menyangka jika kau ternyata pandai berenang, hebat sekali kau, Lort!"

"... Eh? A--Aku kan tidak bisa berenang...!"

"Eh...? Lo--Lort...! Jangan sampai kelelep!"

Rord yang panik saat melihatku langsung melompat ke danau dan berenang menuju diriku yang tenggelam.

"Aku akan segera menyelamatkanmu, jadi bertahanlah, Lort!"

"To--To--long, Ror-d...!"

Rord menyelam ke dalam danau dan membawaku naik ke permukaan.

"A--Apa kau tidak apa-apa, Lort? Bertahanlah!"

"... Te--Terima kasih Rord. Untung saja kau pandai berenang..."

"... Eh? Se--Sebenarnya aku juga tidak bisa berenang!"

Rord melepaskan pegangannya padaku, dan kami jadi terlihat seperti dua orang anak yang sedang berusaha untuk tidak tenggelam di kolam renang.

Saat merasa panik akan hal itu, kami berdua langsung menyadari. Jika buaya yang sebelumnya kukira telah kukalahkan, kembali berenang menuju ke arah kami.

"Bu--Buaya itu kembali! Buaya itu kembali, Lort!

"Aku tahu! Aku tahu! Aku dengar tahu...!"

Oh tuhan! Berikanlah aku sebuah petunjuk, petunjuk apapun itu tidak apa... Setidaknya berikan aku sebuah petunjuk...!

Saat kami menyadari jika buaya itu dengan cepat langsung meluncur ke arah kami, kami berdua langsung berteriak histeris akan kepanikan yang melanda isi kepala kami.

"AAAAAAaaa,AAA.....!!!"

"UWAAAAAA,AAaaaa...!"

***

Pada akhirnya, kami dapat berhasil sampai ke daratan berkat Lily Pad yang secara tidak terduga berada di dekat kami.

"... A--...Aku kira aku akan mati tadi..."

Pakaian kami jadi basah kuyup. Ditambah kami juga jadi ngos-ngosan seperti ini.

... Dunia ini, tidak main-main. Tidak, apa mungkin ini dikarenakan lokasi tempat spawn-ku yang tidak normal?!

Kira-kira, seperti apakah petualangan yang sedang menungguku nantinya...? Kalau petualangannya seperti ini terus, bisa-bisa aku akan mati muda...

Next chapter