1 EPS. 01 "VIENNA COFFE"

"Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan." Dee lestari

Tapi bagi seorang Avicenna kopi tetaplah menjadi salah satu hal yang membuatnya tenang. Avicenna Margareta seorang gadis manis dengan rambut panjang, mahasiswa jurusan manajemen semester 9 di salah satu universitas ternama di bandung. Sena nama panggialannya.

Hari itu kota bandung di guyur hujan, sudah dua jam setelah sena menerima kopi Vienna pesanannya.

"sekali ini harus acc " katanya mantap.

Dia mulai membuka maxbocnya dan mengerjakan skripsinya. Skripsi yang harusnya selesai tahun lalu harus terbengakalai karena dia harus merawat ibunya. dia mulai memperbaiaki blok merah di draftnya. Sesekali dia menikmati kopinya, rasa pahit kopi dan manisnya bubuk kayu putih itu mengingatkan kembali ke lika liku kehidupan, ya seperti yang di alaminya sekarang .

Line Line Line

Suara notificasinya berbunyi

Id : SMKZ76

"if we meet again its called serendipity"

"huh …. Dia lagi " gerutu sena,

Dia tidak tau dari mana orang ini mendapat id line sena. Sudah seminggu ini dia mengirimi pesan puitis kepada sena. Dia sudah berusaha untuk menelponnya tapi di tolak, membalas pesannya tapi hanya di baca. Ingin rasanya sena memblokirnya tapi dia tidak tega, dia berfikir selama itu tidak pesen yang brutal atau yang tidak sopan dia akan tetap membiarkannya.

"okey is done …. " katanya setelah menyelesaikan draft skripsinya.

Lalu dia mengirim ke pak joko dosen pembimbingnya. Dia lalu mengemasi barang-barangnya sebelum meninggalkan meja.

"berapa kak ?"

"55.000 kak " kata kasir itu

Sena memberikan uang 100.000

Tak selang lama kasir itu memberikan kembalian dan sebuah buku.

"tadi ada titipan dari pemuda yang duduk di pojok sana kak, dia pesan untuk memberikan buku itu ke kakak " katanya dengan ramah

Sena menengok, dia tidak tau jika ada pemuda yang duduk di sana. Mungkin karena dia terlalu focus dengan pekerjaannya.

Dia kemudian melihat buku itu, yang ternyata novel berjudul "serendipity" karya Erisca Febriani

Dia mengeryitkan dahi ….

Sebuah kertas terselip diantara sampulnya

"if we meet again it call serendipity "

Sena kemudian tertegun….

avataravatar
Next chapter