2 Prolog

Tiongkok Airport

Shang Huli menyeret kopernya dan koper Gathan. Dia memberikan Gathan sebuah benda persegi, dia mengerutkan alisnya.

"What is this? " tanya Gathan dan semua orang meliriknya. "You know I don't like something like this. "

"Just take it, your highness, we need to use that so we looks like normal people. "

"Shang Huli, I never use this thing! "

Perdebatan mereka menggunakan bahasa Inggris sedikit menarik perhatian warga Tiongkok. Tentu saja meski Ibunya adalah warga Tiongkok asli, Gathan tidak banyak bicara dengan bahasa China beraksen traditional bersama ibunya. Sang Ibu sudah hidup ribuan tahun dan mengajarkan semua cara menulis pada Gathan meski dia tidak menyukainya.

"Lakukan saja Yang Mulia Putra Mahkota. Dan semua akan menganggap kau orang aneh meski kau tampan. "

Tentu saja semua orang berpikir Gathan adalah anak pengusaha kaya yang baru pulang kuliah. Ketampanannya diatas rata-rata dan banyak wanita memperhatikannya.

Gathan kemudian memegang benda persegi yang tipis tersebut.

"How to use this? " tanya Gathan penasaran.

Shang Huli kini berpikir betapa memalukannya Gathan. Jadi dia menarik pemuda yang melihat ponsel seolah itu adalah benda mengerikan.

"Ayo pergi haisss, " kemudian Shang Huli menghentikan taksi, keduanya memasukkan tiga koper berat dan besar di bagasi.

"Ke Universitas Fudan, " ujar Shang Huli pada supir dengan bahasa China.

"Huli, do you know how Wang Ozil looks like? " tanya Gathan dan masih memutar-mutar ponselnya.

"Berikan padaku, aku akan mengajarimu menggunakan benda ini, " sahut Shang Huli kesal.

"Why you like become human? They were weak. " Gathan membiarkan Shang Huli menyalakan ponsel tersebut. Tatapan Shang Huli berubah serius.

"Mereka tidak lemah. Mereka jauh lebih kuat dari kita. "

"Huh? " Gathan memandang pria cantik berekor 9 itu dengan aneh.

◆◇◆

avataravatar