webnovel

( Tentang malam penuh kejutan )

Malam pun telah tiba setelah melaksanakan rutinitasnya sore tadi Kaila memutuskan untuk tidur sejenak. Namun hingga malam tiba Kaila belum juga terbangun. 

Dengan selimutnya yang bergambar Hello Kitty masih setia menutupi tubuh kecilnya itu dan juga dengan matanya yang masih terpejam padahal jam sudah menunjukan pukul 7:00 malam.

Dering ponsel Kaila tiba-tiba berbunyi tanda ada yang menghubunginya.

Dengan mata yang masih terpejam Kaila mengangkat telfonnya.

" Hallo," Sahutnya dengan suara khas bangun tidur.

" Ck lo tidur? jam berapa ini? ," Ucap seseorang di sebrang sana.

Mata Kaila terbuka sempurna. Karena suara ini suara miliknya Arkan. 

Arkan Kulkas 👺

Dan benar saja Kaila lupa tentang malam ini yang akan pergi bersama dengannya.

"Aduh telat kumpulin nyawa harusnya tadi aku liat dulu namanya," Ucapku dengan diri sendiri.

" Kaila ," Teriak Arkan di sebrang sana.

" Iyah maaf tadi ngantuk banget jadi aku ketiduran deh , bentar aku ganti baju dulu kalau mandi udah sih," 

" Ck yaudh cepet ," Ucap Arkan lalu mematikan telfon nya.

Nyebelin banget sih tuh musim dingin Batinku

Dengan lemas karena masih mengantuk Kaila memutuskan untuk ke kamar mandi dulu kemudian langsung bersiap-siap. 

20 menit kemudian.....

Kaila sudah rapih dengan dress berwarna pink selutut di padukan dengan sepatu hils putih yang tidak terlalu tinggi , tidak lupa memoleskan sedikit bedak dan memakai lipboss.

Untuk rambutnya Kaila memakai jepitan pita pemberian dari alm ibunya.

Di rasa udah siap Kaila pun bergegas turun ke bawah dan melihat rumah yang tampak masih sepi seperti tadi.

Ada perasaan aneh apa mungkin mereka semua pergi tanpa bilang lagi kepadanya. 

Kaila memutuskan untuk bertanya saja pada Arkan. Dengan langkah lebarnya Kaila sudah berada di luar dan melihat ke arah mobil sport hitam yang sudah menunggunya dari tadi.

Buk

Kaila masuk ke dalam mobil itu.

" Jam segini baru dateng " Omel Arkan.

Baru juga dateng udah di omelin aja Batinku

" Iyah ma__,"

Mata ku membulat sempurna karena yang berada di dalam mobil ini seperti bukan Arkan, tapi suaranya tadi seperti suara milik Arkan. 

" Siapa kamu?," Pekiku yang masih kaget.

" Ck ini gua Arkan, lo gak kenal sama suara gua?," Jawabnya santai.

" Bohong kamu , Arkan itu cupu?," Ucapku yang masih tidak percaya.

" Gua nyamar jadi cupu," 

" Kobisa?,"

" Nanti gua jelasin gak di sini juga kali," 

Aku masih tidak percaya dengan semua ini Arkan yang aku kenal cupu kenapa berubah jadi pemuda tampan.

Tapi alasannya dia menyamar untuk apa padahal aku sudah terima dia apaadanya.

Dan aku akan menunggu dia menjelaskan semuannya yang terpenting aku ingin bertanya dulu sama Arkan kemana Ayahku, siapa tau dia tau.

" Arkan," Aku memanggilnya.

" Hem ," 

" Kamu tau Ayahku gak? siapa tau gitu kamu dengar dari Ayah Aris?," 

" Mereka semua ke Amerika ,"  

Dadaku sesak kenapa Ayah pergi tanpa bilang aku lagi, benar-benar aku ini sudah di buang olehnya.

" Maksih Ar ," Ucapku lirih.

" Kenapa?," Tanya Arkan dengan alis terangkat ke atas.

" Gapapa kok," Jawabku bohong pada Arkan.

" Ok, lo suka pasar malam gak?," 

" Suka ," 

" Gua mau ajak lo kesana," 

Kini mobil sport Arkan sudah melaju memecah jalan di rasa sangat bosan Kaila pun izin kepada Arkan untuk menyalakan sebuah lagu dan untungnya Arkan mengijinkannya.

Dan lagu yang aku pilih berjudul Runtuh.

Aku mendengarkan setiap liriknya dan kemudian aku terhanyut dalam setiap alunannya.

Ku terbangun lagi

Di antara sepi

Hanya pikiran yang ramai

Mengutuki diri

Tak bisa kembali

'Tuk mengubah alur kisah.

" Sama hal nya dengan diriku yang tidak bisa mengubah sebuah cerita dengan kebahagiaan lagi denganya"

Ketika mereka meminta tawa

Ternyata rela tak semudah kata.

" Dia yang telah merampasnya dariku namun aku tidak bisa mengambilnya kembali. Karena dia yang meminta aku untuk diam"

Tak perlu khawatir, ku hanya terluka

Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa

Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?

Sebelum kembali membohongi diri.

" Aku ingin menumpahkan kesedihan itu padannya. Aku juga merindukan pelukan hangatnya, merindukan kasih sayangnya, namun aku terluka saat aku tau aku telah di gantikan" 

Ketika kau lelah

Berhentilah dulu

Beri ruang, beri waktu

Mereka bilang, "Syukurilah saja"

Padahal rela tak semudah kata.

" Tidak mudah merelakan seseorang yang kita sayangi , rela itu hanya omong kosong , yang benar adalah terbiasa tanpa hadirnya kembali " 

Kita hanyalah manusia yang terluka

Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa

Namun bolehkah sekali saja ku menangis?

Ku tak ingin lagi membohongi diri.

Ku ingin belajar menerima diri.

" Aku terima jika takdir ku yang seperti ini , karena tidak mungkin aku memaksa jika dia tidak ingin aku bersama nya lagi , biarlah kepergian ku nanti membuat nya merasa jika hadirku tidak akan dia temui lagi "

Tidak terasa aku meneteskan air mata karena aku terbawa suasana lagu yang aku dengarkan ini. Karena lagu ini mengingatkan aku dengan kehidupanku sekarang. Ingin sekali aku menangis dan menumpahkan segala apa yang aku rasa tapi pada siapa. Sosok yang selama ini selalu mendengarkan aku sudah berada di atas sana. Kaila rindu Ibu di sini Kaila sendiri, Ayah udah punya Keluarga baru Bu Batinku sedih.

" Kaila," Suara lembut Arkan memanggil.

" Kenapa?," Jawabku lirih.

" Lo kenapa?," Tanya Arkan yang sudah khawatir.

" Ngga kenapa-kenapa , cuma aku kebawa suasana sama lagunya aja," Bohongku lagi pada Arkan.

" Lo bisa sembunyiin itu dari semua orang, tapi orang itu bukan gua Kaila," Ucapnya dingin.  

" Maksud kamu?," Tanya ku karena bingung.

Arkan menatap Kaila sekilas sebelum memalingkan lagi tatapannya ke depan.

" Lo lagi bohong kan?," Tanya Arkan to the point.

" Aku gak mau bohong. Aku cuma bingung aja harus mulai dari mana untuk cerita," Ucapku lirih.

" Lo gak perlu harus mulai dari mana untuk memulai sebuah cerita. Gua gak akan paksa lo untuk cerita hari ini juga ko , tujuan gua malam ini cuma mau bawa lo ke tempat di mana lo bisa senang,"Ucapnya dengan muka datar. 

Ada perasaan senang yang aku rasakan , pemuda ini ternyata bisa juga bicara manis walaupun mukanya minta di tabok.

" Maksih Arkan, nanti aku pasti akan cerita ko sama kmu. Kasih aku waktu dulu,"

"Hem," Jawabnya cuek.

Aku diam tidak membalas upacan Arkan yang terakhir karena sudah malas kalau cuma di jawab ham hem ham hem doang mungkin dia sedang irit bicara.

40 menit kemudian...

Tidak terasa kita sudah sampai di pasar malam ini. Suasana di sini juga tampak ramai banyak pasangan yang sedang berbahagia di sana.

Kemudian aku melihat ke arah Arkan yang sedari tadi diam dengan tatapannya yang sulit di artikan.

" Kenapa Ar?," Tanyaku padanya karena Arkan diam terus.

" Gua gak kenapa-kenapa ko,"

" Terus kita ini mau turun apa diem aja di mobil?,"  

" turun,"Jawabnya membuka pintu.

Buk

Aku menghela nafas lelah melihat tingkahnya itu. Bisa-bisa nya dia keluar sendiri sekarang jalan sendiri. 

Buk 

Aku juga ikut keluar. Dan sekarang pemuda itu berada di depanku. Ntah mau kemana dulu dia aku hanya bisa mengekornya dari belakang. 

Saat aku sedang melamun tiba-tiba Arkan menarik tanganku untuk bersejajar dengannya.

" Lo gak mau di sebelah gua?," Tanya nya dengan alis terangkat ke atas.

" Siapa suruh jalan duluan ," Jawabku ketus.

" Ck gitu aja ngambek," 

" Udah sana berisik ," 

Dengan kesal aku meninggalkan dia sendirian dan berjalan sendiri untuk melihat yang ada di sini.

Mataku berbinar saat melihat bianglala karena aku sangat menyukai wahana itu. Bianglala itu mengingatkan aku dengan Ibu karena saat Ibu masih ada aku selalu naik bianglala itu bersamannya.

Tentu sekarang hanya tinggal kenangan yang indah.

Dan aku memutuskan untuk menaiki lagi wahana itu agar kenangan bersama dengan Ibuku bisa aku rasakan kembali.

Namun saat aku ingin menuju wahana itu tiba-tiba sebuah gulali berada di depan mataku. 

Kaila mengeryit

" Nih buat lo? suka gak? ," Ucap Arkan di telingaku.

Perlakuan Arkan membuatku kaget ntah setan apa yang masuk ke dalam tubuhnya itu kadang manis kadang juga menyebalkan. 

" Suka ko maksih ," Ucapku lalu mengambil gulali itu.

" Hem," 

Hening tidak ada suara. Aku menikmati gula manis ini sambil terus melihat ke arah bianglala. Karena aku ingin sekali menaikinya.

" Mau naik?," Tanya Arkan.

" Boleh, bianglala kan?," Ucapku berbinar. 

Arkan mengangguk 

Dan akhirnya aku menaiki wahana itu juga dengan Arkan.

Aku terhayut dalam suasana malam ini. Melihat pasar malam itu penuh dengan lampu berwarna warni dan tidak hanya itu saja langit pun tampak di hiasi banyak bintang dan terangnya bulan. Memberikan kesan yang sangat indah.

" Kaila?," Arkan memanggilku. 

" Apa?," jawabku dengan mata yang masih melihat ke arah langit.

" Liat mata gua sini sebentar?," 

Aku langsung melihat ke arahnya.

Dan kini Arkan sedang menatap mataku dengan tatapannya yang teduh.

Aku melihat wajah Arkan sangat tampan di bawah terangnya bulan. Hari ini aku seperti melihat pangeran di dalam dongeng.

" Kaila?," Panggilan Arkan membuatku salah tingkah.

" Ah iya kenapa?," Ucapku yang gugup.

" Lo kenapa sih malah bengong, dengerin gua mau ngomong?," Ucap Arkan dalam mode serius.

Ck lagian siapa suruh punya muka ganteng, bikin salting aja Batinku.

" Maaf , yaudh mulai?,"

"Sebelumnya gua mau minta maaf sama lo Kai. Sebenernya gua itu gak cupu, cuma gua sengaja ubah tampilan gua jadi cupu itu karena pengen tau lo akan kabur apa ngga?," Ucapnya dengan wajah serius.

" Terus?,"

" Ya bisa lo tau sekarang, setelah tau gua cupu lo gak kabur bahkan lo terima gua dengan baik," 

" Lagian untuk apa kabur gada kerjaan ajah, walau awalnya aku menentang perjodohan ini  tapi aku berfikir mungkin ini udah takdir. Jadi aku udah terima semua ini dengan iklas," Aku tersenyum padanya.

"lo orang baik Kai, maaf karena gua udah bohongin lo ,"Jawab Arkan yang merasa bersalah.

" Jangan merasa bersalah Arkan , aku udah maafin kamu. Walau pun aku merasa kesal tapi semua ini udah terjadi ," 

" Maksih lo mau maafin gua," Arkan menghela nafas lega.

" Iya sama-sama ," 

" Kai gua boleh tanya lagi?," 

" Apa?," 

"Soal perjodohan ini apa adil buat lo?," Tanya Arkan serius. 

" Adil gak adil , ini udah jadi takdir untuk aku sendiri meskipun banyak hal yang harus aku korbankan," Jawabku menatap matanya.

" Gua paham apa yang lo maksud. Jadi lo tenang aja , kalau kita nikah dan lo mau kuliah lo bisa ko,"

" Aku akan pikirin itu nanti ," 

Arkan mengangguk dan memakan gulalinya kembali. 

Kalau Arkan makan gulali gitu kaya anak kecil lucu juga. Tapi giliran udah marah-marah bikin bulu kuduk berdiri.

" Kenapa liatin gua?," Tanya Arkan.

" Siapa juga yang liatin kamu geer banget," Elakku padanya.

" Hem. Mau turun nih bianglala nya," 

" Iya aku tau ," 

" Gak ada tujuan lagi abis dari sini?," 

" Ada sih tapi apa kamu bisa?," 

"Bisa apa?," Jawab Arkan yang bingung.

" Ikut aja ntar sama aku ," 

" Ok,"  

Kini bianglala sudah berhenti, aku dan Arkan juga sudah turun. Dan sesuai yang aku katakan tadi ada tempat yang ingin aku tuju yaitu tempat permainan. Karena ada salah satu tempat permainan yang sangat aku ingin mainkan namun aku selalu gagal mendapatkan hadiahnya.

Kini aku telah sampai di tempat permainan itu.

" Tadaaa ," Seruku pada Arkan.

Arkan mengeryit 

" Serius?," 

" Iyah apa kamu bisa?," 

" GK tau tapi gua coba. Bentar gua mau beli bolanya dulu," Ucapnya lalu melenggang pergi.

" Hati-hati Arkan," 

Aku mengajak Arkan ke tempat permainan lempar kaleng. Dan yang bisa merobohkan susunan kaleng paling banyak bisa mendapatkan hadiah boneka besar. 

" Ini bola nya udah gua beli?," Ucap Arkan sambil membawa 6 buah bola berukuran sedang.

" Yaudh kamu aja yang mainin aku gak bisa," 

Arkan menghela nafas pasrah.

Kini Arkan sudah memulai memainkan  permainan itu. Dengan serius Arkan bermain walau 3 kali gagal dan 3 kali lagi menang. 

Dan di sinilah aku sekarang dapat boneka besar Teddy bear, kucing dan kelinci hadiah dari Arkan bermain tadi.  

" Ck kenapa gk langsung beli aja sih, ribet tau harus kaya tadi," Omelnya karena sudah lelah dan sekarang di suruh bawa boneka besar 2.

" Apaan sih Arkan , kalau beli gak seru. Lebih seru kaya gini dapetnya pake berjuangan,"

" Gua doang yang berjuang ,"Jawab Arkan kesal. 

" Yang penting aku dapet 3 boneka lucu," Pekik ku senang memeluk boneka Teddy Bear.

Arkan hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum melihat tingkah kekanakan Kaila. 

" Ada tempat lain lagi gak?," Tanya Arkan.

" Ngga ada ko ,"

" Yaudh kita ke cafe, gua mau kasih camera sama anak-anak," 

Aku mengangguk

Sekarang aku sudah berada di dalam mobil dan menaruh boneka itu di kursi penumpang.

Kini mobil Arkan sudah melaju dengan tenang. Tiba-tiba di persimpangan jalan lampu merah kami pun berhenti. Mataku meneliti setiap sudut jalan itu yang sekarang tampak ramai namun saat aku melihat ke arah samping aku melihat seorang wanita yang sangat aku kenali yaitu Renata yang sedang berada di dalam mobil bersama pria parubaya.

Aku memperjelas mataku lagi takut aku salah tapi memang benar itu Renata. Dan pria parubaya di samping nya itu bukanlah Ayahnya. Aku sangat hafal wajah om Davit.

Aku terus melihat ke arah mereka dan mereka tidak sadar kalau sedang di perhatikan.

Deg 

Mataku membulat sempurna apa yang Renata lakukan dia bersama pria itu sedang berciuman dan tangan pria itu mulai menjalar ke atas untuk meraba bagian hal penting perempuan.

Buru-buru aku memutuskan pandanganku dari tindakan yang tidak senonoh itu.

" Kaila?," Panggilan Arkan membuatku terperanjat. 

" Lo kenapa?," Tanya Arkan memicingkan matanya.

" Aku gapapa kok," Jawabku gugup. 

" Wajah lo pucat? Apa lo sakit? ," Tanya Arkan yang khawatir. 

" Aku gk sakit ko aku gapapa Arkan," Jawabku masih gugup. 

" Yaudh sebentar lagi kita sampai,"

Aku mengangguk 

Dan skrang mobil Arkan telah melaju bersama dengan mobil yang Renata tumpangi namun mobil itu tidak lama telah berbelok.

Pikiran ku masih teringat dengan adegan tadi. Aku masih tidak menyangka, Renata yang aku kenal selama ini memiliki sifat yang sangat konyol dan baik. Namun hari ini aku melihat seperti bukan dirinya.

Ntah aku merasa bingung dengan sikapnya yang tadi di sekolah dan sekarang apa yang Renata lakukan di dalam mobil itu sangat fatal. Ada apa dengan Renata sebenarnya apa yang dia sembunyikan selama ini. Mungkin aku harus cari tau tentang Renata.

Aku juga akan memberitahu Andin untuk bantu aku. 

" Kai udah sampe bengong mulu," Ucap Arkan dengan nada tinggi.

" Bikin kaget aja sih gausah kaya gitu bikin jantungan," Aku mendelik padanya.

" Gua panggilin dari tadi diem aja, mikirin apa sih? gua perhatiin lo juga aneh dari tadi?" Arkan menatap mata Kaila penuh selidik. 

" Nanti aja di rumah aku cerita," Jawabku gugup.

" Yaudh. kita keluar ," Ucapnya membuka pintu.

Aku menghela nafas gusar dan ikut keluar.

Buk 

Kini kita sudah sampai di cafe dan melangkah menuju pintu masuk untuk menemui teman-temannya Arkan. 

" Arkan," Teriak Seorang pemuda padanya.

" Kai itu mereka,"

" Wih Arkan bawa pawang," Sahut Reno yang melihat Arkan bersama Kaila.

" Pawang hujan apa pawang petir ," Timpal Raihan tertawa.

" Berisik lo semua," 

" Mana camera nya?," Tanya Vito.

Arkan menyerah kan camera itu pada Vito.

" Oiya Kaila ini Reno dan ini Raihan dan itu Vito ," Arkan memperkenalkan Kaila pada temannya.

" Hallo aku Kaila," Ucapku tersenyum.

Vito hanya mengangguk

" Manis banget kamu dek," Pekik Reno.

" Jadi pengen punya 1," Sahut Raihan.

" Kai duduk jangan dengerin orang gila," 

Raihan dan Reno mendelik pada Arkan.

" Gua pesan makan dulu ," Ucap Arkan lalu pergi memesan makan.

Suasana mendadak hening karena mereka juga tengah fokus pada camera itu.

" Raihan lo bukanya tadi sama ratu kalajengking yah?," Tanya Reno tiba-tiba.

" Lah iyah gua lupa dia lagi pergi ke toilet tadi, ketemu gak yah?," Ucap Raihan panik.

Ratu kalajengking siapa? Batinku. 

" Ngapain lo bilang mau kesini. Bikin huru hara aja ," Sahut Vito cuek.

" Dia yang nyusul sendiri gua gada ngomong," Jawab Raihan dengan wajah panik.

" Ah lo bikin ribet han," Pekik Reno yang sudah gemas.

Kaila heran melihat wajah tegang Reno dan juga Raihan. 

Kini Arkan sudah kembali dengan wajah datar nya.

" Raihan? ," Panggil Arkan dingin.

Belum sempat Raihan ingin menjawab tiba-tiba saja seorang wanita dengan suara melengkingnya datang ke arah kami.

" Kamu ko ninggalin aku sih?," Pekik wanita itu yang kini sedang memeluk Arkan. 

Untung di sini sepi tidak ada pengunjung lain kalau ada kita bisa-bisa jadi pusat perhatian karena tindakan wanita itu.

" Lepas!," Arkan melepasakan pelukan wanita itu dengan kasar.

" Aws kebiasaan kamu gk bisa lembut sama aku?," Wanita itu meringis. 

" Berapa kali gua bilang sama lo jangan pernah ganggu gua lagi apalagi peluk gua tiba-tiba. Karena gua udah punya calon istri! ," Ucap Arkan yang sudah tersulut emosi.

" Calon istri?," Alis wanita itu terangkat ke atas.

" Ya calon istri ," Jawab Arkan dengan muka datar. 

" Jangan bercanda deh , aku gak suka candaan kamu," Elak wanita itu yang masih tidak percaya.

" Gua gak bercanda. Dan ini calon istri gua liat nih cincinnya," Arkan memegang tanganku.

Mataku membulat sempurna. Kini wajahku mungkin sudah mirip kepiting rebus. Ternyata dia berani mengakui diriku di depan wanita itu dan juga teman-temannya. 

Ini jantung juga kenapa lagi gak mau diam semoga Arkan gak dengar.

Aku melihat ke arah wanita itu. Dan wanita itu ternyata sedang melihat ke arahku sambil tersenyum sinis.

" Di bayar berapa sama Arkan?," Ucap wanita itu meremehkan.

" Melinda jaga sikap lo," 

" Kenapa Arkan? , kmu gk mungkin kan jadiin cewe kecil dan tepos ini sebagai calon istri kamu?," 

Aku tercengang. Bisa-bisanya dia bilang aku tepos. Minta di jejelin cabe mulutnya. 

" Dari pada lo gede gak jelas asal usul nya dari mana ," Sahut Vito yang sudah jengah dengan kehadiran Melinda.

" Dari mantan lah to dari mana lagi," Timpal Reno tersenyum miring. 

" Lo intropeksi dulu aja , sesama perempuan gak seharusnya lo menghina," Ucap Arkan dingin. 

" Ck Raihan lo ko diem aja sih liat gua di bully?,"

" Maaf Mel gua gbisa berbuat apa-apa karena mereka temen gua," Jawab Raihan dengan santai. 

" Gk guna lo , kita putus ," Teriak Melinda. 

Setelah mengatakan itu Melinda pergi meninggalkan kita semua dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. 

" Keren lo han di putusin ratu kalajengking," Sahut Reno menepuk-nepuk punggung Raihan. 

Oh ratu kalajengking itu Melinda. Cocok sih.

" Lagian gua juga males sama dia geli," Jawab Raihan terkekeh.

" Permisi ini makanannya ka ," Ucap pelayan cafe yang baru datang. 

" Maksih ," Jawab Arkan cuek.

" Sama-sama. Selamat menikmati ," Ucapnya tersenyum lalu pergi.

" Makan ," Arkan menyerahkan nasi goreng dan milkshake coklat kepadaku.

Aku mulai melahap nasi goreng itu sambil memperhatikan mereka yang tengah sibuk lagi dengan camera.

" Gua semalam liat s Melinda di hotel ," Ucap Vito tiba-tiba membuat keheningan. 

" Terus?," Sahut mereka semua yang mulai memperhatikan Vito.

Kaila sedang menyimak dengan Elegant

" Dia sama cewe yang gua rasa cewe ini sekolah di Sma Garuda karena gua liat dari bajunya," 

" Terus lo gak samperin mereka?," Tanya Reno.

" Ngga mereka dikawal sama orang , dan gua liat siswi Sma itu kaya ketakutan,"Jawab Vito yang masih terbayang raut wajah ketakutan siswi itu.

" Harusnya lo samperin mereka vit," 

" Gua pasti dipukulin han," Vito mendelik pada Raihan.

" Terus apa lagi yang lo tau?," Sahut Arkan karena ingin tau kelanjutannya.

" Mereka berdua masuk kamar, 15 menit Melinda keluar dari kamar itu. Tapi gua masih diam di situ. Setelah 30 menit gua liat om-om ada 4 orang keluar juga dari kamar itu dengan penampilan mereka yang acak-acakan. Dan yang bikin gua kaget mereka kasih uang banyak ke s Melinda. Terus mereka masuk lagi ke dalam kamar itu,"Ucap Vito panjang lebar.

Deg 

Kita semua tercengang dengan apa yang Vito katakan tadi. 

" Lo satu pemikiran gak sih sama gua. Gak kebayang gua," Sahut Raihan bergidik ngeri.

" Gua pun berfikir kaya lo,"

" Kasian gua jadi yang ngeri ini ,"Ucap Reno dengan wajah khawatir.

" Ada masanya kelakuan s Melinda terbongkar juga," Timpal Arkan. 

Aku tidak memperhatikan percakapan mereka lagi karena aku tiba-tiba teringat dengan Renata.

SMA Garuda, kira-kira siapa yah, aku gak mungkin suuzon juga sama Renata tapi kalau aku kasih liat Vito fotonya aku belum siap dengar kalau itu beneran dia.

Aku harus gimana di satu sisi aku ingin tau tapi di sisi lain aku belum siap dengar faktanya. Karena kejadian tadi saja masih terus terbayang.

" Kai," Panggil Arkan memegang pundaku.

" Iya Arkan,"Ucapku gugup. 

" Makanan nya abisin,"  

" Iya," Aku kembali melahap nasi goreng ini.

" Ar bukanya dia sekolah di Sma Garuda?," Tanya Reno pada Arkan.

" Iyah kenapa?," Alis Arkan ke atas.

" Jangan bilang lo mau tanya siswi itu siapa ke calon istrinya s Arkan?," Raihan memicingkan matanya.

" Ko lo tau?," 

" Dia gak akan tau lah anak sapi yang liat s Vito , lagian murid di sana juga banyak," 

" Logika dong Ren jangan bodoh," Timpal Vito.

" Yakan gua kira tau dia dengar gosip gtuh," 

" Dia gak kaya lo yang heboh sama gosip," Raihan menoyor Reno.

" Ck iya-iya , tapi lo ngerasa aneh gak sih?," Alis Reno terangkat ke atas.

" S Vito ngomongnya gak irit kata?," Ucapnya Raihan karena sudah paham dengan apa yang Reno maksud.

" Yoi gua kira ngomng nya mau di singkat-singkat loh," Seru Reno.

Vito hanya memutar bola matanya malas

Aku memperhatikan tingkah mereka sangat lucu pantas jika Arkan betah berteman dengan mereka.

Kemudian aku melihat ke arah jam. Angka itu sudah menunjukan pukul 11:00 aku ingin pulang karena selain badanku yang lelah aku juga mengantuk.

" Ar kita pulang yu?," Aku mengajak Arkan untuk pulang. 

Arkan kemudian mengangguk 

" Yaudh gua cabut dulu ya," Pamit Arkan pada mereka.

" Iya hati-hati di jalan," Sahut mereka.

Setelah membayar makan aku dan Arkan keluar cafe.

" Kita gak akan kerumah lo?," 

" Lah terus kemana?,"

" Ke rumah gua , Ibu suruh lo nginep," 

Aku masih mencerna ucapan Arkan tadi. Nginep gak salah pikirku.

Sekarang aku sudah berada di dalam mobil Arkan untuk menuju ke rumah orang tua nya.

" Ar aku kan gak bawa baju sekolah,"Ucapku yang baru sadar tentang baju sekolah.

" Lo tenang aja baju sekolah aman udah di siapin Ibu,"

Aku menghela nafas lega.

" Kita sebentar lagi sampe," 

Kini mobil Arkan berbelok ke dalam komplek elite. Tidak aneh karena melihat mobil Arkan saja sudah membuatku yakin tentang kehidupannya.

Mobil ini sudah masuk ke dalam perkarangan rumah mewah berlantai 3 dengan halaman luas.

Aku masih meneliti rumah ini dengan kagum.

" Kaila sini sayang ," Pekik Bu Talita memelukku.

" Assalamualaikum Bu," Ucapku tersenyum.

" Waalaikumusalam, Kamu udah makan?," Ucapnya mengelus pucuk rambutku.

" Udah ko Bu ," 

" Arkan gak di tanya Bu?," Tanya Arkan yang dari tadi diam.

" Masuk aja gk usah manja deh ," 

Arkan memutar bola matanya dan masuk ke dalam.

" Yu kita masuk ,"Talita menggandeng tangan Kaila.

Aku masuk ke dalam dan melihat isi dari rumah ini aku berdecak kagum dengan apa yang aku lihat.

Rumah ini di dominasi warna putih sangat indah dan juga elite. banyak bunga hias disini dan taman di dalam rumah.

Mataku terpaku pada bingkai foto keluarga yang sangat besar. Mereka semua tampak sangat bahagia. Beda banget sama aku yang sengsara karena udah di buang sama Ayah.

" Kaila apa kamu baik-baik aja nak?,"

" Kaila baik ko Bu," Aku tersenyum.

" Yaudh kamu tidur di kamar Arkan yah ,biar Arkan tidur di kamar tamu," 

" Lah ko jadi kamar aku," Protes Arkan dari meja makan.

" Gausah protes kamu ," Talita mendelik.

" Udah Ar lagian Kaila calon istri kamu sekarang atau nanti dia akan tetap tidur di kamar kamu kan," Ucap Ayah Aris melerai perdebatan antara ibu dan anak.

" Iya yah ," Arkan menghela nafas pasrah.

" Yaudh Kaila ikut Ibu ke kamar Arkan biar kamu bisa istirahat," 

" Iya Bu," 

Sekarang aku dan Bu Talita sedang menaiki tangga untuk menuju ke lantai 2 tempat kamar tidur Arkan.

" Ini pintunya kamu masuk ke dalam udh Ibu siapin baju ganti ,"

" Maksih Bu maaf Kaila ngerepotin ," Ucapku yang kikuk.

" Ngga ko sayang kan Ibu yang mau kamu nginep ," jawabnya tersenyum lembut.

" Maksih Bu," Aku membalas senyuman itu.

" Iya sayang sana kamu masuk istirahat ,Ibu mau ke bawah dulu bikinin kamu teh hangat ," Ucapnya tersenyum.

Kaila mengangguk 

Bu Talita sangat baik dan juga lembut seperti Ibu. Sekarang Kaila merasakan semua itu lagi darinya.

Kaila masuk ke dalam kamar Arkan setelah melihat Bu Talita sudah turun.

Ceklek

Mulut Kaila tercengang melihat kamar yang luas berwarna abu-abu ini dengan sopa di dalamnya . Sangat rapih dan juga harum maskulin nya Arkan. Kaila akui parfum Arkan memang sangat enak harumanya.

Kini Kaila sedang meneliti setiap sudut kamar ini banyak foto Arkan bersama teman-temanya dan juga sebuah foto keluarga yang sangat besar.

Kemudian Kaila melangkah ke arah balkon. Sesampainya di sana Kaila berdecak kagum dengan desain balkonnya ini. Memang selera pemuda ini sangat bagus.

Di rasa sudah cukup melihat-lihat Kaila memutuskan untuk berganti baju dengan piyama yang bergambar beruang pemberian Bu Talita.

10 Menit kemudian Kaila sudah memakai piyamanya.  

Tok Tok Tok Tok

Ketukan pintu dari luar dan Kaila melangkah untuk membuka pintu itu.

Ceklek

Terlihat Arkan di sana sambil memegang nampan berisi teh hangat dan cemilan.

" Ini dari Ibu," Ucapnya menyerahkan nampan itu.

" Maksih ," Jawabku lalu mengambilnya.

" Gua sekalian mau ambil baju ," 

" Iyah silahkan lagian ini kamar kamu juga ko," Jawabku masuk ke dalam dan manaruh nampan itu di meja.

Arkan masuk ke dalam dan masuk ke dalam pintu.

Aku ingin masuk juga tapi malu. Dan sekarang Arkan sudah keluar dengan membawa baju dan celana di tangannya.

" Gua udah selesai," Ucapnya lalu melenggang pergi.

Aku menutup pintu itu kembali dan mulai merebahkan diriku di kasur nyaman milikinya Arkan.

Tidak ingin memikirkan hal apapun lagi sekarang karena aku sudah sangat lelah , banyak hal yang mengejutkan di hari ini.

Semoga Tuhan mau menolongku untuk bisa menuntaskan semuanya. Karena foto itu juga belum aku selesaikan.

Setelah dari sini aku akan ke ruangan kerja Ayah lagi.

Aku pasti bisa aku yakin Batin Kaila.

Kaila pun menguap lalu tertidur.

°°°°

Ruang kerja Aris.

POV Arkan.

Malam ini Arkan di panggil oleh Aris untuk datang keruang kerjanya karena ada hal yang ingin Aris sampaikan padanya.

Ceklek 

Arkan sudah membuka pintu ruangan itu dan masuk ke dalam.

" Arkan duduk," Titah Aris padanya.

" Ada apa yah?,"

" Apa kamu sudah kasih tau pada Kaila apa yang Ayah suruh Arkan?," Tanya Aris dengan serius.

" Sudah ko yah , dia tampak sedih,"

Aris membaca sebuah dokumen di tangannya lalu menatap wajah Arkan kembali.

" Ayah juga gak tega harus kaya gini. Jadi Ayah minta sama kamu tolong hibur Kaila yah dan jaga dia Arkan, karena kita gak tau keadaan Toni nanti," Ucap Aris dengan wajah tampak bersedih.

" Dan sampai kapan kita harus sembunyiin ini dari dia?," Aku menatap Ayah meminta jawaban.

" Ayah tidak tau Arkan karena ini Toni yang minta,"

" Arkan gak tega sama dia Ayah,"

" Kita semua sama Arkan , tapi keadaan yang buat kita harus seperti ini ," Ucap Aris lesu.

Aku menghela nafas lelah.

" Iyah aku paham ," 

" Dan pernikahan kamu Ayah percepat jadi hari Selasa jadi persiapkan diri kamu Arkan, dan soal kerja kamu akan memegang saham Ayah tentunya masih dalam pengawasan Ayah juga." Ucap Aris dengan tegas.

Mulutku tercengang

" Apa ko bisa?," Tanyaku yang masih kaget.

" Jangan membantah kamu ikuti saja," 

" Tapi yah," Ucapku yang sudah frustasi.

" Gada tapi-tapian Arkan. Tolong bantu Ayah," Ucap Aris memohon.

Aku menghela nafas pasrah.

" Tapi apa Kaila tau?," Tanya ku pada Ayah.

" Nanti Ibu kamu yang akan bilang ," 

" Tapi Yah gimana sama kuliah aku kalau aku kerja?," 

" Kamu bisa kuliah sambil bekerja Arkan. Jangan kamu jadikan beban. Ayah gak akan kasih kamu banyak kerjaan juga ko," Jawabnya meyakinkan Arkan.

" Yaudh kalau gitu Arkan mau ke kamar ," Pamit Arkan pada Aris.

" Iya nak ,"

Ceklek 

Kini Arkan sudah keluar dengan lesu kemudian berjalan menuju kamar tamu. Karena hari ini sangat melelahkan untuknya.

Arkan pun sudah sampai di kamar dengan langkah lebarnya Arkan langsung merebahkan dirinya di atas kasur.

Ting 

Notifikasi pesan grup masuk.

                                 12:40 PM

@VitoJualKulkas [ Gua liat s Melinda di hotel lagi ]

@ RenoLambeTurah [ Ngapain lo vit di hotel lagi?]

@VitoJualKulkas [ Gua kemarin anterin Kaka gua s Beni , kalau sekarang ngikutin s Melinda]

@Raihan jelek [ Gk nyangka tampang cuek kaya lo bisa kepo juga vit😪 ]

@ RenoLambeTurah [ Bahkan cuek bisa nya dengerin doang🐖] 

@ ArkanTobat [ Lo jelasin aja besok di kampus Vit jangan dengan trio manekin]

@VitoJualKulkas [ ok @ArkanTobat]

Aku manaruh hp di nakas. Karena lelah dengan hari ini jadi mengantuk.

Biarlah kehidupanku ini berjalan dengan semestinya. Kalau harus begini aku akan ikuti karena takdir seperti yang Kaila katakan tadi.

Setelah banyak berfikir Arkan pun tertidur.