4 Rencana Baru

Setelah berbincang bincang dengan semua teman temanku dan sahabat-sahabatku akhirnya aku pun pamit kepada mereka semua dan terakhir aku pamit dengan ibu Dety dan tak lupa juga dengan semua para suster yang selalu membimbingku dan menyayangiku selama ini .

Aku terdiam sesaat ketika aku berdiri dihadapan Suster Margareth , aku melihat airmatanya menetes dikedua pipinya , tanganku pun membelai lembut pipi nya untuk menyeka air matanya , ada sesungging senyum yang penuh makna tersirat didalamnya, namun aku tidak berani menanyakannya .

" Aurelia , Aku berharap di luar sana nanti kamu bisa menjaga dirimu dengan baik , berusahalah untuk menjadi gadis yang dewasa dan juga bijaksana tak lupa teruslah menyebut nama Tuhan karena Hanya Tuhanlah Yang bisa melindungimu dari segala peristiwa yang ada di dunia yang akan kamu jalani ini."

Akupun langsung memeluk tubuh suster Margareth setelah mendengar kata kata pesan darinya, namun

tidak ada air mata yang membasahi wajahku ini, karena aku telah berniat melangkahkan kaki ku dan kali ini adalah langkah menuju untuk menggapai mimpi dan harapan, jadi aku sudah mematri hatiku dan menahan mataku untuk tidak menangis dihadapan semua keluarga ku yang masih ada di Yasasan Putra Abadi ini, yang ada didalam hatiku saat ini hanyalah ingin membuktikan kepada dunia bahwa ini adalah langkah awal untuk menuju mimpiku.

" Au...auurelia ...!!"

Aku menoleh karena ada suara pelan yang memanggil namaku , lalu aku tersenyum dan menghampiri dirinya .

"Bolehkah aku memberikan sesuatu kepadamu ?"

Dengan memakai bahasa isyarat Danish meminta permohonan kepada ku dan aku pun membalasnya dengan bahasa isyarat...

"Tentu saja boleh, Apa yang ingin kamu berikan kepadaku ?"

Dan dengan cepat Danish pun memberikan hadiahnya untuk ku ...

" WAW...!" 

" Cieee..Ciiee.... Plok ! Plok...! Plok...!"

Mata ku ini rasanya langsung terbelalak dan hatiku ini pun berdetak sangat kencang! tepukan tangan dari semua teman-teman pun mengiringinya, muka ini rasanya telah merona merah dan diri ini menjadi malu seketika karena hadiah dari Danish itu adalah satu ciuman mesra yang mendarat di pipiku, dan semua ini tanpa aku sadari dan tidak pernah aku bayangkan sama sekali bahwa Danish akan berani melakukan hal seperti ini kepadaku.

" Ma.. maaf ! jika kamu menjadi marah, karena hanya ini yang bisa aku berikan kepadamu agar kamu selalu mengingat diriku ."

Melihat apa yang dikatakan oleh Danish dengan memakai bahasa isyarat, aku pun tersenyum lalu aku pun memberikan hadiah kepadanya dengan sebuah pelukan dan juga ciuman di pipi nya, karena aku tahu sesungguhnya danish adalah pria yang baik dan dia selalu ada untuk menghiburku disaat aku sedang bersedih, aku berjanji kepada diriku Jika aku nanti sudah berhasil aku ingin mengajaknya pergi bersama ku agar dia bisa mempunyai mimpi yang sama dengan ku yaitu merubah dunia ini menjadi dunia yang kita ingini.

" Whuuuuaaaaaaa....!! Danish kamu ternyata tidak bertepuk sebelah tangan hahahahaha....!"

Mariapun berjingkrak-jingkrak kan dan berkata dengan memakai bahasa isyarat dengan sangat cepat setelah dia melihat apa yang telah ku lakukan kepada Danish, dan kini Danishlah yang tertunduk malu dan merona pipinya , karena dia pun mungkin tidak menyangka bahwa aku akan membalas ciuman darinya .

" Ayo , Aurelia matahari sudah menampakan dirinya nanti kita kena macet dijalan." 

" Iya .. Om ..."

Om Faisal, menyentuh pundak ku lalu dia berkata dengan bahasa Isyarat bahwa kita harus segera pergi,

Lalu aku pun menganggukkan kepala tanda aku pun sudah siap untuk pergi bersamanya .

Om Faisal mengambil tas yang ada di tanganku lalu dia memasukannya ke dalam bagasi mobilnya. Dan akupun masuk kedalam mobil lalu duduk di sampingnya .

Perlahan lahan mobil pun melaju, satu persatu kulihat lambaian tangan serta senyum pelepasan dari orang orang yang kucintai dan ku sayangi, aku membalas lambaian mereka sambil tertawa lucu, karena awalnya Bu Dety ingin menyembunyikan informasi tentang kepergian ku namun ternyata tetap tidak bisa, para suster pun tetap terjaga untuk melihat kepergian ku begitu juga Danish, Maria dan semua teman teman sekamarku , ternyata mereka tetap terjaga dan ingin melepas kepergian ku .

Disaat inilah aku baru tersadar bahwa ternyata banyak teman teman yang menyayangi diriku selama ini .

Terlebih lagi Danish aku tidak menyangka jika dia berani mencium pipiku. Danish.... Hmmm.... sesungguhnya dia adalah pria yang tampan dan juga baik hati, maria sangat menyukainya namun Maria tau bahwa Danish hanya menyukai diriku , karena dia selalu memperhatikan diriku , aku berjanji tidak akan melupakan dirinya walaupun dia mungkin akan melupakan diriku . 

Kini matahari kulihat sudah mulai meninggi dan aku mulai melihat orang orang yang akan memulai melaksanakan aktivitas nya , jalanan yang sepi kini mulai nampak ramai dan toko toko di sepanjang jalanan ini mulai menampakan barang barang dagangannya . Rasa bahagia ini seakan akan tidak bisa ku bendung lagi , aku merasakan seperti burung yang saat ini lepas dari sangkar emas ku . Lama sekali aku tidak melihat suasana jalanan yang seperti ini , para pedagang kaki lima yang menjajakan makanan untuk sarapan sarapan pagi semua berjejer rapi dan sangat beraneka ragam .

" Kamu mau beli ? Apakah kamu lapar Aurelia ?"

Om Faisal berkata kepadaku, aku membaca dari gerakan bibirnya dia sedang bertanya kepadaku.

" Tidak Om, terima kasih.... tadi aku sudah di buatkan bubur dan roti oleh Suster Margareth ."

Dengan bahasa Isyarat aku menjawab pertanyaan Om Faisal. Melihat aku menjawab tidak mau Lalu tangan Om Faisal membelai belai kepalaku dan dia tersenyum kepadaku .

Ini adalah perjalanan pertamaku setelah sekian lama aku tidak keluar dari Yayasan Putra Abadi, dan ini begitu sangat melelahkan, lambat laun akupun mulai merasakan jenuh dan malas hingga akhirnya akupun tertidur . 

*****

" Aurelia.... Aurelia, Ayo bangun kita sudah sampai ."

Aku terbangun ketika pundak ku digoyang-goyangkan, perlahan lahan aku pun membuka mataku dan melihat area sekeliling ku dan mata ini menjadi terbelalak karena takjub dengan apa yang kulihat saat ini .

Untuk pertama kalinya aku melihat Apartemen yang megah dan nyata, biasanya aku hanya melihatnya di dalam medsos atau pun iklan iklan yang ada di televisi .

" Kamu nanti mau tinggal disini atau didalam mes? kamu harus memberitahuku ."

" Iya , aku akan berusaha yang terbaik Om ."

Aku menjawab pertanyaan Om Faisal dengan hati yang sangat bahagia karena diriku kini telah benar benar menginjakan kaki di kota Jakarta dan aku harus mempersiapkan diriku untuk mulai berperang dengan sejumlah peraturan peraturan yang baru .

==========>>>>>

Para readers ku tersayang aku mohon kepada kalian semua yang menyukai isi cerita ini , jangan lupa untuk memberi reviews dan juga batu kuasanya yaa....

agar novel ku bisa naik dan bertahan di dalam peringkatnya dan juga bisa membuat ku semakin semangat untuk menulis cerita nya lagi ....

terima kasih , sekali lagi saya ucapkan 

untuk kalian semua Terima kasih atas semuanya salam hormat dari Saya ,

Chandrawati .

avataravatar
Next chapter