3 Aku Yang Berbeda

Setelah aku mengantar Danish ke depan pintu kamar nya , Aku pun balik ke kamarku dan segera merapikan semua tas tas yang akan ku bawa pergi. Sama sekali mata ku ini tidak bisa merasakan kantuk , karena hati ini ingin rasanya cepat sekali menunggu pagi datang lalu Om Faisal datang menjemput ku . Kulihat jam yang berada didinding kamar ini , waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi , Tinggal menunggu 1 jam lagi Om Faisal akan tiba menjemput ku . Hhhhmmmm ..... Lebih baik aku gunakan 1 jam ini untuk berdoa sebelum aku pergi mandi , kini aku hanya bisa berharap kepada Tuhan , karena hanya Tuhan yang selalu bisa menjagaku di dalam dunia ini , aku tidak bisa harus selalu mengandalkan , orang-orang yang ada di sekelilingku Karena aku tahu , Mereka pun masih punya kesibukan di dalam diri mereka masing-masing sehingga tidak mungkin mereka harus terus selalu menjaga diriku . 

Kini aku harus menargetkan diriku dalam waktu setengah tahun ini , aku harus bisa memiliki uang yang banyak agar aku bisa operasi pendengaran ku dan terus melatih pita suara ku , agar aku bisa berbicara dengan fasih , lalu aku harus mengucapkan langsung rasa Terima Kasihku ini dengan suaraku kepada orang yang telah menjadi donatur di dalam hidup ku .

" Aurelia... kamu tidak tidur ? karena aku lihat ranjang mu Kosong , kenapa .….. apa ada masalah ?"

Aku terkejut karena tiba tiba teman sekamarku Maria terbangun dari tidurnya lalu dengan memakai bahasa isyarat dia bertanya kepadaku dan aku pun memberi alasan ku kepadanya , bahwa aku tidak dapat tidur malam ini karena aku harus mempersiapkan diriku , Jika aku tidur aku takut nanti aku terbangun kesiangan dan akhirnya Bu Deti akan kecewa kepadaku .

Mendapat jawaban dariku Maria pun beranjak turun dari ranjangnya lalu dia berpindah duduk di ranjang ku dan duduk di sampingku . Maria mengelus-ngelus pundak ku seakan akan dia mengisyaratkan bahwa dia sedang memberi kekuatan kepadaku untuk menggapai semua mimpiku . Maria adalah anak yang baik keluarganya sangat menyayanginya tetapi dia malah ingin berada disini . Tinggal disini adalah kemauan nya karena dia merasa di sini adalah dunianya bukan bersama dengan keluarganya . Antara Maria dan Danish sangat bertolak belakang Maria selalu diperhatikan oleh keluarganya dan sangat disayang , sedangkan Danish.... dia dibuang oleh keluarganya dan sama sekali tidak dianggap ada oleh keluarganya . Melihat semua kenyataan yang ada di depan mataku ini , aku menjadi berpikir bahwa Ternyata hidup di

dunia itu memang penuh dengan skenario cerita yang sangat berbeda-beda . Antara aku , Danish dan Maria mempunyai kisah hidup yang sangat berbeda hanya satu kesamaan yang kami punya hingga membuat kami merasa bersaudara , yaitu .... kami sama sama orang yang mempunyai kekurangan .

" Maria... nanti jika diriku sudah berhasil , aku akan mencari dirimu kembali disini lalu aku ingin melihatmu sudah bersama dengan seorang kekasih , jadi kita bisa saling memperkenalkan kekasih kita masing masing , ha ha ha ha ha..... janji yaa.. !"

Aku bercanda kepada Maria dengan kata-kata yang selalu kita impikan berdua , kata kata yang penuh dengan pengharapan dari gadis usia remaja seperti aku dan Maria , yaitu berharap mempunyai seorang kekasih , namun terkadang Harapan itu buyar dan pergi entah kemana , jangankan berharap untuk mendapatkan seorang kekasih , terkadang melihat diri sendiri ini di dalam cermin pun mungkin tidak berani , aku dan Maria tidak berani melihat diri sendiri karena kami Takut melihat bayangan kami sendiri yang penuh dengan kekurangan ini , untung saja Om Faisal selalu memberikan keyakinan penuh kepadaku bahwa aku harus mau merubah nasibku dan percaya diri untuk ikut bekerja bersamanya , Dan juga Bu Deti yang memberikan kepercayaan ku melalui kasih sayang nya hingga aku mampu menyuruh ku untuk mengangkat kakiku keluar dari yayasan ini . oleh sebab itu aku ingin membuktikan kepada mereka semua yang ada disini bahwa dibalik kekurangan ku, aku masih mempunyai kelebihan asal kita yakin pada diri kita sendiri . 

Maria memeluk ku lalu dia pun menangis dipundaku tanpa terasa aku pun jadi ikut menangis , mungkin hanya air mata ini yang bisa mengartikan apa yang ada di dalam diri kami masing-masing ada kebahagiaan tetapi juga ada rasa sedih dan luka yang sangat menyayat hati ku dan Maria , jika aku boleh bertanya kepada Tuhan Mengapa aku terlahir seperti ini ? tapi aku hanya bisa terdiam jika ku mengingat apa yang dikatakan oleh Bu Deti bahwa apapun yang ada di dalam diri kita kita , tetaplah kita harus bersyukur karena kita telah di beri kesempatan hidup di dalam dunia ini , kini aku hanya bisa terdiam lalu ku sibak rambut Maria yang menutupi matanya dan aku mencoba untuk berkata kepadanya ....

" Maria , Bagaimana kalau kita setengah tahun lagi bertemu di dalam meja operasi karena aku berniat untuk operasi pendengeranku , agar aku bisa mendengar , aku berharap kamu juga mau sama denganku , Apakah kamu mau maria ?"

Ini mungkin salah satu kegilaan yang ada di kepalaku , sebuah ide gila yang bisa ku ajak bersama Maria , Yaa.. aku tahu keluarganya Maria pasti tidak mau menolaknya jika itu demi kesembuhan Maria , hanya Maria saja yang mau atau tidak menjalani operasi itu karena keputusan yang utama adalah di dalam Maria sendiri bukan siapa atau siapa keluarganya .

" sungguh Aurel kamu mau melakukan operasi itu ? jika kamu memang mau , maka aku pun akan mau untuk ikut dengan mu mengoperasikan pendengaran ku juga agar kita bisa sama-sama saling mendengar suara kita masing-masing ."

Kembali kini diriku lah yang memelukmu tubuh Maria dengan perasaan yang sangat bahagia karena ternyata dia juga mau merubah dirinya untuk menjadi lebih baik dan begitu juga dengan Danish , dia akan mengoperasi tulang punggungnya agar dia bisa berjalan dengan tegap , jika membayangkan satu persatu teman ku akan menjadi orang-orang yang telah berubah , maka aku adalah orang yang sangat bahagia mendengarnya karena melihat mereka semua mau berubah untuk menjadi lebih baik .

Tiba-tiba aku merasa di punggungku ada tepukan mesra , Lalu aku pun menoleh kan kepalaku dan seketika akupun sangat terkejut melihatnya....

" Oh Om Faisal...! kapan datang ? Kenapa tidak mengetuk pintu ? maaf kalau aku tidak memperhatikan dan maaf jika aku masih belum beres beres ."

Yaa..... ternyata itu adalah Om.Faisal yang mengetuk pundak ku secara perlahan , aku pun kembali tersadar jika aku membuang 1 jam itu untuk bersama Maria .

Om Faisal hanya tersenyum melihatku lalu dia membalas kau dengan memakai bahasa isyarat , Dia berkata kepadaku.....

" Aurelia , tidak apa apa ... jangan ter buru buru ! saya akan menunggu mu , saya juga masih harus berbincang bincang dengan Ibu Deti ."

Setelah berkata memakai bahasa isyarat kepada aku Om Faisal pergi meninggalkanku dan Maria di dalam kamar ini , lalu kami berdua melanjutkan pelukan kami pelukan yang memiliki arti bahwa Sesungguhnya kami tak ingin dipisahkan .

==========>>>>>

avataravatar
Next chapter