webnovel

Chapter 01 - Prolog

***

~ Jalan Kecil Sudut Kota Tokyo ~

.... Malam yang melelahkan ....

Kata-kata itulah yang sering di ucapkan oleh seorang anak laki-laki dengan jaket hitam yang sedang bersembunyi di salah satu sudut gang kecil.

"Cepat temukan bocah sialan itu!" Seru seorang Ketua dari kelompok preman.

.... Sepertinya mereka tidak tahu aku di sini ....

Tak lama, suara ribut dari beberapa preman yang mengejarnya itu perlahan semakin menjauh.

.... Sial, sudah hampir satu bulan aku menghindarinya, tapi mereka masih saja mengincarku ....

Anak itu mengeluh sambil keluar dari tempat persembunyian untuk memastikan keadaan di luar gang. Setelah di rasa sudah cukup aman, dia segera berlari meninggalkan gang dan pergi ke arah jalan kecil menuju pinggiran kota.

***

~ Gang Kecil Sebelumnya ~

Beberapa sampah kecil di sekitar kotak pembuangan perlahan mulai berserakan bersama angin yang tiba-tiba berhembus. Lalu di ujung tembok gang itu muncul sebuah lingkaran merah seperti portal dimensi dengan beberapa garis hitam berpola sihir.

Lalu dari balik portal itu, seorang gadis Iblis dengan tanduk hitam kecil muncul bersama dengan dua roh Iblis yang terbang di kedua sisinya.

"Selamat datang kembali Tuan Putri," Ucap Shiro, roh Iblis putih.

"Kalian masih saja mengantarku di tempat yang gelap dan sepi seperti ini,"

"Eh, tapi tempat ini tidak begitu gelap Tuan Putri. Lihat, di atas sana ada lampu kecil," Sahut Kuro, roh iblis hitam sambil menunjuk sebuah tiang lampu di sudut depan gang.

"Yah, setidaknya aku sampai dengan selamat. Kalau begitu, aku pergi sekarang,"

"Tunggu, Tuan Putri. Dengan wujud seperti itu akan terlihat mencolok jika berada di tempat umum. Apalagi, di dunia manusia ini, Tuan Putri harus berbaur dengan banyak manusia lain," Jelas Shiro.

"Iya, aku tahu. Aku akan menggunakan wujud manusiaku. Dan karena tugas kalian sudah selesai, kalian boleh kembali,"

"Baiklah, kita akan tutup portal ini. Sampai bertemu kembali Tuan Putri." Ucap Shiro. Lalu portal itu menghilang.

.... Saatnya berubah ke wujud manusia ....

Lalu gadis Iblis itu menggenggam kalung batu kristal kecil, dan dari celah kedua jari tangannya itu keluar butiran-butiran cahaya putih yang cukup banyak.

Butiran-butiran cahaya itu berputar menyelimuti seluruh tubuhnya. Dan tak lama kemudian, butiran-butiran cahaya putih itu perlahan menghilang.

Setelah mengamati perubahan wujud ke manusianya itu, dia segera keluar dari gang dan pergi ke arah jalan di depan beberapa deret pertokoan.

***

~ Jalanan Tengah Kota ~

Gadis Iblis itu berjalan pelan di sebelah sebuah supermarket. Namun tiba-tiba, langkahnya berhenti begitu mendengar percakapan di salah satu meja depan supermarket itu.

"Hey, aku tadi bertemu dengan preman hitam itu. Dia meminta uang pecahan lima puluh yen padaku dengan tergesa-gesa. Lalu aku berikan uang pecahan itu, dan dia memberiku makanan ini. Sebelumnya aku ingin membeli makanan ini, tapi sudah kehabisan. Pas sekali preman itu menukarnya dengan apa yang diinginkan Nenekku," ujar seorang karyawan kantor yang sedang duduk di salah satu kursi.

"Oh, aku kemarin malam juga bertemu dengannya di pinggir sungai. Dia tiba-tiba membantuku memindahkan beberapa balok kayu dari atas kapal yang cukup banyak. Setelah selesai, aku ingin memberi nya sedikit upah, tapi begitu aku keluar dari rumah kayu, preman itu sudah pergi," sahut seorang tukang kayu yang duduk di sebelah seorang karyawan kantor.

"Dua hari yang lalu, seorang teman wanita di kantorku juga bercerita. Dia sempat melihat preman itu menghajar beberapa anggota preman yang mencoba merampas tas milik temanku. Saat temanku ingin mengucapkan terima kasih, dia sudah pergi." Imbuh seorang yang berpakaian kantor itu.

Lalu tiba-tiba terdengar suara nada panggilan dari ponsel yang berbunyi di dalam kantong baju seorang karyawan kantor itu.

"Ah maaf, Nenekku sudah pulang dari toko roti. Kalau begitu aku pergi duluan, selamat malam." Pamit karyawan kantor itu lalu menjawab panggilannya.

.... Tunggu aku Nek, aku akan segera ke sana ....

Sementara itu, gadis Iblis yang masih berdiri di sudut supermarket mencoba memahami apa yang sedang dia dengar dari pembicaraan mereka sebelumnya.

.... Mereka membicarakan preman siapa? Apa preman yang suka berbuat jahat itu ..? Tapi ekspresi mereka terlihat senang. Bahkan, tidak ada hal buruk sedikit pun yang mereka bicarakan tentang preman itu. Aku jadi penasaran, siapa preman yang baru saja mereka bicarakan ....

Setelah cukup mendengar pembicaraan itu, si gadis Iblis itu pergi ke arah jalan lain.

.... Aku harus memberitahu Paman ....

Dia lalu mengeluarkan kembali sebuah kalung batu kristal dan menggenggamnya. Lalu dari sela-sela genggaman jari tangan kanannya itu muncul beberapa serpihan cahaya kecil. Serpihan cahaya itu perlahan menyatu menjadi bentuk burung merpati putih kecil.

.... Atas nama Putri Musume, aku kirim kan namaku kepada seseorang yang ku hendaki ....

Gadis Iblis itu merapalkan kalimat seperti pesan. Lalu burung cahaya itu terbang menuju ke suatu tempat. Setelah burung cahaya itu menghilang, dia keluar dari gang itu dan melihat di seberang jalan ada sebuah kursi besi panjang dengan sebuah papan kaca digital di kedua sisi.

***

~ Jalanan Pusat Kota ~

Gadis Iblis itu duduk di kursi besi sambil melihat sebuah pertunjukan musisi jalanan di sebelah trotoar jalan. Lalu, datang seorang Nenek dan duduk di sebelahnya.

"Hey, Nak ... kenapa kau tak melihatnya dari dekat?" Tanya Nenek itu.

"Ah, tidak apa-apa Nek. Aku di sini saja sambil menunggu jemputan,"

"Kalau begitu, bisakah kau temani Nenek sebentar? Karena Nenek juga sedang menunggu,"

"Tentu saja Nek ... oh iya, apa Nenek tahu soal preman hitam yang sering dibicarakan banyak orang?"

"Nenek hanya tahu sedikit. Tapi preman itu sering dibicarakan orang dan dikenal dengan nama Yoru Satoria,"

"Yoru Satoria?"

"Iya, itu artinya satria malam. Karena dia hanya keluar saat malam hari, dan biasanya yang dia lakukan adalah menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan. Karena berkat preman hitam itu juga, tindak kejahatan di kota ini menjadi sedikit berkurang. Bahkan, dari pihak kepolisian juga ingin bertemu dengannya, untuk memberikan apresiasi sebagai tanda terima kasih. Tapi, sepertinya cukup sulit untuk bertemu dengannya," jelas Nenek.

"Em ... walaupun terkenal dengan nama preman, tapi dia baik sekali,"

"Tapi kabarnya, preman itu suka jail dan mengganggu orang lain. Bahkan teman satu kerja Nenek pun juga pernah jadi korban,"

"Yah, ternyata ada sisi buruknya juga,"

"Hahaha ... biarpun seperti itu, dia preman yang sangat baik dan peduli dengan orang lain. Oh iya, tadi Nenek bertemu dengannya, dan dia bersusah payah membantu Nenek mencari uang pecahan lima puluh yen untuk Nenek gunakan pada telepon umum itu,"

"Aku jadi penasaran dengan preman hitam misterius itu,"

"Kalau kau bisa bertemu dengannya, Nenek harap kau tidak membencinya." Ucap Nenek itu dengan sedikit pelan.

Tak lama kemudian, sebuah mobil hitam berhenti di depan mereka. Lalu, seorang laki-laki berpakaian Tuxedo dengan kacamata hitam perlahan keluar dari mobil itu dan berdiri di dekat pintu depan.

"Paman!" Seru gadis Iblis itu sambil melambaikan tangan.

"Yo ...." balas laki-laki itu.

"Aduh maaf sekali Nek, sepertinya aku harus pulang duluan,"

"He ... tidak perlu minta maaf. Terima kasih karena sudah menemani Nenek,"

"Baik Nek, selamat malam ...."

"Selamat malam ... hati-hati Nak." Balas Nenek itu dengan wajah ceria. Namun di balik wajah cerianya, Nenek merasakan sesuatu yang aneh dari gadis Iblis itu.

.... Rasanya aku seperti sedang berbicara dengan seseorang saat masih muda dulu. Dan juga, perasaan gadis itu sama persis dengannya. Hahaha ... tapi aku sudah terlalu tua untuk memikirkan hal seperti itu ....

***

~ Jalan Utama Batas Kota ~

"Paman, apa aku juga boleh mencari pendampingku sendiri?"

"Tentu saja,"

"Lalu, bagaimana dengan Ayah?"

"Asal itu memang pilihan terbaikmu, mungkin dia tidak keberatan,"

.... Waktu itu aku pernah bertemu seorang manusia di sekolah. Dan itu bukan pertama kalinya aku bertatapan langsung dengan manusia, tapi rasanya manusia itu ... ah, aku harus cepat-cepat memastikannya ....

Gadis Iblis mengalihkan pandangannya untuk melihat beberapa gedung dan deretan lampu kota yang menghiasi jalanan kota Tokyo.

***

Next chapter