Alra membuka helm hitam yang dia gunakan setelah memarkir motor. Detik berikutnya dia melangkah pergi, menuju pagar rumah yang masih terbuka dengan sangat lebar. Hembusan napas kesal keluar begitu Alra menutup pintu rumahnya cukup kasar, bahkan ketika memasang gembok pagar pun dia terlihat kesal setengah mati.
Namun, Tiba-tiba saja ketika Alra berbalik, Yahya memeluknya begitu erat. Seakan-akan cowok itu sudah lama sekali tidak melihat adiknya yang satu ini. Sepertinya sangat rindu dengan Alra, tapi gadis itu tahu mengapa kakaknya menjadi seperti ini. Hanya karena rasa takut, sementara dia yang biasa di hantui hanya bisa menghela napas kasar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com