116 kebahagiaan...

Lusa telah tiba yang di mana hari ini sera akan menjalankan operasi pengangkatan rahim. Semua udah dipersiapkan, tinggal menunggu sera menuju ruangan operasinya.

Aku dan keluarga berjalan di sampingnya menuju ruangannya, aku masih setia menggenggam tangannya dan sekarang kita sampai depan pintu ruangan.

Sebelum dia memasuki ruangan operasi, aku mengucapkan kata cinta dan semangat buat dia.

"james, aku takut.." lirihnya, aku pun semakin menggenggam tangannya dan menciumnya berkali-kali.

"kamu jangan takut sayang, aku di sini menemanimu dan sebentar lagi kamu ga akan merasakan sakitnya lagi, semangat ya sayang.." dengan memberikan senyuman buat dia.

"kamu yakin aku akan sembuh?" tanyanya.

"aku yakin, aku yakin kamu akan sembuh.."

"i love you.." lirihnya.

"i love you too sayang.."

Lalu aku melepaskan genggaman tangannya dan dia masuk ruangan operasi. Kita menunggu di luar, jujur aku juga deg-degan dan ada sedikit khawatir namun aku terus berdoa semoga operasinya berjalan dengan lancar.

Dan terlihat reigns menuju ruangan operasinya, aku pun langsung menghampirinya.

"reigns, tolong selamatkan istri gue." mohonku.

"yakin dan berdoalah, dia pasti akan sembuh." aku pun mengangguk pasti.

"aku masuk dulu ya.." izin reigns.

"ya silahkan reigns.." lalu reigns masuk ke ruangannya.

Berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan operasinya, sebentar-sebentar lihat jam, aku merasa sangat lama sekali operasinya.

"tolong Tuhan selamatkan istriku, aku masih menginginkannya.." doaku dalam hati.

"james..james.." aku menoleh ke suara itu,  ternyata khristal dan julia datang. Dirles dan josh jelas belum datang karena mereka masih kerja.

"bang, belum selesai?" aku hanya menggeleng lemah.

"sabar ya bang, sera pasti bisa kok melewatinya." khristal mengusap lenganku.

"sera kuat kok james." timpal julia dan aku hanya mengangguk. Kita pun kembali menunggu tapi gue masih tetap berdiri mondar-mandir sesekali melihat pintunya.

Ceklekk...!!

langkahku terhenti, aku menoleh ke arah pintu begitu juga dengan kedua sahabatku dan keluargaku mereka langsung berdiri. Nafasku tercekat menunggu hasil operasinya, ga lama reigns keluar dan aku langsung menghampiri dia.

Dia membuka masker operasinya namun dia masih diam saja, itu sungguh membuat aku jadi takut.

"reigns.." ucapku berharap, Reigns pun tersenyum.

"operasinya berjalan lancar dan sera berhasil kita tolong, sera mampu melewatinya."

Blasssh, air mataku langsung jatuh karena bahagia mendengarnya. Istriku selamat, dia berhasil melewatinya. "terima kasih Tuhan" batinku. 

Aku langsung memeluk reigns saking senangnya, meski air mataku masih aja terus mengalir.

"hiks..hiks..makasih reigns, makasih udah bantu dan nolong istri gue, gue percaya sama lo.." ucapku yang masih meluk dia.

"sama-sama james, ini juga karena kekuatan cinta kalian berdua, berkat doa dan dukungan kita semua." dia menepuk punggungku lalu aku melepaskan pelukannya kemudian memeluk ke empat orang tuaku dan kedua sahabatku.

"selamat nak, istrimu berhasil melewatinya."

"iya ma, makasih buat doa kalian semua." lalu melepaskan pelukan mereka.

"bang, sera udah ga merasakan sakitnya lagi." aku memeluk khristal dan julia.

"iya, makasih buat kalian yang udah menemani dia."

"kita keluarga james." sahut julia, aku pun mengangguk setuju kemudian kembali menghampiri reigns.

"reigns, apa aku bisa melihat dia sekarang?"

"dia masih dalam obat biusnya jadi belum sadar. Dia akan dipindahkan keruangannya lagi, kita menunggu di sana aja ya."

Mereka kembali keruangan sera tapi tidak denganku, aku masih mau menunggu dia depan pintu ini, bukannya aku udah janji menemani dia di sini.

Dan keluarlah istriku dari ruangannya dengan dia masih pakai baju pasiennya, selang oksigen masih nempel begitu juga dengan infusnya.

Aku langsung menghampiri dia meski terlalu senang melihat dia namun aku ga boleh ribut karena dia masih harus tenang.

"pak, kita antar keruangannya ya.."

"iya-iya suster." kita pun berjalan keruangan sera.

Sekarang kita semua kembali berkumpul di ruangan sera. Aku masih setia cium tangannya dan elus pipinya.

"kamu hebat sayang, kamu luar biasa bisa melewatinya."

"dan kamu ga akan tersiksa lagi sayang."

"cepat buka matanya donk sayang, ga sabar cerita sama kamu.."

Itulah obrolan kecilku dengan sera meski dia ga mendengarnya karena dia belum siuman. Ga lama aku merasakan gerakan kecil dari tangannya, spontan aku langsung melihat dia. Dan bener aja dia lagi mencoba membuka matanya dan aku langsung berdiri di sampingnya.

"hey sayang..sayang.." ucapku senang sambil usap kepalanya.

"enghh.." dia masih mengumpulkan nyawanya dan sekarang matanya terbuka semua.

"hay..." sapaku dengan penuh senyuman.

"james.." lirihnya lemah.

"iya sayang, ini aku jamesnya kamu.."

Dia malah meneteskan air mata, aku langsung menghapusnya.

"jangan nangis sayang, semua udah selesai dan kamu ga akan tersiksa lagi, kamu hebat sayang.."

"hiks..hiks.., maaf aku angkat rahim."

"engga..engga..kamu ga perlu minta maaf sayang, ga perlu. Ini udah jalan terbaik untuk kita berdua, yang penting kamu sehat dan kita bisa tertawa lagi."

"hihihi, makasih sayang.." balasnya.

"sama-sama sayang.." balasku.

"loh, sera udah bangun nak?" kita pun menoleh ke suara itu.

"iya ma, dia baru aja bangun." semua langsung pada menghampiri sera dan mengucapkan selamat dan doa buat kesembuhan dia.

****

Aku masih setia mendengar sera asyik bercerita sama khristal dan julia, aku tersenyum saat mereka berhasil membuat istriku tertawa meski suaranya masih lemah.

"asyik bener nih kalian ceritanya sampai gue dianggurin nih.." berpura ngambek.

"sayang maaf.." lah, niatnya ngeselin khristal dan julia, eh malah istriku yang merasa bersalah.

"eh..eh..ga kok sayang, gapapa cerita aja yang penting kamu bisa tertawa kayak tadi udah bikin aku senang banget." ucapku memberikan senyuman buat dia.

"oalahh, mana nih lakik gue? jadi iri nih gue lihat romantisnya kalian berdua." kesel julia.

"lakik..lakik..nikah dulu lo sama josh baru sebut dia lakik." omel gue dan itu aja mampu membuat sera kekeh.

"sialan lo, giliran istri tercintanya udah sehat baru berani lo ngeledek, tadinya aja nangis mulu.."

"sialan lo.." kesel gue.

"mamiiiii..." astaga, suara itu membuat kami terkejut.

"mami..., kakak sha comming.." teriaknya heboh, aduh anak dirles ini memanglah.

"kakak udah pulang?" tanya mamanya.

"yuhu mama, papi mau sama mami." anjirr, baru nyadar aku kalau dia sekarang memanggil aku papi.

"papi, ihhhh mau sama mami."

"kakak jangan bising ih, mami masih sakit loh nak.." omel khristal.

"uppps..." sha langsung membungkam mulutnya dengan tangan mungilnya.

"huh..huh..mana bocah tengil itu?" terdengar suara ngos-ngosan dari josh.

"hahaha, papi gendong.." sha langsung narik celanaku, aku pun langsung gendong dia.

"wahh, udah sama papi aja sekarang ya." kesel josh.

"apaan sih josh, kenapa lo ngo-ngosan kayak gitu?" tanyaku yang masih gendong sha.

"gegara anak sikampret ini, lari-lari mulu udah gitu kencang banget, capek gue ngejarnya ini bocah."

"sha..., kamu jahilin om ganteng hem?"

"hihihi iya mama, habis om posesif amat sih sama kakak sha."

"lo juga udah gue bilang biarin aja dia lari keruangan ini, ngapain pula lo ngejar anak gue, rasakan sendiri deh capeknya." timpal dirles.

"udah-udah kalian jangan ribut, sera baru aja selesai operasi udah disuguhi sama suara kalian." tegur khristal.

"kakak sha lain kali jangan gitu ya nak, kita kaget tahu apa lagi mami tuh." lanjutnya.

"mami..." ucap sha, sera pun tersenyum.

"papi, kakak sha mau sama mami." ngototnya.

"sini sama mami nak.." ucap sera, aku langsung menatap dia.

"gapapa kok sayang, sini sha duduk dikasur aja." aku pun mendudukkan sha di atas kasurnya tepatnya di samping sera.

"mami..." sha langsung megang pipi sera.

"iya anaknya mami yang pintar." balas sera.

"mami udah sembuh? mami jangan sakit lagi ya, kakak sha sedih.."

"makasih sayang dan mami udah sembuh kok." sera memegang tangan sha yang berada di pipinya.

"benelkah papi, mami udah sembuh?" sha memastikannya samaku.

"iya sha, mami udah sembuh kok."

"yeah..yeah..kakak sha sayang mami.."

"mami juga sayang kakak sha.."

"sera, lo hebat.." sahut dirles sambil elus kepalanya.

"khem..khem.., Dir mending tangan lo ga usah nangkring di kepala sera deh takutnya lakiknya cemburu bro trus ngamuk lagi, kan bahaya bro, wkwkwk.." ledek josh.

"eh." kagetku dan dirles bersamaan.

"astaga, oh iya ya josh kok lupa gue, wkwkwk.."

"sialan lo berdua, siapa yang cemburu coba."

"yakin..?" goda josh.

"iyalah.."

"wkwkwk, trus yang kemarin tuh kalau bukan cemburu apa namanya?"

"udah deh, pokoknya gue ga ada cemburu, TITIK!!" ucapku tegas namun tetap jengkel sama mereka.

"sayang, kamu cemburu ya? kan aku cintanya cuma sama kamu." sahut sera.

"heyy..ga ada yang cemburu sayang dan apa lagi aku, kelewat cinta banget sama kamu." aku langsung merespon ucapannya dan lebih gilanya lagi aku malah cium bibirnya depan mereka.

"hahahaha, langsung di cium bro istrinya. Wkwkwk malah ga ingat lagi sha ada di sini, kurang asem lo james." ucap josh.

"no poblem om, kan kakak sha udah seling lihat ini. Papi kayak papa suka makan bibil mama, huhh.."

Semua langsung terdiam, Sha membongkar kebiasaan dirles dan khristal depan kami dengan polosnya. Hitungan detik, dirles langsung merampas sha dari sera bahkan dia menggendong sha dan membekap mulutnya.

"astagaaa, sha kamu bikin malu papa aja sih aauww..." sha gigit tangan dirles.

"papa ih, engap.."

"hahaha, pantas anak lo ga kaget lihat aksi james, ternyata dia udah biasa lihat kalian ciuman. Kurang ajar kalian berdua, bisanya depan anak kayak gitu, sialaaan..." timpal josh dengan ngakaknya. Itulah kebersamaan kita hari ini, selalu ceria.

~••~••~

(yeah, sera berhasil melewati operasinya..🙌🙌 dan heboh bener para sahabat ini..

😂😅😁)

avataravatar
Next chapter