1 Depresi Khayalan

Jangan terlalu dipikirkan, jalani saja.. kau memang tidak seperti yang lainnya, yang berada di dalam zona nyaman keluarga nya. Kau istimewa, Langkahkan saja kaki mu kedepan dan Allah akan merubah segalanya. Seperti ada yang berbisik di telinga ku, "Siapakah itu?" Aku bertanya-tanya di dalam hati. Di atas batu, dibawah bulan purnama, aku hanya merindukan 3 sosok penting dalam hidupku. Kapankah aku bisa bertemu kembali kepada mereka?. Aku masih ingat pada saat wanita itu membelai kepala kecil ku, aku masih ingat tanda lahir seorang laki-laki kecil yang sedarah dengan ku, aku juga masih ingat seorang laki-laki yang di gotong dengan menggunakan keranda besi. Dimana mereka semua..?. Seandainya orang lain tau, melepaskan sesuatu yang hampir tenggelam bukan lah hal yang mudah. Air mata ku seketika menetes diatas batu besar ini. Bulan purnama itu tersenyum kepadaku, "Hapuslah air mata mu itu..!" dia seolah-olah berbicara kepadaku. "Iya, akan ku hapus ini" aku menjawab nya. Aku berdiri dan melihat ke arah bintang-bintang yang berada di galaksi semesta ini. Begitu luas dunia ini, begitu banyak tantangan yang akan ku hadapi dan begitu nyatanya kehidupan ini. Angin kencang menerpa tubuh ku dari belakang, hingga aku terjatuh. Terlintas angin di samping telinga ku dan berkata "Bangkit!!!, paksa dirimu untuk maju, 3 sosok yang kau rindukan saat ini selalu menunggu kehadiran mu". Aku berdiri dan langsung berteriak "Apakah aku bisa melewati semua ini seorang diri?, dunia ini begitu keras untuk anak seusiaku, tidak sepatutnya anak kecil sepertiku memikirkan hal besar seperti ini. Siapa yang peduli padaku?, Pohon, Bulan, Bintang, Angin, dan batu besar. Hanya kalian lah yang peduli dengan ku, hanya kalian yang menjadi saksi bisu menetes nya air mataku". "Diam!!!", angin itu seolah-olah membentak ku. "Jangan jadi anak kecil yang lemah, sendirian bukan berarti tidak bisa melakukan hal yang besar. Coba kau lihat Bulan!. Aku langsung melihat keatas kearah bulan. "Lihat!!!, dia sendiri, tapi dia masih bisa berusaha menerangi bumi pada saat malam hari, dan coba kau lihat Bintang". Aku mengarahkan pandanganku ke Bintang. "Bintang memang banyak, tapi ingat satu hal. Tidak ada istilah Bulan jatuh, yang ada hanyalah Bintang jatuh". Sontak semangatku membara, angin itu telah melecut kan semangat ku yang telah terkubur lama di dalam batin ku. Lantas darimana aku harus memulai perjalanan ini?, menjadi versi terbaik dari diri sendiri bukanlah hal yang mudah, banyak sekali orang yang mencemoohkan ku, kata-kata yang tidak sepatutnya aku dengar, sekarang telah mendengung di otak ku. Batin ku buta, yang ku lihat hanyalah kegelapan dan keburukan dunia. Iya aku memang kurang perhatian dari orang tua, aku tidak bisa merasakan kehangatan dari orang yang telah melahirkan ku.

Aku merebahkan tubuh ku diatas besar ini. Aku menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan. Tubuhku terasa sangat tenang, jiwaku seakan-akan terbang dibawa angin malam. Aku menyukai kesunyian ini. Angin kembali menerpaku, tubuh ku mulai terasa dingin dan darah ku seperti membeku. Entah apa yang ada di dalam benak ku, aku merasa benda mati ini menghangatkan tubuh ku. Sendi-sendi batu ini serasa memijat punggung kecil ku. Sebuah batu pun dapat memberi kehangatan dari sebuah khayalan. Mataku tertuju pada sebuah planet yang bersinar terang, entah planet apakah itu?, apakah ada sebuah kehidupan di sana? Apakah seni bertahan hidup di sana sama dengan di bumi?, jika sama berarti ada juga seorang anak yang seperti ku, depresi atas ketidakstabilan masa lalu. Tidak ada obat anti deprsi di dunia ini, kecuali dirimu sendiri. Aku berdiri dari rebahan ku dan mulai berjalan ditengah pematang sawah. Berjalan sendiri melewati keheningan malam yang agung. Sampai pada akhirnya aku melihat orang-orang sawah. Seketika aku tersadar melihat dia yang terbujur kaku tanpa gerak. Sedangkan aku diberikan oleh Allah tubuh yang sempurna, lengkap dengan penglihatan dan pendengaran. Lantas apa yang harus ku keluhkan atas segala nikmat ini. Aku langsung berlutut di bawah bulan purnama, menyesal atas ketidaksyukuran ku terhadap nikmat Allah. Aku kembali berdiri dan berkata "Dunia!!!, Sambutlah aku dengan kehidupan nyata ku. Aku siap menantang keras nya kehidupan, sampai saat wanita yang melahirkan ku menangis haru dengan penuh kebahagiaan, sampai saat laki-laki terhebat di hidupku tersenyum haru di alam sana melihat wanita yang di cintanya telah berada di samping buah hatinya.

avataravatar