13 Bab 22: Berkunjung (1)

"Shirone, nya!" Kata Kuroka sambil berlari kearah Koneko dan memeluknya dengan erat seolah olah tidak ingin membiarkanya pergi.

Koneko tidak keberatan dan memeluknya juga, "Nee-san..."

Mereka semua yang melihat ini merasa senang karena melihat kedua saudara yang di pertemukan kembali setelah berpisah selama bertahun tahun.

Kuroka terus memeluknya kemudian dia mencium bau dari Koneko, "Shirone, apakah kamu sudah kehilangan keperawanan, nya?"

Koneko memerah ketika Kuroka menanyakan ini, tapi dia hanya bisa mengangguk, "I-Iya."

"Siapa yang mengambil keperawananmu nya!!" Kuroka merasa kesal karena adiknya sudah kehilangan keperawanannya sebelum dirinya.

Koneko hanya tersipu dan menunjuk Alex, "N-Nii-san..."

"N-Nii-san!?" Kuroka terkejut ketika Koneko memiliki Kakak baru. Dia menoleh dan menatap Alex dengan bermusuhan. Dia merasa bahwa Alex telah mencuri gelar Kakaknya dari Koneko. Dia kemudian melompat kearah Alex dan mengguncang tubuhnya, "Kenapa kau memcuri gelar 'kakak' ku dari Shirone, nya!!!"

Para Tim Vali yang melihat ini tidak tahu harus berbuat apa. Mereka hanya memutuskan untuk diam dan terus mendengarkan, karena ini adalah masalah mereka sendiri.

"Berhenti! Berhenti!!!" Alex merasa pusing ketika diguncang oleh Kuroka. Dia memegang pundaknya dan mendorongnya untuk mundur tapi dia tidak menyangka Kuroka akan menarik bajunya dan membuatnya jatuh kelantai.

*Brak!*

"Nee-san!"

"Oy! Apa kalian baik baik saja!!"

"Kuroka!!"

Koneko dan Para Tim Vali khawatir ketika melihat keduanya terjatuh. Mereka kemudian mendekat dan melihat Alex yang diatas Kuroka sedang menyentuh payudaranya dan bibirnya berciuman dengan bibir Kuroka yang ada di bawah. Mereka melihat ini dengan emosi kompleks sekarang.

Alex ingin menangis sekarang. Bukanya dia tidak ingin melakukannya dengan Kuroka, tapi dia takut Koneko akan marah karena telah mencium gadis lain di depan dirinya. Walaupun dulu Koneko sudah bilang bahwa dia tidak keberatan dia dengan gadis lain. Tapi dia tahu, bahwa gadis manapun akan cemburu ketika melihat kekasihnya berciuman dengan gadis lain didepannya.

Kuroka yang di tindih di bawah tidak tahu harus bereaksi seperti apa sekarang. Dia ingin menolak ketika dicium oleh Alex, tapi dia merasa ciumannya rasanya sangat enak dan payudaranya terasa sangat sensitif ketika di pegang oleh tangan Alex. Dia tidak bisa membantu tapi mengerang, "Nyahhnnnpp~"

Koneko merasa kesal ketika melihat mereka berdua berciuman. Dia kemudian melihat Kuroka mengerang karena kenikmatan, dan semakin kesal sekarang. Dia mengambil Alex dengan cepat dan menjauhkannya dari Kuroka. Meskipun tubuh Alex lumayan berat itu mudah dengan kekuatannya saat ini. Dia tahu bahwa sentuhan Alex itu sangat nikmat dan membuat wanita manapun berada di surga, karena dia sudah mengalaminya berkali kali setiap malam, dan dia tidak ingin membaginya dengan gadis lain.

Kuroka merasa Alex sudah tidak ada. Dia kemudian menoleh kebelakang dan melihat Koneko yang menatapnya dengan waspada. Ketika dia melihatnya seperti itu, dia tersenyum menggoda dan mendekat kearah Koneko, "Nya~ apakah kamu cemburu, Shirone, nyaa."

Koneko tersipu ketika digoda oleh Kakaknya, "N-Nee-san." Dia mendorong wajah Kuroka menjauh darinya.

"Nya! Kamu benar benar imut ketika malu, nya!" Kuroka mengabaikan Koneko yang mencoba menjauhkannya, dan memeluknya dengan erat sambil menempelkannya ke payudaranya.

Koneko menghela nafas dan membiarkan kakaknya memeluknya. Selain itu, dia juga senang setelah sekian lama tidak bertemu dengannya.

Alex perlahan bangkit dari lantai setelah di lempar oleh Koneko karena berciuman dengan Kuroka tadi. Dia kemudian berdiri dan berjalan kearah Tim Vali yang menatap kedua saudari itu dengan tatapan rumit. "Bagaimana kalau kita masuk kedalam dan minun teh?" Dia menawarkan.

Mereka mengangguk dan masuk kedalam rumah sambil mengabaikan kedua saudari itu.

Ketika mereka memasuki rumah, mereka melihat pemimpin mereka sedang makan camilan sambil menonton TV, mereka merasa bahwa pemimpinnya benar benar betah tinggal disini. Mereka kemudian menatap Alex yang sedang membuat teh dan bertanya tanya apakah dia lolicon.

Alex mungkin akan batuk darah dan melemparkan tehnya ke wajah mereka, jika mendengar pikirannya.

Alex telah selesai membuat teh dan menaruhnya di meja. Dia kemudian duduk di sofa, dia mengambil Ophis dan menaruhnya dipangkuannya. "Bagaimana kalau kita perkenalan diri dulu? Namaku Alex, Alex Hyoudou. Aku hanya manusia biasa." Kata Alex seolah tidak terjadi apa apa.

Mereka benar benar berpikir bahwa Alex lolicon sekarang.

Vali dan Bikou ingin meludahinya ketika mendengar perkenalannya.

Manusia biasa?

Anda kemarin benar benar membuat Vali terluka parah dan sekarang anda hanya manusia biasa? Mereka menghela nafas dan memperkenalkan dirinya juga.

"Yah, kau sudah kenal aku dan Vali kan," Kata Bikou.

Alex mengangguk dan menoleh ke Arthur dan Le Fay.

"Senang bertemu denganmu, namaku Le Fay. Aku seorang penyihir," Kata Le Fay.

"Namaku Arthur. Aku adalah seorang ahli pedang," Kata Arthur sambil menyesuaikan kacamatanya, dia kemudian mengamati tubuh Alex dan menambahkan, "Ngomong ngomong, apakah kau seorang ahli pedang juga?"

Alex merasa aneh ketika di panggil ahli pedang. Dia dulu memang sering menggunakan pedang saat bertarung dan mendapatkan keahlian berpedang Sakata Gintoki, tapi dia tidak pernah menyebut dirinya sendiri seorang ahli pedang. Dia hanya mengangguk dan berkata, "Yah, aku seorang ahli pedang."

Arthur senang ketika mendapat anggota baru yang bisa menggunakan pedang. Dia juga merasakan bahwa Alex sanngat kuat dan ingin beradu pedang dengannya, "Bagaimana kalau kita beradu pedang?" Kata Arthur.

Alex menggerakan bibirnya ketika diajak berduel oleh Arthur. Dia bertanya tanya kenapa dia selalu bertemu dengan seseorang maniak bertarung. "Tentu. Tapi mari kita lakukan itu lain kali," Kata Alex. Dia tidak benar benar ingin bertarung sekarang.

Arthur mengangguk dan tidak keberatan. Dia tidak sabar untuk menunggu duel dengannya.

Le Fay disisi lain menatap Alex dan mencoba mengingat sesuatu, dan bertanya, "Apakah kamu adalah Alex-sensei yang menggambar manga Bleach, One Piece, dan Naruto?"

Mereka semua kemudian menatapnya dengan penasaran. Mereka tahu Alex-sensei karena mereka telah membaca semua karyanya, dan itu benar benar menarik. Mereka juga belajar beberapa sihir baru ketika membaca manganya.

"Ya, memangnya ada apa?" Kata Alex sambil memiringkan kepalanya. Dia tidak menyembunyikan identitasnya sebagai mangaka karena menurutnya itu tidak perlu.

Tiba tiba Le Fay mengeluarkan manganya dan menundukan kepalanya, "Tolong tanda tangani punyaku, Alex-sensei!"

Alex menganggukan kepalanya dan tidak keberatan. Dia kemudian mengambil pena dan menandatanganinya, "Ini." Kata Alex sambil menyerahkan manganya.

"Hore!" Kata Le Fay dengan senang.

Alex tersenyum ketika melihatnya senang, dia kemudian ingin berbicara tapi tiba dia merasakan seseorang memeluknya dari belakang.

"Aku Kuroka, nya!" Kuroka berkata sambil memeluk Alex setelah reuni dengan adiknya.

Alex merasa aneh ketika melihat Kuroka bertingkah akrab dengannya, "Kenapa kau memelukku begini? Bukankah kau membenciku?" Alex bertanya.

Kuroka menggelengkan kepalanya, "Tidak, sebenarnya aku sangat berterima kasih karena telah merawat Shirone, nya," Kata Kuroka. Dia kemudian bergumam dengan suara rendah, "Walaupun aku aku tidak suka saat kau mengambil keperawanan Shirone duluan."

"Apa?" Alex tidak mendengarnya.

"Tidak apa apa, Nya," Kuroka menggelengkan kepalanya, dia kemudian menambahkan, "Pokoknya aku sangat berterima kasih saat dulu, karena menyelamatkan Shirone, nya."

Alex merasa bahwa dia tidak benar benar pantas menerima ucapan terimakasih nya, karena dia dulu hanya menyelamatkan Koneko karena Quest sistem. "Jangan pikirkan," Alex hanya bisa mengatakan itu.

Kuroka tersenyum dan menempelkan pipinya ke wajah Alex.

Koneko kesal karena kakaknya bertingkah dekat dengan Alex. Dia kemudian menariknya menjauh, "Nee-san, jangan dekat dekat dengannya."

Kuroka hanya tidak berdaya ketika dia ditarik oleh Koneko. Dia tidak tahu apa yang dilakukan adiknya selama berpisah dengannya, karena dia benar benar kuat.

"Ahem," Alex batuk untuk mengalihkan perhatian. Dia kemudian berkata kepada Tim Vali, "Ngomong-ngomong aku punya kondisi sendiri saat masuk kelompok kalian."

Vali mengangguk dan tidak keberatan karena mereka semua anggotanya juga punya kondisi sendiri sendiri, "Apa kondisinya?"

Alex mengangguk dan berkata, "Kondisinya adalah....."

avataravatar
Next chapter