1 The New Hero

Kali ini, perjalananku masuk ke dunia game. Aku terbangun di sebuah kamar berdekor abad pertengahan. Tapi tubuhku terasa lemas dan tak bertenaga, ketika kedua mataku terbuka, seorang wanita berpakaian zirah menghampiriku.

"Tuan, jangan memaksakan diri, sebaiknya anda istirahat," sahutnya, membantuku untuk kembali berbaring. Arrhh, entah apa yang terjadi pada tubuh ini, kenapa ini begitu sakit.

"Apa yang terjadi?" tanyaku.

"Dalam perjalanan, kau pingsan karena terlalu lelah. Depresi membuat tubuhmu melemah drastis, saat itu juga aku tak sadar segerombolan Gang Flaming bird menyergap kita, tapi untungnya aku bisa mengatasi mereka dan akhirnya membawamu kesini" jawabnya. Di wajah wanita ini memang ada sedikit lebam.

"Tuan, aku akan ke dapur sebentar mengambilkan sup," lanjutnya. Aku mengangguk mempersilahkan. Ia kemudian pergi.

Sambil menahan sakit, aku mencoba membuka jendela statistik. Kemudian serentetan informasi bermunculan di sudut mataku.

Nama : Rey Torbuce

Umur : 15 tahun

Gelar : Bangsawan _Baron lvl 2 (59/100 EXP)_

Tipe (Hero): Belum ada

Atribut Pribadi :

HP : (20/48) – Demam Tinggi

Armor : (15/20)

Energi : (10/20)

Mana : (Belum mengalir dalam jiwa anda)

Serangan Dasar : 12

Kecepatan Gerak : 12

Kecepatan serang: 10

Pertahanan Dasar: 8

Daya Lihat : -

Atribut Bangsawan :

Diplomasi : 18

Persepsi : 12

Karisma : 16

Berkuda : 30

Kecerdasan : 17

Ketangkasan : 16

Spesialis Tambahan:

Belum ada

"Tuan, ini makanlah dulu," sahut wanita itu menyodorkan semangkuk sup. Aku meraihnya dan mulai melahap.

Dalam ingatan tubuh ini, wanita setengah elf itu bernama Anna Violin, seorang Petarung lvl 5, ia bertugas sebagai pengawal pribadiku, walaupun umurnya terbilang muda, 19 tahun, tapi kemampuan tempurnya banyak mencetak prestasi.

Yang terjadi saat ini adalah sebuah pemberontakan. Ayahku, William Torbuce baru saja meninggal, dan pewaris utama adalah aku sendiri. Bertugas sebagai penguasa wilayah Oddward Valley. Tapi terbangun dengan tubuh dan kemampuan seperti ini, sama sekali tak mendukung, uang pun bahkan tidak punya. Dalam ingatannya, pemilik tubuh asli memang orang yang sama sekali tak berguna, beberapa hari yang lalu, dengan mudahnya ia diperdaya oleh sekelompok orang di bar dan membuatnya menguras 20 keping emas yang merupakan sebagian besar uang yang ia dan Anna miliki saat itu. Mendengar hal itu, Anna memutuskan untuk selalu mengawasi tuan mudanya. Dan dilihat dari wajah Anna sekarang, ia sedang mengkhawatirkan sesuatu, tentu saja itu tentang wilayah kami.

Para pemberontak dan oknum-oknum itu telah berhasil merebutnya. Mereka mengambil kesempatan di kala ayah meninggal. Aku tak tahu siapa dalang dari semua ini, petunjuk pertama yang sudah jelas, salah satu dari pemberontak itu berasal dari gang Flaming Bird.

"Anna," panggilku. Anna menoleh, memaksakan senyum.

"Ada apa tuan? Anda mau nambah?"

Aku menggeleng "Dimana kalung emas pemberian ibu?"

Anna terperanjat. "Untuk apa?"

Aku berusaha bangkit "Kau tak perlu tau, tapi percayalah padaku, aku harus segera pulih, kita tidak bisa membiarkan wilayah kita terus seperti ini, kita harus segera merebutnya," aku menggenggam kedua tangan Anna, berusaha meyakinkan.

"Bukannya aku tak mau tuan, aku hanya tak mau kejadian kemarin terulang, aku tak habis pikir apa yang akan kulakukan jika mereka kembali menipumu. Biarkan aku saja yang membelikan obat itu untukmu.."

"Anna kau harus percaya padaku, semua tak seperti yang kau kira, setelah rasa sakit ini menimpaku, aku bukan lagi Rey seperti yang kau kenal, aku benar-benar berubah total," ucapku menekan. Mata bulat Anna berbinar. Entah kenapa ia seperti melihat sebuah harapan.

"Baiklah, biar kuambilkan tapi kau harus berjanji untuk menjaga dirimu," ujarnya. Aku mengangguk mantap. Kemudian ia pergi, dan kembali dengan kalung itu.

"Sementara kau pergi, apa yang harus kulakukan?" tanyanya.

"Tetaplah di sini, jaga tempat persembunyian kita, aku tau mereka di luar sana mencariku, tak mau membiarkanku hidup-hidup," ucapku. Anna mengangguk, kemudian mengantarku kedaun pintu.

"Berhati-hatilah, di luar sana berbahaya, kau akan membutuhkan ini," ia mengulurkan sebuah belati. Itu belati pemberian saudaranya.

"Kau pernah mempelajari ini bukan? gunakan ini untuk jaga-jaga," lanjutnya. Rambut pirang Anna berkibar dihembus angin.

Aku meraih benda itu, menimangnya sejenak, kemudian menyarungnya di pinggang. "Terimakasih, kau selalu bisa diandalkan Anna, aku tak tau apa yang terjadi jika tanpamu beberapa hari terakhir ini," ucapku. Wajah Anna bersemu merah, Anna mengangguk "Anda tidak perlu formal seperti itu tuan, itu sudah menjadi tugasku melindungi anda," jawabnya.

Tudung jubah aku tutupkan ke kepala. Kemudian berbaur dengan orang yang berlalu-lalang. Tujuanku saat ini adalah tempat penukaran perhiasan. Uang tersisa yang kami miliki sekarang hanya beberapa keping perak saja, itupun akan segera habis dengan membayar penginapan kami di kota Ruby Clock ini. Anna memaksakan dirinya untuk bekerja mencari uang demi memenuhi kebutuhan kami sehari-hari, itupun gajinya pas-pasan. Aku jelas tak bisa membiarkan ini terjadi, karena sebelum masuk dunia game, aku sudah menonton trailer yang menunjukkan bahwa dunia ini akan terjadi peperangan besar antar ras, dan aku harus segera menjadi seorang Legendary sebelum semua itu terjadi. Waktunya tak lama, berkisar sekitar 3 tahun mendatang. Dengan itu aku harus cepat membuat persiapan besar.

Setelah sampai di sebuah toko perhiasan, aku mulai menaksir harga dengan sosok Goblin si penjual.

"Ini adalah perhiasan platina, kau bisa lihat banyak berlian yang menghiasinya. Tukarkan aku dengan 500 keping perak," sahutku. Goblin itu meraihnya dan memerhatikan sejenak.

"250," balasnya singkat.

"Astaga aku mendapatkan ini dari gua Naga, bagaimana mungkin kau menjualnya dengan harga seperti itu? 500 atau aku akan pergi," protesku, sedikit membumbui.

"Baiklah manusia malang, 350, kalau kau tidak mau, pergi saja! dasar pengemis!" bentaknya. Aku terdiam, Diplomasiku berada di angka 18, sedangkan Goblin ini terlihat berada di level 3, diplomasinya sekitar 23. Masalah negosiasi seperti ini aku pasti kalah,

"Baiklah, berikan uang itu," sahutku menyerah, Goblin itu meraih sekantung uang dan melemparnya kepadaku. Aku mengantonginya dan segera pergi.

Demam ini membuat gerakanku terbatas, untungnya letak antara toko perhiasan dan Tabib Putih tidak jauh. Tak berselang lama aku sampai di rumah besarnya. Berbeda dengan para tabib di kuil Hideon, mereka lebih seperti memeras daripada mengobati. Harga jual ramuannya terlalu sinting, tak seperti tabib putih yang aku kunjungi sekarang.

Alasan kenapa orang-orang tak mendatangi tabib putih adalah karena kebanyakan dari mereka tak mengetahui keberadaannya. Si tabib menyembunyikan identitas aslinya dengan menyebut dirinya seorang penulis, walau ada sebagian dari mereka yang mengetahuinya, termasuk aku.

Ketika masuk, ruangan terasa sunyi. Hiasan benda antik dipajang sana-sini. Aku bahkan bisa mendengar ada suara guratan pena.

"Siapa di sana?" sahut seseorang.

"Umm, aku mencari tuan Rion," jawabku. Mulai melangkah masuk lebih dalam, mencari sumber suara.

"Ada perlu apa?" tanyanya. Astaga pria itu tiba-tiba muncul di belakangku, menghalangi jalan keluar.

"Ekhem, aku butuh pengobatan," sahutku memasang wajah memelas.

"Dari mana kau tau kalau aku tabib?" tanyanya. Raut wajah bijaksana itu terheran

"Ayah," jawabku singkat.

"Siapa?"

"William Torbuce,"

"APA? Jadi kau?"

Aku mengangguk "Iya, aku Rey," jawabku.

Ia menghela nafas "Aku menyesal atas kematian ayahmu, ia adalah sahabat karibku dulu. Maaf kalau aku tak mengenalmu, itu juga karena ia tak pernah memperkenalkanmu padaku," tuturnya.

Aku tersenyum tipis "Tak masalah, aku hanya butuh obat demam," ujarku.

Pria paruh baya itu mengangguk, "Baiklah akan aku ambilkan," kemudian berlalu dan kembali dengan sebotol ramuan biru. "Ini. Kau tak perlu menanyakan harga, itu untukmu," sahutnya.

"Benarkah? ah terimakasih," sahutku riang. Tutup kayu aku tarik dan mulai menegaknya setengah. Aura biru menyorot dari tubuhku, semuanya terasa begitu segar. Aku membuka jendela statistik.

[Anda meminum Ramuan Healer biru Blue Grass___Efek: Memulihkan HP yang hilang__ HP : (48/48) – Sehat Bugar]

"Terimakasih tuan Rion," sahutku.

"Tak masalah, anggap ini sebagai balas budiku, lalu bagaimana keadaan wilayahmu sekarang?" tanyanya.

Aku menggeleng "Bukan sesuatu yang baik, tapi aku bisa mengatasinya. Kalau begitu aku permisi, ada beberapa hal yang harus aku selesaikan di luar sana," ucapku tanpa basa-basi.

"Oh iya, tunggu sebentar," panggilnya. Aku menoleh. Ia berjalan menghampiriku, mengambil sesuatu dari sakunya.

"Terimalah ini, mungkin akan berguna" ia menyodorkan sepasang sarung tangan. aku menerimanya. Melihat statistik benda itu.

[Analisa___]

Nama : Leather Gloves

Jenis : Aksesoris

Spesialis : Penyembuhan (Letakkan sarung tangan di tempat yang terluka, dan dalam sekian detik, luka itu akan pulih__ Konsumsi Energi/Penggunaan : 1)

Memudahkan anda untuk menggunakan senjata: +20% kemudahan

Atribut Tambahan__

Serangan Dasar : +1

Kecepatan serang : +1

Pertahanan dasar : +1

Lumayan, aku langsung memakainya. "Terima kasih atas keramah tamahan anda tuan, aku akan mengingat ini," sahutku.

Pria itu mengangguk, "Berhati-hatilah.."

Matahari sudah memancarkan cahaya jingga. Hanya butuh satu jam bagiku untuk segera pulih. Sekarang tujuanku adalah Toko Perlengkapan & Persenjataan. Sebelum malam tiba aku harus menyelesaikan semua ini.

"Semua total 250 keping perak," sahut si penjual. Aku mengambil sekantung uang dan memberikannya. Tak masalah, ini hanya modal kecil, ke depannya keuntungan akan datang berlipat-lipat. Barang yang aku beli diantaranya : Leaves Magic Bag, sebuah tas inventory yang dapat memuat banyak benda. Crusial Coal, batubara penerang. Element Key, kunci pembuka harta karun. Random Map, sebagai peta. Dual X-Blade (senjata), Oak Wood Armor (Armor), Leather Boots (Sepatu).

Semua barang itu aku masukkan kedalam LM Bag, sedangkan untuk senjata, armor dan sepatu langsung aku pakai. Kemudian melihat jendela statistik.

Tambahan Seluruh Atribut Yang Di Pakai__

Serangan Dasar : +7

Kecepatan Serang : +5

Kecepatan Gerak :+4

Pertahanan Dasar : +5

Tambahan spesialis:

- Daya akurat serang : +7%

Di sudut lain, ada titik menyala, kemudian aku membukanya.

MISI BARU UNTUK ANDA___

Misi Utama : Rebut kembali wilayah Anda

Hadiah : 2000 EXP Pengalaman + 500 EXP Tempur

Misi Tambahan : Mempelajari salah satu tipe Hero dan masuk ke level 1

Hadiah : Persepsi : +1, 200 EXP Pengalaman.

Aku sudah menduganya, memang selalu seperti itu di tahap awal game. Untuk mendapat gelar Hero, awalnya seseorang harus masuk ke akademi dan berlatih selama satu bulan untuk masuk ke level 1. Aku jelas tak akan melakukan hal yang mengulur waktu seperti itu. Dengan pengalamanku, aku punya cara yang lebih efektif.

Langit semakin gelap, geng-geng kota mulai berkeliaran. Aku menutup setengah wajah dengan masker, bersiap untuk beraksi.

Jalan-jalan sempit di kota ini benar-benar kumuh, banyak para pengemis bersimpuh di pinggiran bar demi memohon untuk di beri makanan. Salah satu pengemis itu ada yang membuatku tertarik, di lehernya ada lambang badak cula satu berwarna hijau, tanda pengenal bagi seorang Epic. Keadaannya tak lebih dari gelandangan, saat ia memohon tak jarang orang langsung menimpuk wajahnya, menendang perut, bahkan menginjaknya. Kecanduan telah membuatnya seperti itu.

Aku meraih manisan anggur yang baru aku beli di pasar tadi, kemudian mengambil Ramuan Healer Biru dan mencampurkannya. Selain Efek penyembuhan, ramuan ini juga efektif untuk menghilangkan segala efek Crowd Control (segala bentuk efek yang membuat seseorang kesulitan dalam bertanding- seperti slow motion, stunt, knock up/back, dll) dan Serangan Imunitas. Setelah itu, aku berjalan menghampirinya.

"Tuan berilah aku bir..! Berilah Aku Bir..!!" sahutnya sempoyongan sambil menarik kain celanaku.

Aku menarik kerah bajunya, dan menatap tajam.

"Kau mau ini?" sahutku memperlihatkan ramuan yang sekarang tampak mirip bir. Pria itu segera meronta seperti orang yang habis di rebut paksa. "Serahkan itu padaku..

Serahkan itu padaku!!" teriaknya. Melihatnya seperti itu, tanganku tak kuasa untuk segera menimpuk wajahnya, kemudian menyeretnya kedalam gang.

"Kau bisa dapatkan ini, tapi lakukan sesuatu untukku..!" perintahku.

"Apa yang kau inginkan..?"

"Cap di sini..!" perintahku menyodorkan kertas kelulusan akademi.

"Aku tidak bisa melakukan itu," sahutnya

Tarikan kerahnya kuperkuat dan mendekat ke wajahnya "Kau tidak bisa menipuku dengan tanda itu di lehermu, lakukan apa yang kuperintahkan" sahutku. Pria itu menelan ludah. "Aku sudah bukan apa-apa lagi di akademi," ujarnya.

Botol di tanganku kuangkat hendak membanting "Jangan tuan, berikan itu padaku..!" pria itu memelas

"CAP..!" Aku melotot.

"Baiklah, Baiklah.." sahutnya. ia kemudian menaruh telapak tanngannya di kertas. Seberkas cahaya muncul bersinar. setelah ia mengangkat tangan, sebuah cap bundar Naga bertuliskan assasin muncul disitu.

"Kerja Bagus, ini! Nikmatilah..!" sahutku melempar botol itu. . Kemudian aku pergi dengan senyuman licik.

"DUAAARR.." NItrogliserin pada anggur bercampur serat blue grass ternyata bom yang sangat ampuh.

Berikutnya menuju ke akademi untuk pembaptisan. Acara dilakukan setiap bulan purnama, dan sekarang adalah hari itu. Aku mulai masuk kepekarangan melewati orang-orang yang tengah berjuang untuk mendapat cap resmi. Tapi menurut pengalamanku, entah itu resmi atau ilegal tapi efeknya sama saja. Dan yang boleh mendapat cap ilegal hanya aku, makanya tadi aku membunuh satu-satunya pria yang bisa memberi cap ilegal, supaya tak ada yang mengikuti jejakku.

Dari semua tipe hero yang paling kukuasai di game sebelumnya adalah Assasins, jadi aku tak perlu susah payah berlatih setelah pembaptisan.

Kertas bercap itu melayang di hadapanku, tubuhku bersorot cahaya yang menyambung dengan kertas itu.

"Rey Torbuce, mulai malam ini kau resmi menjadi seorang bertipikal Assasins" sahut sang Legendary.

Sebuah kekuatan besar mulai terasa mengalir deras di tubuhku, cahaya di tubuhku semakin terang. Dalam sekian detik kertas itu masuk kedalam tubuhku. Aku terjatuhm kemudian semua gelap seperti semula.

Dan serentetan informasi muncul ;

[Analisa___]

Anda Mendapat Tipe (Hero) Baru : Assasins (level 1__0/200 EXP)

Dan Membuka 3 Kemampuan Spesialis Tambahan :

Penglihatan Malam : 1

Sembunyi : 1

Serangan Fatal : 1

MISI DISELESAIKAN

HADIAH : Persepsi +1 dan 200 EXP Tempur.

Klaim

Persepsiku sekarang 13 permanen (Persepsi : kemampuan untuk melacak/merasakan keberadaan musuh)

, kemudian aku menghabiskan EXP Tempur untuk kemampuan Assasin, maka seketika aku naik level 2.

Assasins (__0/400 EXP) : Mendapat +2 SP (Spesialis Point), +1 AP (Atribut Point).

– Setiap Naik Level, Akan Menambah 2 SP, dan Setiap Naik 2 Level akan menambah 1 AP.

Aku memasukkan 2 SP ke [Serangan Fatal] dan [Sembunyi], maka sekarang masing-masing menjadi 2 poin.

Penglihatan Malam : 1

Sembunyi : 2

Serangan Fatal : 2

Dan untuk 1 poin AP aku masukan ke dalam Ketangkasan dan sekarang menjadi 17

Aku tersenyum riang, kemudian berpamitan kepada sang Legendary "Terima kasih tuan," sahutku. Sebelum aku pergi pria itu memberiku sebuah Botol [Ramuan Aura Api] – Penguat Tubuh.

avataravatar
Next chapter