2 Chapture 2 : Moeder

"Dimana eomma?!!! "

Sebuah teriakan menjadi pengusik ketenangan rumah besar milik Tuan Lee di pagi hari ini. Teriakan itu dari seorang Lee Taeyong yang merupakan anak pertama Tuan Lee. Kebetulan ia baru pulang dari rumah mertuanya setelah menginap selama satu bulan disana karena sang ayah mertua, Tuan Kim tengah sakit keras.

"Tenang sayang, " kata Jennie sambil mengelus pundak sang suami sembari mengingatkan bahwa teriakan Taeyong tadi dapat membangunkan anak kembar mereka yang tertidur pulas di bahu Taeyong dan Jennie.

"Appa menyerahkan wanita gila itu ke Rumah Sakit Jiwa, " Jawab Haneul yang tengah memakan roti isi miliknya.

Taeyong menyerahkan putrinya ke seorang pelayan yang disebelahnya dan langsung mendekat pada Tuan Lee. Tinjuan dari tangannya langsung melayang pada pipi sang ayah tanpa ampun.

Bugh

"Sudah kubilang ratusan kali eomma tidak gila! Dia hanya mengidap gangguan pasca trauma!! "  Kata Taeyong tepat di hadapan Haneul. Ia sungguh tak bisa menahan amarahnya ketika adik tirinya ini menghina ibunya.

"Sudah Taeyong. Cukup! Orang-orang itu tak tau apa yang sedang dialami eomma," balas Jennie sambil mendekat pada Taeyong. Ia sangat tau kondisi ibu mertuanya karena ia merupakan dokter spesialis jiwa yang sempat menjadi dokter pribadi ibu mertuanya sebelum ia menikah dengan Taeyong.

"Dimana Hyunjae? " tanya Jennie mencoba mengalihkan ketegangan yang ada.

"Aku disini, " jawab Hyunjae yang memasuki ruang makan dengan pakaian kantornya lengkap.

"Kau tau apa yang dia lakukan? " tanya Taeyong sambil menunjuk sang ayah tanpa takut.

"Sudah dan aku tak percaya. Noona, apakah kau bisa mencari keberadaan eomma di seluruh rumah sakit yang ada di Korea Selatan ini? " tanya Hyunjae pada sang kakak ipar.

"Aku akan menghubungi semua temanku nanti dan kupastikan nanti sore akan ada jawaban untukmu, " Jawab Jennie. Jujur, ia merasa sangat khawatir dengan ibu mertuanya. Selama 3 tahun ia menjadi menantu disini hanya ibu mertuanya yang membuat dirinya nyaman di dinginnya rumah ini.

"Jika sampai eomma kenapa-kenapa jangan harap kami sudi tinggal disini, " decih Taeyong sengit sambil melirik sang ibu tiri yang usianya bahkan sama dengan kakak Jennie, Kim Junmyeon.

Setelah itu, ia memilih kembali menggendong Ella dan meninggalkan ruang makan ini bersama keluarga kecilnya. Sementara itu, Hyunjae juga ingin melangkah pergi juga tapi ditahan oleh tangan wanita itu, mantan kekasih yang sialnya masih ia cintai hingga detik ini.

"Makanlah Hyun. Kamu belum makan dari kemarin malam, " pinta wanita itu dengan nada memohon. Bukan Hyunjae namanya jika tak menolak dengan menepis tangan wanita itu.

"Kau bukan ibuku, kau hanya istri dari appa. Jadi jangan terlalu mencampuri  urusanku." Jawab Hyunjae.

"Jangan kasar dengan mami! " teriak Haneul pada Hyunjae sembari bangkit dan mendorong tubuh berotot Hyunjae.

"Hey anak kecil. Dengarkan aku. Jika kau tak ingin mamimu diperlakukan seperti itu, maka jangan pernah menghina eomma ku. Tanamkan itu pada otak kecilmu itu, " Balas Hyunjae sambil mengetuk-etuk jarinya pada kening sang adik tiri.

.

.

.

Lee Sihyun berdiri di depan salah satu gedung pencakar langit di Seoul. Ia menatap gedung perusahaan properti milik Tuan Lee Daenyeon. Ia harus bisa bertemu Lee Hyunjae di tempat ini.

Kakinya yang ramping masuk ke dalam gedung itu. Beberapa karyawan disana menyapa dirinya karena kebetulan anak mereka pernah dirawat olehnya. Kakinya pun berhenti tepat di meja resepsionis.

"Nona, saya ingin bertemu dengan Tuan Lee Hyunjae. " kata Sihyun yang membuat wanita di balik meja resepsionis langsung menatapnya dari atas sampai bawah. Sihyun pun menatap apa yang ia pakai. Walaupun ia masih memakai jas dokternya, ia tetap terlihat sopan dan tidak kumel kok setelah dua malam menginap di rumah sakit akibat lonjakan pasien.

"Maaf tapi Direktur Lee Hyunjae sedang tidak ada di tempat. Ia keluar sejak jam makan siang tadi dan kemungkinan tak akan kembali karena malam sudah akan tiba, " jawab wanita itu sopan.

"Terimakasih kalau begitu. Saya pamit dulu, " kata Sihyun sambil tersenyum dan undur diri.

Setelah Sihyun keluar dari gedung itu. Beberapa karyawan wanita langsung mengerubungi meja resepsionis. "Dokter itu mencari siapa? " tanya seorang wanita berjas coklat.

"Dia mencari Direktur Lee Hyunjae" Jawab Jisoo, resepsionis tadi yang melayani Sihyun.

"Kira-kira ada hubungan apa antara dia dengan Direktur Lee? " Tanya wanita berjas hitam.

"Ah sepertinya aku pernah melihat dia di sini sekitar 13 tahun yang lalu bersama Manager Lee, " jawab seorang wanita paruh baya.

"Apa dia kekasih Direktur Lee? " tanya Jisoo.

"Sepertinya. Ah ya dia adalah lulusan Harvard, " Jawab wanita berjas coklat.

"Kau tau darimana? " tanya Jisoo.

"Aku tau karena adikku adalah salah satu pegawai administrasi disana, " Jawab wanita berjas coklat.

"Atau mungkin itu istrinya? " tebak wanita berjas hitam dengan hebohnya saat ia mengingat bahwa Hyunjae sangat menghindari skinsip dengan para pekerja wanita di kantor ini.

.

.

.

Sihyun bersimpuh di rumah abu sang ibu panti. Ia tak dapat menahan tangisnya lagi. Ia benar-benar merasa sudah lelah. Ia tak tau harus berbuat apa lagi demi rumah panti asuhan.

Puk..

Kepala Sihyun mendongak dan menemukan wanita tua sedang memberikan selimut tebal pada dirinya. Ia merasa asing dengan wanita itu karena ia tak pernah melihat wanita itu selama ia berkunjung disini.

"Nyonya sedang apa dimari? " tanya Sihyun saat wanita itu duduk di sebelahnya.

"Jangan panggil aku Nyonya panggil aku, Areumie. Aku disini karena Nyeonie dan Lili malah meninggalkanku disini. Padahal pastinya Yongie dan Jeje sedang menungguku, " Jawab wanita itu dengan nada seperti anak kecil.

Apa dia mengidap gangguan pasca trauma yang mengakibatkan dirinya seperti anak kecil?, batin Sihyun sambil memperhatikan wajah sang wanita tua itu.

"Aku akan memanggilmu, Eomma saja dan perkenalkan namaku, Sihyun. " Kata Sihyun dengan nada cerianya.

"Hyunie memiliki nama seperti Jeje kkkkkk, " Kikik wanita itu.

"Jika begitu, ayo menginap di tempat Sihyun. Sihyun akan mencoba menghubungi Jeje nanti," tawar Sihyun karena ia merasa kasihan dengan wanita itu. Ia mengira bahwa wanita itu kemungkinan di buang oleh sosok bernama Nyeonie dan Lili itu.

"Benarkah Hyunie akan mempertemukanku dengan Jeje dan juga Yongie? " tanya wanita itu dengan mata berbinar.

"Janji. Sihyun akan berjanji akan menjaga Eomma sampai Jeje kembali. " balas Sihyun yang langsung dibalas pelukan wanita itu.

avataravatar