3 Ini chapter tiga

Hanya dalam satu malam, sebuah peristiwa yang menggemparkan dunia. Bukan, dunia yang dimaksud bukanlah dunia yang kita lihat secara umum saja, ini adalah hal yang melebihi politik, yang mempunyai kekuatan yang besar, bahkan bagian dari kekuatan militer berskala internasional, dan mereka berada di posisi khusus diantara semua hal tadi. Singkatnya mereka yang dimaksud adalah mereka yang hidup didunia tergelap, dunia kotor, dunia dimana yang kuat yang memimpin. UNDERWORLD, dunia para Criminal, Mafia, Yakuza dan banyak Organisasi lainnya.

Semua organisasi didalamnya menjalankan berbagai kegiatan ilegal secara kolektif dan terorganisir seperti produksi obat-obatan terlarang, peretasan, sampai rumah bordil. Mereka seolah-olah berada di kasta yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya bisa dibilang mereka berada dipuncak teratas umat manusia.

mereka tidak mempunyai identitas pasti, namun bisa dengan mudah tinggal di negara manapun yang mereka inginkan.

mereka bisa mengatur dunia melalui Politik, Perang, dan tentu saja Ekonomi.

Itulah beberapa hal kecil dari sekian banyak hal yang bisa mereka lakukan.

Seperti yang dikatakan, mereka yang berasal dari sisi tergelap dunia ini bisa disebut telah berada dipuncak rantai makanan didunia ini.

Tidak seperti Yakuza dan beberapa Organisasi yang memiliki tato sebagai simbol mereka. Mafia tidak punya rupa fisik buatan yang dapat membuatnya dengan mudah dikenali.

Mereka cenderung berbaur dengan orang biasa namun memiliki kehidupan lain yang 180 derajat berbeda dengan apa yang dikenal orang disekitar mereka.

*****

Era mafia telah berubah dengan serangkaian peristiwa besar yang terjadi.

Saat itu terjadi gesekan yang cukup serius antara mafia dari keluarga Levantein dan mafia Amerika, hingga akhirnya perang dingin terjadi antara keduanya. Meski hanya perang dingin, namun perang tetaplah perang. Banyak korban dari kedua belah pihak, bahkan warga sipil juga terkadang menjadi korban dari konflik 2 kekuatan besar yang menguasai dunia mafia tersebut.

Bagaimana dengan aparat dan pemerintah? Apakah mereka juga ikut campur? Tentu tidak. Karena sejak sebelum perang dingin dimulai, pemerintah hampir di setiap negara terlalu takut untuk ikut campur dan telah dilobi agar tidak ikut campur.

Perang dingin yang berlangsung selama berbulan-bulan akhirnya menemui jalan buntu. Bukan karena kedua pihak mengalami kekurangan sumber daya, bukan juga karena intervensi militer, melainkan karena adanya Organisasi yang mengambil keuntungan dari hal itu. Hal ini membuat kedua belah pihak marah.

Puncak dari insiden ini dikenal dengan nama LEVANTEIN MASSACRE. Seperti arti namanya yang benar-benar menjadi pembantaian yang sangat mengerikan. Kurang lebih seminggu setelah insiden itu, muncul siaran dari media internasional yang menayangkan tidak kurang dari 5.000 orang ditemukan mati dengan cara yang mengenaskan hanya dalam kisar waktu 3 hari.

Pembantaian itu berlangsung dalam senyap, tanpa tanda-tanda, tanpa ada suara jeritan, maupun permohonan minta ampun.

"Menyentuh Keluarga Levantein sama halnya dengan perang besar, kami tidak takut berperang, bahkan dengan dunia sekalipun. mulai sekarang semua pemimpin Organisasi harus mendapatkan izin dari kami jika kalian ingin hidup" Ucap seorang pria dengan nada dingin ke arah kamera yang saat ini fokus kepadanya. Video itu diakhiri dengan pria tersebut menembak hancur kamera sekaligus mengakhiri siaran itu.

Tidak ada yang mengetahui apa alasan dibalik terjadinya LEVANTEIN MASSACRE.

karena semua yang mengetahui peristiwa yang sebenarnya sudah dikirim ke sang penciptanya atau terlalu takut untuk mengatakan apa yang terjadi.

Sejak itu keluarga Levantein seperti menjadi mimpi buruk bagi hampir seluruh organisasi diseluruh dunia dan karena insiden itu membuat dominasi keluarga ini menjadi seperti Raja di UNDERWORLD.

Sejak saat itu segala aktivitas yang menyangkut Organisasi perlahan-lahan mulai hidup dengan Code dan peraturan dari keluarga Levantein dan beberapa Organisasi kecil dengan sendirinya bubar karena tidak ada figur yang ingin memimpin dengan semua peraturan yang diberikan oleh Keluarga itu. Bahkan di Organisasi besarpun semua yang diangkat atau ditunjuk oleh Keluarga Levantein untuk menjadi pemimpin, kebanyakan terlalu serakah dan selalu berakhir dengan kudeta, perang saudara atau hancur ditangan keluarga Levantein itu sendiri.

Butuh waktu setidaknya beberapa bulan untuk memulihkan kondisi UNDERWORLD akibat dominasi keluarga Levantein yang tak terhentikan.

sudah 3 bulan sejak Yoga memasuki sekolah barunya ini, banyak hal yang terjadi seperti Yoga yang berhasil menguasai semua kelas 1 disekolah ini dengan mudah, menjadi Figure yang menakutkan bagi mereka yang menentangnya. Dan yang paling penting adalah dia selalu berhasil menggoda Dira dan berhasil juga kabur dengan tawanya yang dengan sukses membuat gadis itu menjadi kesal, ntah kenapa dia sangat suka menggoda gadis itu, hal itu seperti candu tersendiri baginya .

"Gue kasih tau ama lu ya" Intan berbisik serius kepada sahabatnya yang sedang bertugas didepan gerbang sekolah. "Penguin itu benar-benar masuk list gue buat hewan laut paling ucul seplanet ini"

"Penguin itu burung. Mana ada Burung jadi hewan laut. Tolol" Klarifikasi Dira sahabatnya.

"Iya njir gue tau" Intan balas dengan nada yang tinggi "Mereka itu burung yang tinggal dilaut dan bisa berenang dan blabla pokoknya gitulah initinya mereka selalu dilaut jadinya mereka makhluk laut"

"Jadi kalo gue kepantai trus berenang tiap hari apa itu artinya gue makhluk laut?" balas Dira dengan nada yang sama tingginya.

Mereka trus berdebat sampai mereka tidak sadar telah menjadi tontonan murid yang melewati gerbang sekolah itu, bahkan saking seriusnya mereka sampai saling tunjuk seperti dua orang yang akan berkelahi.

semua murid yang melihat itu tidak bisa menahan tawa mereka. Mereka takjub ada manusia yang memperdebatkan penguin sampai seperti itu.

Tiba-tiba semua murid yang berada didepan gerbang terdiam, Dira dan Intan yang sedang berdebat pun berhenti,bkarena melihat banyak siswa dari sekolah lain yang mendatangi sekolah mereka.

Terlihat siswa dari sekolah lain itu membawa tiga orang yang memakai seragam sekolah mereka dan diletakan tergeletak tak berdaya dihalaman depan sekolah tersebut.

Mereka adalah Sora, Adit dan Ridho yang merupakan kelompok yang menguasai kelas 2 di sekolah ini. Keadaan mereka tidak bisa

dibilang baik, Sora yang merupakan ketua dari kelompok tersebut mendapatkan luka yang parah. Darah mengalir dari kepalanya terlihat seperti habis dihantam benda keras, begitu pun kini mulutnya yang terlihat berdarah.

Tidak berbeda jauh dengan Sora, Adit juga mendapatkan luka yang cukup parah dikaki dan lengan kanannya, ia tidak bisa berdiri karena sepertinya dia telah mendapat hantaman yang cukup keras dikakinya dan tangan kanannya robek akibat terkena sabetan benda tajam. Sedangkan Ridho, keadaannya sama dengan dengan Sora, darah mengalir deras dari kepalanya dengan mulut yang juga bersimbah darah.

Tidak ada satu pun murid yang menolong mereka bertiga karena apa pun yang terjadi pada suatu kelompok, merupakan tanggung jawab kelompok itu sendiri dan itu sudah menjadi komitmen bagi setiap kelompok di sekolah ini. Dan sekarang yang terlihat adalah murid-murid SMA RADIANT yang memperhatikan kejadian tersebut tanpa ada seorang pun yang berniat menolong mereka.

Tidak. ada satu yang tidak bisa diam melihat itu, dan itu adalah sang koordinator kedisiplinan Osis tercinta kita. "Hey sampah, Kalian ngapain didepan sekolah kami hah! dan seenaknya menghajar siswa disini? kalian mau dilaporin ke polisi ha!" Sungutnya.

Dan dimulailah perdebatan sengit antar kedua belah pihak

"Dasar bodoh" Gumam seorang pria dengan rambut ikal dan mengenakan jaket yang belakangnya bertuliskan 'PRIDE FALL' yang merupakan penguasa kelas 3 di SMA RADIANT, ia melihat kejadian tersebut melalui jendela dilantai dua dengan tatapan dingin.

Setelah saling umpat yang sengit antara kedua pihak mulai reda.

Siswa dari sekolah yang berbeda itu mengalah karena melihat sepertinya perempuan dihadapan mereka itu benar-benar akan menelpon polisi.

Sebelum pergi, terlihat seseorang dari kelompok itu maju kearah Sora dan mencengkram kerah bajunya.

"Dengerin gue brengsek, jangan sampai gue lihat kelompok sampah lu lagi." Ucap orang tersebut lirih , kemudian ia melepaskan kerah baju Sora dan pergi begitu saja yang diikuti oleh semua anggota kelompoknya.

lalu dari arah depan mereka muncul seorang pria berambut pirang yang mengenakan hoodie berwarna putih yang dengan cueknya melewati mereka begitu saja.

Riki hanya berjalan santai melewati mereka, begitu juga dengan kelompok itu, Sekilas Riki melihat Sora dkk yang tidak sadarkan diri akibat luka yang diterimanya, dan yang dilakukan olehnya hanya berjalan melewati mereka begitu saja karena tujuannya sekarang adalah sekolah dan baginya semua hal yang dilihatnya itu terlihat amat sangat tidak penting.

"Apakah mereka nantangin kita?" Tanya Azzam yang melihat semua kejadian tersebut sambil menguap.

Sementara itu, disebelahnya terlihat dua orang lainnya. Seorang yang memakai topi dan seorang pemuda berambut Coklat yang disisir rapi.

pemuda berambut cokelat itu yang hanya melihat semua itu dengan tatapan cueknya, seolah apa yang dilihatnya hanyalah hal biasa yang terjadi sehari-hari.

"Nantangin? emng mereka layak?" Sindir temannya yang bernama Doni pemuda yang memakai topi tepat berada disebelah pemuda berambut cokelat.

"Gatau, gapenting banget?" Balas nathan pemuda berambut cokelat itu cuek.

"Gebukin yuk, gue gabut parah!" Ucap Azzam tiba-tiba.

"Lu aja sana, gue lagi mager" Gerutu Nathan yang masih melihat ke arah drama pagi disekolahnya itu.

Mereka sekarang melihat kelompok Sora tengah ditolong oleh Dira dan teman-teman Osisnya untuk dibawa ke UKS sekolah.

"Look at these clown!" Ejek Doni, karena dia tau anggota Osis yang menolong kelompok Sora itu terlalu penakut dan baru muncul setelah siswa dari sekolah lain itu pergi dan mereka juga melihat Riki yang untuk kesekian kalinya harus berurusan dengan Dira, sang Koordinator kedisiplinan siswa itu memang sangat disiplin bahkan terlambat 1 menit saja pasti akan masuk dalam catatan gadis itu.

"Yoga belum nyampe?" tanya Riki yang tiba-tiba ntah sejak kapan sudah berada dibelakang.

"Ahh"

"kmtl! lu ngagetin anjing" Jerit temannya yang kaget karena kedatangannya yang tiba-tiba, bahkan terlihat jika mereka ingin memukulinya.

"Lebay kmtl" Ledek Riki sambil mengangkat kedua tangannya dan terbahak karena melihat Reaksi teman-temanya itu.

"Belum dateng tu kunyuk " Gerutu Nathan dan Azzam bersamaan.

*********

Aku melipat tangan sambil menaikan alisku. Pekerjaan sebagai Ketua Kedisplinan Siswa memang membutuhkan tenaga yang ekstra selain harus memikul tanggung jawab yang berat. Pertama-tama, aku harus bangun pagi hanya untuk tiba lebih awal di depan gerbang dan melihat siswa sekolah lain yang dengan lagak premannya membawa siswa disekolahku yang terlihat mengenaskan. Jujur aku tidak peduli dengan siswa sekolahku yang dipukuli itu tapi ada apa dengan murid sekolah lain itu, apa mereka tidak memiliki Moral dan Etika?.

Aku sudah sangat tersiksa karena harus berdiri disini dan mengabsen seluruh siswa yang terlambat. Sebenarnya tugas ini bukan hanya aku yang menanganinya, hanya saja kebanyakan bawahanku begitu lembek, jadi aku terpaksa harus turun tangan juga. Kedua, mendapatkan pekerjaan ini itu harus bersedia terlambat masuk ke kelas selama dua puluh atau tiga pulih menit yang menjadi alasanku menerima pekerjaan ini.

Tidak banyak siswa yang protes mengenai ini.

karena ini artinya mereka bisa bolos kelas pada jam pertama yang biasanya diisi oleh hal yang menghancurkan Otak seperti Matematika dan Fisika. Namun,tentu saja mereka harus melanjutkan pelajaran yang tertinggal itu, dan itu artinya akan ada tugas tambahan di rumah. Dan yang terakhir, harus siap sedia dibenci oleh seluruh penghuni sekolah. Hal ini bukan lagi berita baru, karena memang seperti itulah nasib dari setiap anggota Osis yang terlibat dalam hal begini, apalagi mereka yang berada di bawah kepemimpinanku.

Namun aku tak peduli apa kata mereka. Sekolah kami merupakan sekolah terhormat. Umm sebenarnya tidak juga sih.

Tapi tetap saja aku tetap tidak akan membiarkan ada cecunguk yang mecoret nama baik sekolah ini.

Tapi lagi-lagi ada satu hal yang membuatku tak tenang. Rasanya ada yang tertinggal sewaktu para anggota Osis lain menutup gerbang karena bel sudah berbunyi nyaring. Siswa yang terlambat segera dintrogasi dan dimintai keterangan.

"Nama, Kelas, Nomor induk, Sandi bank, dan E-KTP ?" kataku serius pada seorang cowok berambut pirang dan mengenakan Hoodie berwarna putih.

Cowok itu memutar bola matanya. "Drama Dir? lu kan dah tau woy dan sandi Bank ama E-KTP buat apaan njir?"

Memang benar aku tahu siapa cowok ini. Dan aku mengingatnya karena terpaksa. Dia terlambat setiap hari. bayangkan, SETIAP HARI. Bagaimana mungkin aku tidak mengenalinya jika dia satu-satunya murid yang berambut pirang di sekolah?

"Nama, kelas dan nomor absensi," ulangku.

Dia menggeram jengkel dan menjawab ketus, "Riki, Kelas 1 Ruang 3, 152035 (kode nuklir cok :v)"

Kuberikan lagi tanda centang merah di samping tanda centang merah lain yang berjejer rapi di absensi keterlambatannya.

"Karena lu udah terlambat berkali-kali dan berturut-turut, gue akan memberikan lu hukuman."

"Dih gamau, gasuka gelay" katanya meremehkan.

Cecunguk ini berani melawanku ternyata. Aku tersenyum kecil. "Kalau lu gamau, gue bakal ngasih absensi lu ini kek pak Ragil."

Riki menggertakan giginya dengan jengkel. Dia tidak mau berurusan dengan pak Ragil, karena guru itu Gay dan Riki langsung trauma bahkan hanya karena melihat kehadiran guru itu bisa membuatnya demam, apalagi harus satu ruangan dengannya.

Lebih baik dia dipukuli saja oleh murid satu sekolahan.

Sambil tersenyum simpul, aku memberikan catatan berupa hukuman padanya dan memberikan lembaran yang terlihat seperti lertas tilang itu pada Riki. "Membuang sampah seluruh kelas satu dan membantu Pak Acep mengorganisir sampah sekolah. Kau bisa melakukannya kan?" Kekeh Dira dengan penuh kemenangan.

Riki menganga sejenak, lalu menggeram lagi, tapi tetap mengambil catatan sialan itu dengan ganas. Cowok itu menoleh padanya, memberikan gadis itu jari tengahnya, sebelum akhirnya berjalan masuk ke sekolah.

"Brengsek!" Desis Dira emosi.

"Selanjutnya!" kataku keras.

Pekerjaan ini sebenarnya sangat menyenangkan. Aku banyak menghabiskan waktuku sambil memperhatikan wajah menyedihkan para siswa yang terkena hukuman dan talak dariku. Hehe.

Biasanya mereka langsung bertobat jika sudah menyelesaikan hukumannya. Tapi ada juga yang susah sekali diberi peringatan, contohnya seperti Riki. Aku juga mulai kehabisan ide untuk memberinya hukuman. "Besok pasti tu cecunguk bakal terlambat lagi.

Gue berani taruhan semua jajan gue selama sebulan" Ucap Intan yang diamini oleh Dira.

"Ntan gue mau ketoilet, lu mau ikut?"?

"kaga ah, kesana jauh, males" Tolak intan

"Dih, Katanya kawan, buang aja kawannya kelangit" Protes Dira yang hanya dijawab cengiran oleh intan.

"Udin, tolong ambil alih pekerjaan gue," kataku pada anak buahku. hehe.

"Mau kemana?" tanya Udin lirih.

"Gue mau ketoilet, napa hah lu mau ikut? Lembek bat kaya bencong lu, awas lu kalo pergi dari sini, gue cakar muka lu, ngerti?" ancamku, mendengar itu Intan dan anak buahku yang lainnya terbahak.

dan dengan cepat aku berbalik pergi sebelum menerima jawaban dari udin.

Sejak ada di depan gerbang, aku sudah kepengen pipis. Maka aku berlari sekuat tenaga menuju toilet wanita, yang letaknya jauh di ujung sekolah, karena udah kebelet kali ya, aku jadi merasa perjalanan menuju toilet ini sudah seperti mendaki gunung dan melewati lembah karena merasa saking jauhnya toilet sialan itu.

toiletnya dekat sekali dengan tembok sekolah yang menjulang tinggi dan dipenuhi dengan pohon. Di belakang sekolah terdapat taman yang luas sekali bahkan ada area perbukitan rumput yang hijau dengan sebuah pohon beringin besar yang berdiri tegak di atas bukit.

Hanya saja bukit itu tidak pernah disinggahi siswa karena letaknya begitu jauh dan kebanyakan dari para siswa malas untuk berjalan ke sana apalagi jika siang hari.

Aku meringis saat mendekati gedung toilet dan ternganga begitu mengetahui apa yang ketinggalan begitu melihat ada pemandangan luar biasa di dekat toilet perempuan.

Yoga ada di atas tembok dengan tas yang masih tergantung di punggungnya. Matanya menatapku dengan keterkejutan dan karena itu pula dia bertahan di posisinya dengan satu kaki masih ada di belakang tembok.

Sekarang aku baru sadar apa yang ketinggalan.

Sejak aku sampai di depan gerbang, aku bertanya-tanya kenapa cowok ini tidak melewati gerbang sekolah. Ternyata dia terlambat!

"Hae Manis," kata Yoga dan dia melompat turun.

"Lu jangan coba-coba kabur! gue catat nama lu!" Tuhan benar-benar baik padaku. Ini saatnya membalaskan dendam pada Yoga yang selalu membully ku, dan memberikan bajingan tampan itu pelajaran.

Yoga memperbaiki seragamnya yang kusut. Dengan sengaja dia menyisir rambut hitamnya kebelakang. Kenapa dia masih bisa bersikap tenang sih? dan kenapa dia ganteng banget😡

"Diraa sayangg" dia memulai, suaranya ramah bersahabat, yang membuatku ntah kenapa merasa takut.

"sebaiknya lu segera masuk ke toilet gih."

"Hah?" aku kebingungan dengan jawabannya.

Sekali lagi Yoga menatapku dengan pandangan aneh, dia seolah ingin tertawa tapi masih menahannya. "Umm, Mata polos gue ternodai dengan apa yang lu gesek itu ," katanya lagi. "Sungguh pemandangan yang enak dilihat, Diraa." Tambahnya dengan nada genit.

Dengan cepat aku menunduk, melihat apa yang kupegang. Ternyata selama beberapa menit ini, kedua tanganku menutupi area yang ada di tengah kakiku. Karena kepengen pipis, aku jadi tak ingat lagi apa yang kulakukan.

Wajahku merah padam dalam sekejap. Cowok bajingan ini baru saja melihatku dalam posisi yang memalukan. đŸ„”

"Eh keknya gue udah terlambat nih, gue duluan ya Diraaa," katanya dan dia berlari meninggalkanku sebelum aku sempat membalas ucapannya. Lagi-lagi aku harus mendengar tawa sintingnya, dan itu membuatku jengkel.

"ARGGHH... YOGAAAAA LU BRENGSEKKK!!" Teriakku kearahnya sebelum aku buru-buru masuk ke kamar mandi.

"Kan dibully lagi!" Kataku hampir menangis.

Lopyu all from Zhaa

avataravatar
Next chapter