9 Kesempatan Kedua

Setelah menginap satu malam di rumah sakit, akhirnya Adyatma diberi izin untuk pulang. Kondisi Adyatma yang seperti orang linglung membuat Rain meminta para dokter melakukan cek ulang sehingga Adyatma menjalani beberapa tes yang hasilnya menunjukkan bahwa Adyatma baik-baik saja. Meskipun Rain tetap khawatir sehingga memutuskan untuk membuat Adyatma menginap semalam di rumah sakit.

Selama berada di rumah sakit, Adyatma tidak banyak bicara. Ia terus menerus menatap Rain sampai membuat wanita itu salah tingkah. Sesampainya di rumah, Adyatma langsung ke kamar dan bilang kalau ia ingin beristirahat sehingga Rain akhirnya membiarkan Adyatma sendiri.

Adyatma yang akhirnya sendirian di kamarnya mulai memikirkan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

[Ini jelas bukan mimpi. Kalau begitu apa yang gue alami sebelumnya itu mimpi dan yang ini adalah kenyataan. Tapi semua kerasa nyata. Kalo semua nyata, itu artinya gue balik ke masa lalu?!]

Adyatma sering mendengar cerita orang-orang yang kembali ke masa lalu, tapi hanya sebatas drama favorit Sheila atau buku-buku novel saja. Ia tidak percaya kalau hal itu bisa terjadi di dunia nyata. Tapi sekarang ia mengalaminya.

Adyatma menghabiskan waktu yang lama untuk berpikir sampai akhirnya ia mendengar suara ketukan di pintu dan kemudian suara Rain yang mengingatkannya bahwa makan malam sudah siap. Adyatma pun turun ke bawah dan menuju ke meja makan.

Ia melihat Rain sudah duduk di kursi sebelah kiri kursi utama di meja makan dan wanita itu tersenyum ke arahnya. Senyuman Rain terlihat canggung tapi baginya itu adalah hal terindah yang sangat dirindukannya. Ia ingat sekali bahwa dulu Rain selalu tersenyum kepadanya. Adyatma duduk di kursi utama dan ia baru sadar bahwa sop ayam favoritnya ada di meja makan. Hatinya dipenuhi rasa haru menyadari bahwa Rain masih ingat makanan favoritnya dan sengaja memasak makanan itu untuknya. Bagi Rain mungkin belum lama semenjak ia membuat sop ayam untuk Adyatma tapi bagi Adyatma sudah lebih dari dua tahun ia tidak makan masakan buatan Rain.

Melihat Adyatma yang terus memandangi sop ayam di hadapan mereka, Rain hanya tersenyum dan segera menyendokkan sop ayam itu ke mangkuk yang lebih kecil dan memberikannya kepada Adyatma. Adyatma mengikuti pergerakan Rain dan menerima sop yang diberikan kepadanya. Ia mengambil sendok dan mencicipi sop itu. Hanya satu suapan membuatnya meneteskan air mata tanpa ia sadari.

"Kak! Kenapa? Enggak enak ya?"

Rain langsung mengambil sendok untuk mencicipi sop buatannya. Ia yakin tadi rasanya sudah pas karena ia sudah mencobanya tapi reaksi Adyatma membuatnya ragu.

"Enak kok."

Tanpa sadar Rain memuji masakannya sendiri dengan wajah yang bingung yang terlihat lucu di mata Adyatma. Adyatma pun tertawa dan Rain semakin bingung dibuatnya.

"Siapa yang bilang enggak enak?"

Rain menjawab dengan menunjuk ke arah tetesan air mata Adyatma.

"Ini karena saking enaknya kok."

Adyatma tersenyum kepada Rain dan seolah untuk meyakinkan wanita itu, ia pun kembali memakan sop ayam itu. Rain hanya bisa menggelengkan kepalanya dan kemudian memutuskan untuk lanjut makan. Ia menyendokkan nasi ke piring Adyatma dan piringnya, kemudian mengambil tahu, tempe, dan lalapan. Mereka menghabiskan semua makanan yang ada di meja dalam diam. Sesekali Rain merasakan tatapan Adyatma kepadanya tetapi ia memutuskan untuk tidak menghiraukannya. Sudah cukup keanehan untuk hari ini, pikirnya.

Sementara itu, Adyatma memantapkan hatinya. Tidak peduli ia kembali ke masa lalu atau bukan, yang jelas saat ini Rain kembali di hadapannya. Sekarang ia memiliki kesempatan kedua untuk bisa bersama dengan Rain. Kali ini ia akan memastikan Rain hidup bahagia. Ia akan membuat Rain menjadi wanita paling bahagia. Kali ini ia tidak akan menyesal untuk kedua kalinya.

***

Setelah selesai makan, Adyatma membantu Rain mencuci piring. Awalnya Rain melarangnya tetapi akhirnya Rain kalah dari keras kepalanya Adyatma. Rain memutuskan kembali ke kamarnya dan menelpon sahabatnya, Kayla.

Saat ini, sahabatnya itu sedang ada di Aceh untuk projek filmnya, meskipun begitu mereka sudah Menyusun jadwal agar bisa saling telpon di waktu senggang dan tepat sekali saat ini seharusnya Kayla sedang beristirahat. Benar saja, tidak perlu waktu lama Kayla pun mengangkat telponnya. Rain langsung menceritakan keanehan yang terjadi selama dua hari ini.

"Jadi maksud kamu, Adyatma kayak bukan Adyatma?"

"Iya, Kay. Pokoknya aneh deh, ini aja dia lagi nyuci piring."

"Sebentar! Nyuci piring! Seorang Tuan Adyatma Mahavir Bagaskara nyuci piring? Kamuy akin enggak lagi halu kan?"

"Ih serius. Mana tadi dia maksa gitu buat nyuci piring. Aneh kan?"

"Bukan aneh lagi. Super aneh. Kamu bilang dia jatoh wkatu pingsan, enggak gegar otak tuh cowok?"

"Enggak, hasil pemeriksaan semuanya clean, makanya makin aneh kan."

"Hmmm…. Biasanya sih nih ya, kalau orang tiba-tiba berubah itu antara sebentar lagi mati atau ada maunya."

"Hush! Sembarangan kalo ngomong, kan aku udah bilang hasil pemeriksaannya baik-baik aja."

"Oh, berarti ada maunya tuh cowok."

"Maksud kamu?"

"Iyaaa, kan dia enggak pernah tuh kayak git uke kamu, tunggu aja pasti bentar lagi dia minta sesuatu dari kamu."

"Sesuatu dari aku?"

"Iya Rain. Aku juga gitu kok, kalau akum au sesuatu ya aku baik-baikin orang yang mau aku maintain."

"Yeeee itu sih kamu."

Kedua sahabat itu kemudian salin tertawa. Tidak lama Rain bisa mendengar seseorang memanggil Kayla.

"Eh udah mau mulai take ini, kita ngomong lagi nanti ya."

"Oke. Good luck Kay!"

"Thank you, take care ya babe, enggak usah terlalu khawatirin cowok itu."

"Iya, iya, byeee…."

Rain menutup telponnya terlebih dahulu. Meskipun Kayla mengatakan agar ia tidak terlalu khawatir tapi tetap saja Rain tidak bisa untuk tidak mengkhawatirkan suami yang ia cintai.

***

Sementara itu, di dalam kamarnya Adyatma mulai memikirkan apa yang harus ia lakukan. Hal pertama adalah memutus hubungannya dengan Chelsea, kemudian mencari tau motif dari Bryan dan keluarganya untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi, dan yang paling utama adalah membuat Rain bahagia.

Adyatma mulai memikirkan apa yang bisa membuat Rain bahagia dan satu-satunya hal yang ia tahu adalah Rain suka memasak dan membuat kue.

[Ah, dia juga suka bunga matahari.]

Adyatma membuat list yang bertuliskan:

1. Masak

2. Buat kue

3. Bunga matahari

Haruskah ia buat restoran atau bakery untuk Rain. Untuk pertama kalinya, Adyatma berpikir keras selain pekerjaan. Saat bersama Chelsea, ia tahu betul kalau wanita itu suka barang mewah sehingga ia hanya perlu membelikannya barang mewah. Tetapi Rain bukan Chelsea dan ia ingin memberikan sesuatu yang spesial.

[Oke untuk masak dan bakery harus dicari tau lagi tapi untuk bunga matahari bisa mulai ditanam sekarang.]

Adyatma pun memantapkan rencananya. Operasi membuat Rain bahagia dimulai!

avataravatar
Next chapter