3 Happy Anniversary

Kayla duduk di dalam mobilnya, perhatiannya tertuju ke arah kotak coklat di pangkuannya. Tidak ada hiasan lain selain pita warna merah yang melingkari kotak tersebut. Kotak itu bahkan tidak cukup besar, hanya cukup untuk beberapa buku atau mungkin satu pakaian. Tapi isinya bukanlah kedua hal itu. Isi kotak ini akan menghancurkan kehidupan pernikahan seseorang. Kayla bukan wanita jahat yang suka merusak rumah tangga orang lain, tapi rumah tangga yang ini, Kayla sudah lama menunggunya untuk hancur.

"Mba Kay enggak jadi turun?" Asistennya yang hari ini kebetulan merangkap menjadi supir karena supirnya sedang sakit bertanya kepada Kayla. Mereka diburu waktu untuk ke lokasi syuting, jadi apapun urusan Kayla di hotel ini harus diselesaikan dengan cepat.

Kayla mengalihkan pandangannya ke arah handphone nya. Kemudian ia menoleh ke arah asistennya dan tersenyum.

"Sebentar lagi, tunggu acaranya mulai."

Mendengar jawaban Kayla, asistennya hanya mengangguk. Dia tidak tahu apa acara yang dimaksud tetapi gelagat Kayla sangat misterius hari ini. Memutuskan hal itu bukan urusannya, ia akhirnya hanya diam.

Kayla melihat hotel di depannya. Ia ingat dengan jelas betapa bangganya Rain, lima tahun yang lalu, saat memberitahunya kalau hotel pertama milik Sky Group sudah selesai dibangun. Hotel ini adalah projek besar pertama Adyatma dan sekarang The Royale menjadi salah satu hotel termewah di Indonesia. Rain sangat senang ketika mendampingi Adyatma di pesta pembukaan hotel ini. Ironinya sekarang pria yang dulu menggandengnya justru merayakan ulang tahun pernikahan dengan wanita lain.

Lima belas menit kemudian, Kayla berjalan dengan penuh percaya diri ke pintu masuk hotel. Ia langsung menuju resepsionis dan di sana seorang wanita cantik dengan name tag bertuliskan Layla menyambutnya dengan senyuman.

"Selamat datang di Sky Hotel, ada yang bisa saya bantu?"

"Teman saya, Ady, lagi ngerayain anniversary pernikahannya di restoran hotel ini, tapi saya lagi buru-buru jadi saya mau nitip hadiah buat dia, bisa enggak ya?" Jawab Kayla sambil tersenyum dengan ramah.

"Sebentar ya Mba Kayla"

Sadar kalau iya menyebut nama Kayla tanpa diberitahu lebih dulu, resepsionis tersebut langsung tertunduk malu. Ia buru-buru mengambil telpon dan menghubungi seseorang. Melihat kegugupan wanita di depannya, Kayla hanya tersenyum sambil menunggu. Beberapa saat kemudian, ia mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

"Barusan sudah saya konfirmasi, hadiahnya bisa ditinggal di sini saja mba."

"Oke kalo gitu, makasih ya."

"Sama-sama mba. Terima kasih kembali."

Kayla memberikan kotak yang ia bawa kepada Layla dan berjalan keluar dengan senyum merekah di wajahnya. Langkah pertama berhasil. Sekarang ia tinggal menunggu Adyatma menghubunginya dan pria itu akan menyelesaikan sisanya.

***

Setelah diberitahu bahwa Kayla menitipkan hadiah untuk Adyatma, Bagus memutuskan untuk turun ke bawah sendiri. Entah apa yang membuatnya memutuskan hal tersebut, tanpa ia sadari salah satu penyebabnya mungkin adalah keinginannya untuk melihat wanita itu lagi. Tetapi setibanya ia di depan pintu lift, Bagus kembali ragu, ia menghela napas dan menyandarkan punggungnya di dinding samping lift. Kayla pasti tidak mau melihatnya kan?

Ia memutuskan untuk menunggu beberapa saat. Setelah yakin kalau Kayla pasti sudah pergi, ia akhirnya menekan tombol lift. Tidak membutuhkan waktu lama, ia akhirnya berada di lantai dasar. Bagus langsung menuju resepsionis dan mengambil hadiah titipan dari Kayla.

Setelahnya, ia tidak langsung kembali ke atas, melainkan memilih duduk di salah satu sofa tunggu di dekat meja resepsionis. Ia menaruh kotak berwarna coklat itu di pangkuannya. Ia yakin sekali bahwa ini bukanlah hadiah dan memutuskan apapun isinya lebih baik kotak ini hanya ia berikan kepada Adyatma tanpa sepengetahuan orang lain.

Semua orang tahu bahwa hubungan Chelsea dan Kayla tidak baik. Ia yakin kalau Chelsea sampai tahu tentang hadiah ini, wanita itu akan langsung membuangnya tanpa melihat isinya. Tapi entah mengapa firasat Bagus mengatakan bahwa Adyatma harus melihat isi kotak ini.

Akhirnya ia memutuskan untuk menuju ke tempat parkir dan menaruh hadiah dari Kayla di dalam mobilnya. Ia akan memberikan hadiah tersebut kepada Adyatma besok di kantor. Dengan begitu konflik dengan Chelsea dapat ia hindari.

Saat Bagus kembali ke restoran, ia tiba tepat di saat Adyatma menyatakan perasaan cintanya kepada Chelsea.

"…. dan untuk istriku tercinta, terima kasih karena telah menemaniku di saat senang dan sedih…"

Ia mengalihkan perhatiannya ke tamu-tamu yang hadir. Baginya perasaan Adyatma pada Chelsea sudah bukan rahasia. Ia sudah terlalu sering mendengar Adyatma mengucapkannya, hanya saja entah mengapa ia tidak bisa benar-benar ikut bahagia atas kebahagiaan bos nya. Entahlah mungkin suatu saat nanti ketika ia melupakan pengorbanan Rain, baru ia akan ikut berbahagia dengan Adyatma. Jika saja suatu saat nanti ia benar-benar bisa lupa dengan wanita baik hati itu.

***

Keesokan harinya, Adyatma datang ke kantor seperti biasa. Ia langsung menuju ruangannya. Ruangan luas tersebut memiliki dinding kaca yang menghadap ke pemandangan kota Jakarta. Ada meja besar dan kursi yang tentu saja adalah milik Adyatma, selain itu ada meja dan sofa yang biasa digunakan untuk menyambut tamu-tamu penting. Di belakang meja milik Adyatma terdapat lemari yang memiliki berbagai buku.

Adyatma langsung duduk di kursinya dan pandangannya langsung tertuju ke kotak kecil di mejanya. Ia tidak melihat Bagus di depan tapi hanya Bagus lah yang pasti menaruh kota ini di meja nya. Ia langsung melepas pita yang menghiasi kotak itu dan membukanya. Terdapat kertas putih bertuliskan "Happy Anniversary" yang entah mengapa malah membuatnya mengernyitkan dahinya. Ia merasa kalau ia tidak akan menyukai apa yang ada di bawah kertas itu.

Ia mengangkat kertas itu dan melihat apa yang ada di bawahnya. Seketika Adyatma melepaskan pegangannya pada kertas itu dan mengambil berbagai foto yang ada di dalam kotak itu.

"Enggak mungkin!" pikirnya.

Tidak peduli berapa kali ia membolak-balik foto itu, jelas sekali yang ada di sana adalah Chelsea dan Bryan, istri dan sahabatnya. Yang membuatnya tidak percaya adalah kemesraan mereka berdua di foto-foto itu. Tidak hanya berpelukan, mereka bahkan berciuman.

"Tenang, mungkin aja ini editan. Bener ini pasti editan."

Entah siapa yang berusaha ia yakinkan, tapi Adyatma memutuskan memanggil Bagus ke ruangannya.

Ketika Bagus masuk ke ruangan Adyatma, hal pertama yang ia perhatikan adalah foto-foto yang berserakan di atas meja. Setelah ia mendekat, matanya terbelalak melihat foto-foto itu.

"Dari siapa?" Adyatma bertanya tanpa menoleh ke Bagus, tatapannya fokus kepada foto-foto di hadapannya.

"Kayla, Pak."

Mendengar jawaban Bagus, Adyatma membelalakkan matanya dan pandangannya beralih ke Bagus.

"Kayla sahabatnya…. Sahabatnya Rain?" Terdengar keraguan ketika Adyatma mengucapkan nama Rain. Sudah lama sekali ia tidak menyebut namanya.

"Iya, Pak."

Adyatma tahu kalau hubungan Chelsea dan Kayla tidak baik, tapi Kayla tidak perlu sampai mengirimnya foto editan bukan?

Ia menundukkan kepalanya, mengambil salah satu foto yang paling membuatnya kesal, Chelsea dan Bryan berciuman di atas kasur yang ia kenali di dalam kamar di salah satu villa milik Chelsea yang ada di Bali.

"Buat janji ketemu sama dia secepatnya."

Tanpa bertanya lebih lanjut, Bagus tau yang Adyatma maksud adalah Kayla, ia mengiyakan perintah dari bosnya tersebut dan meninggalkan ruangan untuk segera melaksanakan tugasnya.

avataravatar
Next chapter