2 Adyatma Mahavir Bagaskara

Macetnya Ibukota Jakarta adalah hal yang sudah tidak asing bagi seluruh penduduk Jakarta. Meski begitu tetap saja sulit untuk membiasakan diri bersabar di kala terjebak kemacetan. Tidak sedikit pengendara yang akhirnya kehabisan kesabaran dan melampiaskan amarah dengan menekan klakson kendaraan mereka atau bahkan keluar dari kendaraannya untuk mengucapkan sumpah serapah yang entah ditujukan pada siapa.

Adyatma bukanlah orang yang sabar, tetapi hari itu adalah hari yang spesial sehingga terjebak di kemacetan selama hampir satu jam tidak dapat merubah suasana hatinya yang gembira. Hari itu adalah hari perayaan pernikahannya yang pertama. Tepat satu tahun sebelumnya, ia menikahi wanita idamannya, Chelsea Putri Adiguna. Satu tahun yang lalu, ia menjadi pria paling bahagia dengan menjadikan Chelsea sebagai Nyonya Bagaskara.

Setelah semua permasalahan yang mereka lalui bersama, sekarang mereka akan terus bersama hingga maut memisahkan mereka. Senyuman tidak bisa hilang dari wajah Adyatma, mengingat kejutan yang sudah ia siapkan untuk istrinya. Ia tidak sabar dengan hadiah apa yang akan disiapkan Chelsea untuknya.

Supir pribadi yang melihat kaca belakang terus berusaha menahan wajahnya untuk tetap datar agar tidak mengusik suasana hati bosnya. Jujur saja ia senang mengetahui bos nya sangat Bahagia di pernikahannya yang sekarang. Namun, entah mengapa wajah baik istri bosnya yang sebelumnya terus terbayang di benaknya. Entah bagaimana kabar Nona Rain sekarang, ia berharap di manapun Nona Rain berada, wanita baik itu akan menemukan kebahagiannya.

***

Seorang wanita duduk di sebuah kursi sambil memandangi foto-foto yang tersebar di atas mejanya. Wajahnya terlihat datar, entah apa yang ada di pikirannya. Ia menoleh ke salah satu bingkai yang memuat foto dirinya dan sahabatnya. Ia mengambil bingkai itu dan mengusapnya.

"Gue pikir gue bakal seneng kalo ngeliat orang-orang itu dapatin karma mereka, tapi setelah ngeliat foto-foto ini, gue enggak ngerasain apa-apa, Rain."

Ia mengalihkan pandangannya ke foto-foto yang berserakan di atas mejanya. Terlihat seorang laki-laki dan wanita yang sangat intim berciuman dan bermesraan di foto-foto itu.

"Coba bayangin gimana wajahnya cowok berengsek itu kalo ngeliat foto-foto ini. Apa dia bakal sesedih lo waktu itu, Rain? Dia lebih milih cewek ini daripada lo dan sekarang cewek itu selingkuh sama sahabatnya sendiri.

Sekarang mereka lagi bahagia-bahagia nya nyiapin perayaan satu tahun pernikahan mereka. Gue bakal biarin mereka ngerayain dulu tapi setelahnya gue bakal kirim foto-foto ini ke cowok itu dan buat dia jatuh dari awan kebahagiaannya.

Gue enggak tau gue kejan atau enggak, tapi gue mau dia ngerasain sakit yang sama seperti lo dulu. Lo tau enggak sampe sekarang tuh orang enggak tau yang buat dia bisa liat lagi itu siapa. Mata siapa yang nyelamatin hidupnya."

Suara tawa yang entah mengapa terdengar sangat memilukan terdengar dari ruangan itu. Wanita itu terus berbicara tanpa ada yang menjawabnya. Tekadnya sudah bulat,ia akan melakukan semua sesuai rencananya.

***

Setelah perayaan hari jadi pernikahan yang dilakukan secara pribadi oleh Adyatma dan Chelsea. Hari ini adalah hari di mana keluarga dan teman-teman mereka akan ikut berkumpul untuk merayakan kebahagiaan pasangan tersebut.

Di sebuah restoran di hotel bintang lima terlihat kesibukan para karyawan bersiap-siap untuk menyambut tamu yang telah memesan seluruh restoran mereka. Di sudut restoran terdapat photo booth di mana para tamu bisa berfoto sesuka hati dengan properti dan latar yang telah disiapkan.

Di tengah-tengah ruangan terdapat 3 meja panjang yang masing-masing memiliki 20 kursi. Selain itu, di depan rungan terdapat 1 meja panjang yang memiliki 6 kursi untuk tamu utama. Seluruh ruangan didekorasi dengan warna putih dan emas, menjadikan ruangan restoran itu sangat elegan.

Ketika tamu datang, setelah keluar dari lift, mereka akan melihat foto-foto Adyatma dan Chelsea yang meampilkan keharmonisan dan kebahagiaan mereka. Semua orang yang datang tidak akan bisa menemukan kekurangan dari pihak penyelenggara acara dan itulah yang diinginkan oleh manajer restoran itu: memberikan kesan dan memuaskan tamu mereka yang tidak lain adalah pemilik dari hotel tempat restoran itu berada. Manajer restoran, Pak Bayu, berulang kali menginstruksi seluruh karyawan untuk berhati-hati. Beberapa karyawan lama yang sudah sering berada di acara-acara penting terlihat santai melakukan tugasnya. Namun hal itu tidak berlaku untuk Putri, pramusaji yang baru bekerja selama 2 minggu. Ia terlihat sangat gugup berdiri di depan pintu, menunggu untuk menyambut para tamu. Kartika, seniornya yang melihatnya begitu gugup datang menghampirinya.

"Jangan lupa senyum, Put." Putri menoleh ke arah Kartika.

"Kalau kamu ketahuan sama Pak Bayu pasang muka kayak gitu, kamu bakal dipindah ke belakang."

Mendengar hal itu, Putri langsung berusaha memasang senyum di wajahnya.

"Kapan lagi kan, ketemu sama beberapa keluarga konglomerat di satu tempat."

Kartika tidak beranjak dari sana dan terus mengajak Putri berbicara, sepertinya itu adalah usahanya untuk membuat Putri lebih tenang, dan sepertinya ia berhasil.

"Nanti kalo ngeliat Pak Ady, jangan kaget ya. Dia orangnya …" Belum selesai berbicara, Putri memotongnya.

"Ganteng dan baik banget." Putri tersenyum ke arah Kartika.

"Iya mbak, aku tau. Semua orang udah ngomongin itu terus. Aku sampe hafal."

"Hafal?"

"Adyatma Mahavir Bagaskara, pria tampan, cerdas, dan baik. Pengusaha sukses yang berhasil mengembangkan sayap Sky Group di bisnis perhotelan. Pria yang bakal mewarisi Sky Group dan dikabarkan sebagai pria Indonesia di bawah 30 tahun yang paling kaya. Pria yang bisa dibilang enggak punya kekurangan. Sebelumnya banyak gosip tentang perempuan-perempuan sosialita yang berusaha menarik perhatian dia tapi pada akhirnya dia menikah dengan kekasihnya dari zaman SMA yang memupuskan harapan perempuan-perempuan lain karena semua orang tau dia cinta mati sama istrinya. Bener kan?" Putri tersenyum menggoda ke arah Kartika.

"Bener banget."

"Tapi jujur deh mba, enggak ada namanya manusia yang enggak punya kekurangan. Aku denger sebelumnya Pak Adyatma udah punya istri kan."

Kartika langsung menutup mulut Putri, membuat Putri membelalakkan matanya. Kartika menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada yang mendengar mereka.

"Jangan bahas soal itu. Itu tabu di Sky Group. Apalagi kalau sampai kedengeran sama Bu Chelsea, bisa habis kamu!"

Putri menarik tangan Kartika menjauhi mulutnya.

"Maksudnya mba?" Melihat kepanikan Kartika, Putri pun menjadi bingung.

"Pokoknya topik tentang mantan istrinya Pak Ady itu terlarang jadi enggak usah dibahas."

Karena masih penasaran, Putri hendak bertanya lagi, tetapi bunyi bel lift memberitahu mereka bahwa tamu mulai berdatangan. Mereka berdua langsung memasang senyuman di wajah mereka untuk menyambut tamu tersebut seolah-olah pembicaraan tentang mantan istri Adyatma tidak pernah dibahas sama sekali.

avataravatar
Next chapter