webnovel

AKU TIDAK BOLEH MATI (1)

AKU TIDAK BOLEH MATI.

Rayi menguatkan dirinya. ketika orang-orang dari musuh gengnya menangkapnya. Sudah beberapa pukulan mendarat di tubuhnya. Mereka menendang, memukul dan menyeret Rayi dengan bringas dan bruntal.

Rayi tidak bisa melakukan apapun, ia sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan. ketika tubuhnya dilemparkan di dinding sana. rayi hanya merasa sakit yang teramat. ia terus menguatkan dirinya agar ia tidak boleh mati dengan mudah di tangan mereka.

"Akh..." Tubuhnya terlempar kembali.

Tubuhnya telah di penuhi tanah yang melekat di celana jins dan jaket lusuhnya. Wajah nya penuh dengan darah segar yang mengucur, matanya lebam. Darah keluar dari hidung dan mulutnya. Rayi telah terkapar di atas tanah dengan tidak berdaya.

"Rayi kau harus membayar kematian Rendi. Kau telah membunuhnya." ucap salah satu dari mereka.

"Tidak. Aku tidak akan mati, dan aku tidak membunuhnya. Malam itu dia memang keluar dengan ku, tapi dia pergi saat meihatmu. seharusnya kau tahu karena kau bersamanya sepanjang hari." dengan sedikit kesadaran rayi mengatakan itu. Rayi tidak sanggup untuk mendudukan tubuhnya apalagi berdiri. ia masi dengan posisi semula terlentang dan sudah tidak mempunyai tenaga lagi.

Wajah uki merah padam. ia sangat marah. Rayi mengatakan bahwa Rendi sepanjang hari dengan Uki. dan itu memang benar. Uki semakin marah dengan kebenaran yang rayi katakan. Dan ia juga marah dengan dirinya yang tidak mampu menjaga Rendi dengan baik.

"Kau harus mati."

Uki menendang dan memukul wajah rayi dengan penuh emosi. ia naik ke tubuh rayi dan menindihnya. Pukulan demi pukulan mengarah ke wajahnya. Darah segar kembali mengucur dari mulut Rayi. Rayi sudah tidak berdaya dan ia pingsan di tempat.

Beberapa orang dari kelompok Uki yang menyaksikan itu, tidak bisa berbuat banyak. mereka hanya melihat dan membiarkan itu terjadi. mereka merasa khawatir dengan keadaan rayi yang sudah pingsan di bawah tindihan uki. Bagaimapun juga Rayi adalah teman mereka, teman satu geng mereka. Tapi mereka merasa takut dengan Uki yang sudah kesetanan ingin menghabisi Rayi.

Uki merasa tangan nya kebas dan ia menghentikan aksinya. Ia mengatur napas yang tengsengal-sengal karena begitu emosi dengan posisi masih menindih Rayi Ia bangun dan pandangannya tidak lepas dari rayi. ia membalikan tubuhnya dengan tangan penuh darah Rayi.

"Ikat dia." lalu Uki melangkah keluar.

Mereka menyeret tubuh rayi dan mendudukan tubuhnya di atas kursi kayu yang tidak jauh dari ruangan ini. Lalu mereka mengikat tangan dan kakinya. setelah mereka melakukannya, mereka menyusul Uki keluar dari ruangan meninggalkan Rayi dalam keadaan pingsan.

" Ton, cepat. Kau akan kena masalah jika kau masih disini." salah satu di antara mereka mengingatkan Toni yang masih memandang Rayi dengan sedih.

"Iya aku akan keluar. kau duluan saja."

Toni berdiri di depan Rayi. ia melihat wajah Rayi yang tirus itu babak belur karena ulah uki. Toni merasa iba, melihat Rayi sekali lagi tidak berdaya seperti ini. Toni mendundukkan kepalanya. Ia menyesal telah membantu uki untuk menyeret Rayi kemari.

"Maaf Ray , Aku tidak bisa membantumu." Lalu ia pergi meninggalkan Rayi sendirian.

________

Gw potong sampai disini.

Jika banyak yang ingin lanjut maka aku akan up setiap hari minggu ya reader's

Ketik di komentar "lanjut" jika kalian menginginkan cerita ini

Bye??? sampai jumpa kembali

iwicreators' thoughts
Next chapter