11 Terpisah

Setelah sarapan yang cukup canggung itu. Mereka akhirnya memulai perburuan dengan menunggangi kuda. Kuda yang mereka tunggangi di bagi menjadi dua kelompok, pengawal istana di bagian depan dan para prajurit yang membawa hewan buruan dibelakang.

Leona sendiri berada di barisan nomer dua bersebelahan dengan Felix. Sedangkan di depannya ada Lucas dan Duke Azril.

Mereka menyusuri World Tree dan mulai mencari rusa bertanduk emas. Meski terlihat selayaknya hutan biasa, tapi World Tree merupakan hutan yang masih asri dan dihuni banyak sekali ras, tak terkecuali bangsa Elf. Sayangnya mereka menutup diri dan tinggal di kedalaman hutan yang tak pernah sekalipun terjamah makhluk lain.

Perjalanan yang mereka lakukan cukup santai apalagi Lucas dan Azril sesekali melemparkan sebuah lelucon lucu yang menambah seru. Hal itu membuat perjalanan ini terasa begitu cepat dan tak membosankan.

"Apa kau tahu, kudengar ada elf di hutan ini." Lucas membuka topik yang langsung di balas anggukan Duke Azril.

Leona yang bukan penduduk asli Nort Vale hanya manggut-manggut di belakang mereka mendengarkan. Sedangkan Felix, matanya begitu awas mengamati sekeliling hutan.

Pria berambut emas itu tak menggubris pembicaraan bawahannya. Dia hanya ingin secepatnya menemukan rusa bertanduk emas lalu kembali ke istana. Bukan, bukannya dia tak suka berburu hanya saja banyak sekali berkas-berkas yang harus segera ia selesaikan.

Semakin masuk, semakin sunyi dan hanya terdengar suara dari burung yang berkicau atau suara capung yang menangis.

Sampai di antara persimpangan jalan setapak, seekor serigala berbulu hitam kecokelatan melompat keluar dari semak belukar, kemudian langsung menerjang beberapa prajurit. Karena tiba-tiba, hal itu membuat kelompok berburu kerajaan yang sudah di buat terpecah belah.

Apalagi serigala yang muncul tidak hanya satu, tetapi satu kelompok yang terdiri dari 5 ekor serigala berukuran besar. Hal itu membuat beberapa pasukan kocar-kacir melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Felix dan Lucas beserta Leona dan Duke Azril mencoba menghalau serangan.

Mereka berempat sebisa mungkin menangkis serangan dengan pedang masing-masing di atas kuda. Sayangnya, salah seekor serigala berukuran sedang menggigit kaki kanan kuda yang ditunggangi Leona. Otomatis kuda yang ditunggangi Leona memekik keras dan langsung berlari tak beraturan membelah World Tree.

"Leon!" teriak Duke Azril yang kebetulan melihat kejadian itu.

Pria itu berusaha menyelamatkan Leona yang belum begitu mahir menunggangi kuda. Terlihat dari bagaimana wajah Leona kebingungan saat menarik tali pengendali. Namun karena situasi yang tak menguntungkan akhirnya Leona memilih untuk menolak bantuan Duke Azril. Dia menyarankan agar pria itu tetap di sana dan membantu sang pangeran beserta Lucas membunuh para serigala liar. Leona mengajungkan tangan sembari tersenyum tipis ke arah Azril.

"Tenang saja tuan Duke, aku pasti baik-baik saja. Percaya padaku!" balas Leona tak kalah keras karena mulai menjauh dari pandangannya.

Tak berselang lama  setelah mengatakan hal itu, kudanya tiba-tiba menabrak sebuah batang pohon kayu besar yang tumbang menghalangi jalan. Membuat tubuh Leona jatuh dan terpental jauh entah kemana.

Ia baru saja sadar saat tubuhnya terasa remuk dan terbaring lemas di atas tanah. Baru saja ia bangkit, suara ringkikan kudanya terdengar begitu jauh dan perlahan menghilang dari pendengaran.

"Cih!" decih Leona. Ia tidak habis pikir akan tersesat dan ditinggal kudanya sendiri.

Gadis itu berusaha berjalan meski tertatih ke arah pohon. Pandangannya terasa mengkabur dan napasnya begitu sesak akibat terjatuh akibat terpental tadi. Tetapi Leona berusaha menjaga agar dirinya masih terjaga.

Di tengah keheningan suasana hutan, Leona baru saja menyadari sesuatu. Yaitu, perbedaan tanah di tempatnya berpijak sekarang dan sewaktu ia baru saja memasuki World Tree.

Matanya memicing, mengambil segenggam tanah lalu meremasnya pelan. Basah dan dingin. Tidak salah lagi, tanah ini baru saja di tutupi salju, mungkin semalam salju turun di daerah ini.

"Kukira, Nort Vale tidak pernah mengalami hujan salju?" monolog Leona penuh selidik.

"Atau mungkin aku sekarang berada di negeri lain?" lanjutnya.

Leona mengamati sekeliling. Mendongakkan kepala ke atas lalu melihat lagi ke bawah. Benar, ini bukan World Tree. Keadaan di tempat ini berbeda. Setahu Leona, di World Tree hampir ada semua jenis tumbuhan dan hutannya lebih lebat sampai-sampai cahaya matahari sedikit susah untuk menembus ke dalam.

Namun anehnya di tempat ini cahaya matahari bebas masuk. Terlihat warna biru langit terbentang luas. Ada sekumpulan awan putih yang bertaburan di atas sana. Apalagi di sini hanya ditumbuhi pohon cemara yang begitu tinggi menjulang. Sampai di rasa Leona bisa menyentuh langit hanya dengan memanjat pohonnya sampai ke atas.

"Cantik," gumam Leona pelan.

Ia seketika merasa rindu dengan suasana di Axteas saat melihat hal ini. Meskipun di Axteas tak pernah turun salju karena dataran tropis tapi keadaan tak jauh berbeda.

"Apa ada yang mencariku?" ujarnya.

"Atau ada yang merindukanku?"

"Karrie...," Mata Leona mulai memanas," apa kau kesepian tanpaku di sana?"

Tanpa sadar air matanya menetes, entah sudah berapa lama Leona tak menangis. Mungkin terakhir kali saat neneknya meninggal dunia. Waktu dia jatuh ke jurang dan masuk ke dunia ini saja, gadis itu tak menangis satu tetes pun.

Leona mengusap air matanya. Ia tidak boleh cengeng. Mungkin saja, jika ia berhasil menemukan Omelas dan menyatukan dua negeri yang terpecah ini. Dirinya bisa kembali ke Axteas lagi. Walaupun di sana ia harus hidup hemat tak seperti sekarang.

"Aku harus kuat!" semangatnya.

"Nenek juga mengajarkan untuk tidak menjadi gadis cengeng dan tetap berani apapun kondisinya," ujarnya lagi.

Leona mulai kembali berdiri. Berpikir sesaat untuk memilih jalan mana yang harus ia telusuri.

©©©

"Dimana Leon?" tanya Felix setelah satu jam lebih bertarung dengan serigala.

Bajunya berlumuran darah dan tangan kirinya terlihat terluka. Tapi ia masih bisa menanyakan keadaan yang lain?

Lucas hanya bisa geleng-geleng. Pria berambut merah bata itu sedikit mencebikan bibirnya sebelum akhirnya melotot saat mendengar penjelasan Azril.

"Ampun Yang Mulia, ini kesalahan hamba. Seharusnya hamba langsung menyelamatkan Leon saat kudanya digigit serigala dan terpisah dari rombongan. Tapi hamba terlambat," jelas Azril dengan wajah lesu.

"Kau serius? Anak kurang gizi berotak selang- tidak, maksudku anak menyebalkan itu hilang?" sahut Lucas tak santai.

Pria itu memang tak begitu menyukai sikap Leon, tapi bukan berarti dia harus senang saat rivalnya hilang bukan?

"Tenang Lucas!" ucap Felix.

Terlihat dirinya mondar-mandir sebentar sebelum akhirnya menyuruh seluruh pasukannya untuk membuka tenda di hutan.

"Sementara waktu, kita bermalam di sini. Lalu Leon? Kita akan melakukan pencariannya mulai besok, kalian paham!" teriak Felix.

Seluruh prajuritnya yang tersisa mengangguk. "Baik, Yang Mulia."

avataravatar
Next chapter