1 Chapter 1 - Sepuluh Ksatria

Pada zaman dahulu, ada sebuah gerbang terbuka yang menghubungkan antara dunia iblis dan manusia.

Seluruh umat manusia terancam kepenuhannya, namun muncullah orang-orang pemberani yang berani melawan para iblis, orang-orang itu mempunyai sebuah julukan, yaitu pemburu iblis, dan sekian lama silang berubah yaitu menjadi sang kesatria.

Menjadi pekerjaan yang sangat sulit, bahkan setiap pemburuan selalu ada korban jiwa yang merenggut nyawa dari para kesatria, maka dari itu masyarakat menghormati setiap jasa dari para kesatria, dan sebagian orang dari mereka menganggap sebagai pahlawan, Termasuk seluruh kesatria yang berada di kerajaan Pajajaran.

Kerajaan Pajajaran di penuhi oleh banyak kesatria yang sangat kuat, tidak bisa di pungkiri lagi kerajaan Pajajaran berjaya karena kinerja para kesatrianya, dari situ muncullah sedemikian rupa guild-guild yang terbangun.

Mereka menjalankan aktivitas dan mendirikan markas di berbagai kota, guild-guild pun meraup banyak keuntungan dari berbagai kelas gerbang iblis yang di jarahnya, mereka semua menjadi serakah, konflik antara guild pun tak terhindarkan, mereka semua berebut wilayah, dan mencuri gerbang iblis yang sudah di tandai.

Situasi pun menjadi tak terkendali, para iblis bangsawan memanfaatkan situasinya, yang membuat mereka menghancurkan satu sama lain, bahkan sampai kerajaan lainnya ikut serta merusuh, mengambil untung, mereka memasok pasukan membantu guild-guild ternama agar dapat meraih keuntungan yang besar.

Akibatnya beberapa kota menjadi korban atas keganasan iblis yang semakin kuat, mereka juga berkembang, keadaan kerajaan Pajajaran semakin kacau, kerugian yang sangat besar, karena kehilangan semua sumber penghasilan seperti padi, buah-buahan, dan lainnya, masyarakat pun kehilangan kepercayaan pada kesatria.

Sang Raja pun memanggil setiap ketua dari setiap guild, dan membuat petisi bahwa sebuah guild yang terdaftar mutlak berada di bawah kendali kerajaan, juga wajib melaporkan misi, aktivitas, dan pendapatan dari setiap guild.

Bukan hanya itu sang Raja menjadikan seluruh guild menjadi satu lembaga, yaitu menjadi sepuluh legenda kesatria, kenapa sepuluh? Karena di kerajaan Pajajaran terdapat sepuluh guild ternama yang begitu kuat sampai terdengar keluar oleh kerajaan-kerajaan lainnya yang membuat mereka iri.

Sejak saat itu, negeri ini begitu sejuk, kota-kota yang di kuasai iblis pun perlahan di ambil alih kembali, kepercayaan masyarakat pun kembali. Dalam waktu yang lama iblis pun tidak berani menginjakkan kakinya ke negeri ini lagi, karena negeri ini di lindungi oleh kesepuluh kesatria, yang dibentuk menjadi sebuah lembaga dipecah menjadi 10 divisi yang di beri nama berbeda dari setiap divisi, dengan tugas yang berbeda beda.

Lalu suatu hari, gerbang iblis tiba-tiba muncul di tengah negeri ini, yang tidak pernah terjadi selama bertahun-tahun. Gerbang iblis itu tidak terlihat seperti biasanya, berukuran sangat besar. Semua orang-orang panik, ketakutan, melihat apa yang dilihatnya, sebuah bulatan hitam muncul di tengah-tengah kerajaan, dengan ukuran yang begitu besar, sampai menutupi kerajaan!!

Lalu terdengar suara yang tidak asing, di dalam benda yang dipasang untuk menyampaikan informasi. Seseorang yang sedang menyampaikan pesan. dia adalah seseorang Kapten, pemimpin dari seluruh divisi sepuluh ksatria.

"Ehm, mohon perhatiannya!".

"Untuk kepada semua warga, agar tetap tenang".

"kami para kesatria, berjanji, akan mengatasinya!".

"Untuk mengantisipasinya di mohon semua warga untuk pindah ke tempat aman, dengan bantuan para ksatria yang sudah kita kirim!.. terima kasih".

Kini semua warga yang gelisah, berubah menjadi rasa lega.

Semua, para ksatria berkumpul di depan gerbang hitam, bersiap untuk apapun yang terjadi, lalu kemudian, sebuah kekuatan berwarna hitam seperti peluru besar, melesat dengan cepat datang dari gerbang hitam itu.

"BAAAAAM''

Tembakan itu, jatuh ke tanah, menghasilkan ledakan yang luar biasa.

Semua orang berteriak, semua warga yang belum sempat dievakuasi terjebak dalam situasi yang berbahaya ini, mereka mengigil, apa yang dilihat mereka, begitu menakutkan.

Dari gerbang hitam, pasukan makhluk iblis bermunculan dari berbagai pasukan udara dan darat keluar dengan jumlah yang sangat banyak, bahkan tak terhitung, terus bermunculan dan tak ada habisnya.

Peperangan pun tak terhindarkan, antara manusia dan iblis, Pasukan udara iblis, terbang dengan cepat, naga-naga yang ditunggangi dari kubu iblis itu menghembuskan nafas dan menyemburkan api hitam, kehancuran gedung dan rumah pun tak bisa dihindari, korban pun berjatuhan.

Semua warga berdoa, mencoba tenang, karena mereka percaya, bahwa kesepuluh divisi yang di bentuk oleh Sang Raja tak pernah terkalahkan, sepuluh pemimpin divisi itu sedang berdiri di barisan depan yang dipimpin seorang kapten.

Di medan perang yang begitu kacau, seorang kapten berteriak.

"Habisi semua para iblis itu! Jangan sisakan satu pun"

''Drang dang drang'' (genderang perang dibunyikan)

"Seraaaaaang" (seorang kapten, yang berteriak, penuh karisma).

Kapten, pemimpin divisi memerintahkan pasukannya, untuk menyerang.

Semua kesatria bersiap melancarkan serangannya, ketika sepuluh pemimpin, divisi itu memberi perintah untuk menyerang dan semua pasukan dari berbagai divisi bergerak menyerang dengan melancarkan berbagai serangan.

Medan perang yang tak bisa lagi tergambarkan, mereka saling membalas serangan, berbenturan satu sama lain, kekacauan pun tak bisa dihindari, korban yang berjatuhan dari kubu iblis maupun kesatria, serta berbagai kehancuran di kerajaan pun bertambah, yang tak terhindarkan.

Kemudian para healer yang kewalahan mengevakuasi para korban telah kehabisan seluruh energinya, dan para kesatria yang berada di garis depan sudah kewalahan menghadapi para iblis,

karena para iblis yang terus berdatang, tak ada habisnya.

Dalam keadaan yang tak terduga, tiba-tiba, datang kilat dari langit dengan kecepatan yang sangat tinggi.

"pssing sing sing sing swing"

Tiba-tiba muncul sosok manusia dengan kecepatan tinggi seperti petir, melumpuhkan para iblis yang banyak iblis dalam sekejap, menyelamatkan orang-orang yang akan terluka.

Yaitu Raja Winson, yang datang, menyelamatkan dan mengevakuasi orang-orang yang terluka. Dia dengan gagahnya berdiri di hadapan rakyatnya.

Sedangkan sosok wanita muncul sedang berdiri di tengah-tengah medan perang menancapkan tongkat sihirnya, untuk membuat area healing lingkaran yang sangat luas, seperti kubah transparan.

Jutaan peri yang bercahaya pun bermunculan, menyelamatkan para kesatria yang terluka, memberi energi kepada para kesatria, mereka seolah-olah kembali memiliki kekuatan yang segar.

Para kesatria di medan perang bersemangat kembali.

"Wow kekuatan yang sangat luar biasa"

"Pantas saja dia di juluki penyihir terhebat yang ada di bumi"

"Aku rasa dia pantas menyandang gelar nama itu"

"Ratu Marian.."

"Semua ksatria memanggil namanya"

Sedangkan di luar medan perang Sang Raja berteriak.

"Kita pasti menang!" (dengan suara lantang, mengepalkan tangannya ke udara).

"Warga yang tidak terluka, mohon bantuannya untuk membantu para healer mengevakuasi para korban".

Semua orang merasa lega, setelah melihat Sang Raja dan Ratu ikut turun membantu.

Mereka semua meneriaki namanya dengan haru.

Setelah warga sudah dievakuasi, Raja Winson pun membantu para kesatria, dia mengangkat tangannya ke atas, untuk menciptakan pedang yang sangat besar, berbentuk cahaya, kemudian menjatuhkannya ke arah pasukan iblis.

"BLEDAM BLEDAM BLEDAM"

Ledakan besar itu memusnahkan sebagian beras dari pasukan iblis dalam sekejap.

Woaaaaah....

Semua orang pun bersorak, melihat aksi Raja Winson.

Semua kesatria kemudian mendominasi perang, perang ini, menjadi tidak seimbang, para iblis terbantai seperti domba yang sedang diburu oleh serigala.

Para iblis pun sadar bahwa mereka tidak bisa memenangkan perang ini.

Pemimpin iblis itu memerintahkan pasukannya untuk mundur.

Semua orang mengangkat tangannya, bersorak riang, merayakan atas kemenangan perang ini.

Peperangan pun usai, para kesatria pun menang telak, bangunan yang hancur, reruntuhan bangunan yang terjadi dimana-mana. namun korban tidak bisa dihindari, sebagian keluarga yang kehilangan pun bersedih, memakamkannya.

***

"Nah itulah kisah para kesatria, saat melawan para pasukan iblis".

"Nenek bersyukur, dulu bisa merasakan desa yang indah dan damai"

Nenek bernama Yunija sedang menceritakan kepada tiga anak yang sedang duduk mendengarkan, dan satu anak lelaki yang berada di tengahnya bertanya kepada Nenek Yunija.

"Nenek kenapa, negeri ini tidak seperti yang diceritakan nenek?" (bertanya kepada Nenek, dengan muka lugunya).

Anak itu bernama Hans, umurnya sekitar 14 tahun, berambut pendek ke samping, warnanya cokelat kehitaman, dengan matanya yang biru.

Nenek pun kemudian menjawab pertanyaan Hans.

Nenek Yunija : "Iblis itu kembali! Dengan kekuatan yang sangat besar, perang terakhir semua orang menyebutnya tragedi Pajajaran yang menyebabkan Raja Winson, Ratu Marian, dan sebagian kesatria, mengorbankan dirinya untuk menyegel iblis, demi menyelamatkan negeri ini, namun kini kakaknya yang bernama Aryson telah mewarisi tahta sebagai Raja baru, karena dia menyelamatkan kita semua, dan berhasil mengalahkan sisa-sisa iblis".

Wajah nenek mendekat kepada mereka bertiga, lalu berbisik dengan pelan.

"Aku akan memberi tahu kalian rahasia, Nenek lebih suka Raja Winson di bandingkan kakaknya"

Seorang wanita berumur sama 14 tahun bernama Mina, bertanya kepada Nenek, dengan rambut panjangnya yang acak-acakan hampir menutupi sebagian mukanya, berwarna oren muda, dan wajahnya yang kucel.

Mina : "Maksud Nenek, Raja Winson dan para kesatria sudah tidak ada di negeri yang sekarang?"

Kemudian ekspresi Nenek Yunija, menjadi sedih.

Nenek Yunija, adalah salah satu korban yang selamat dari peperangan terakhir yang disebut tragedi Pajajaran oleh semua orang.

Dari sejak tragedi Pajajaran, itu adalah hal yang terburuk dalam sejarah kerajaan Pajajaran, menyebabkan kematian Raja Winson, berdampak kepada warga yang ada di seluruh negeri ini, mereka telah menderita, termasuk nenek Yunija. Semuanya menjadi tidak terkontrol.

Kemudian nenek Yunija tersenyum, mengatakan kepada Mina, Hans, dan anak lelaki satu lagi bernama Jira, dia berambut kuning namun acak-acakan, mukanya yang terlihat lebih tua dari umurnya yang masih 15 tahun, tampangnya juga terlihat seperti anak berandal.

Nenek Yunija : "Hmm, kalian kan, bisa menjadi kesatria mengabdi pada kerajaan ini"

Jira pun bertanya setelah sekian lama mendengarkan.

Jira : "Nenek apakah aku bisa menjadi kesatria?"

Nenek Yunija : "Tentu saja bisa, nenek akan bangga dengan kalian"

Jira : "Yeeeah, aku, akan menjadi kesatria!"

Mina : ''Aku jugu mauuuu!"

"Aku akan menjadi seperti Ratu Marian"

Nenek tersenyum, melihat mereka bertiga yang sudah besar, setelah memutuskan untuk merawat mereka bertiga hingga sekarang, teringat ketika mereka masih kecil, ketakutan di luar sana, kini mereka bertiga, sudah ingin menjadi kesatria. Kadang teringat yang membuat Nenek Yunija kesal, mereka bertiga sering mencuri dan membuat kekacauan.

Nenek Yunija : ''Hayu berangkat, Nenek takut mereka sudah datang!''

Hans : "Maksud Nenek, orang-orang jahat itu?"

Ekspresi Hans menjadi kesal, teringat dengan orang yang bernama Bima, menindas orang-orang lemah. Nenek yang setiap hari, bekerja keras, dengan hanya upah yang sedikit, juga membuatnya sering sakit. seharusnya persediaan makanan yang di panen adalah milik dari para warga.

Lalu Hans bertanya kepada nenek.

Hans : "Nenek kenapa tidak satu pun kesatria yang melindungi kita?"

Nenek Yunija : "Semenjak tragedi Pajajaran berdarah, semuanya telah berubah".

Hans : "Ada apa dengan kesatria di kerajaan ini?"

Kemudian dalam hatinya Hans berbicara.

"Jika aku sudah menjadi ksatria, aku berjanji, aku tidak akan membiarkan orang seperti Nenek, menderita".

"Aku harus segera menjadi ksatria!" (bertekad ingin menjadi ksatria sejati).

"Aku akan menemukan jalan kesatriaku sendiri dan menyingkirkan orang-orang seperti, si Bima sialan itu".

Nenek Yunija : ''Sudah, Nenek harus segera ke sana!''

Jira : ''Akh, nenek, bisakah Nenek, menceritakannya lagi tentang para ksatria!!'' (Jira, mengeluh, ingin diceritakan lebih banyak lagi tentang para ksatria itu).

Nenek Yunija : ''Besok saja, sekarang kita harus bergegas!'' (Berdiri sambil memegang pinggang nya yang sakit).

Hans : "Hati-hati, nek!'' (membantu nenek berjalan).

Dalam perjalanan, Hans, bertanya kepada nenek.

Hans : "Nenek apakah kau sedang sakit?"

"Sebaiknya Nenek di rumah saja, biar kita yang melakukannya".

Nenek Yunija : "Tidak apa-apa, tidak usah khawatirkan nenek!".

***

Tiba di tempat di mana orang-orang sedang bekerja, Hans, Jira dan Mina selalu membantu Nenek yang sedang bekerja. Ketika mereka sedang bekerja, Hans melihat sebuah bayangan melintasi dengan cepat ke sebuah tempat.

Hans : "Apakah kalian melihatnya?"

Mina & Jira : ''Melihat apa?''

Hans menghampiri bayangan itu dengan hati-hati, setelah melihat Hans pergi Mina dan Jira pun mengikutinya.

Nenek Yunija : "Hey kalian mau ke mana!! Jangan sampai membuat kekacauan!!"

"Iyaaaa Nek". (Mereka bertiga dengan kompak menjawab).

Mereka menyusuri rawa-rawa, masuk ke dalam hutan, ketika Hans, mendekat, Hans dengan muka terkejut, matanya melongo, melihat sebuah gerbang berbentuk lingkaran berwarna hitam dengan angin yang berhembus kencang dari dalam lubang gerbang itu.

Hans : "Kalian tidak melihatnya? Sungguh?"

Jira : "Melihat apa, aku tidak melihat apa-apa Hans".

Mina : "Mungkin aku tidak melihatnya, tapi aku merasakan suatu hal yang berbahaya".

"Apakah angin kencang ini berasal dari yang kau lihat Hans?''

Hans : "Iyah, dari sana!" (sambil menunjuk ke gerbang iblis itu)

Jira : "Hans, apakah kamu bisa menyentuhnya?"

Hans : "Tidak, anginnya terlalu besar ketika aku semakin mendekatinya".

Kemudian dari kejauhan, mereka bertiga mendengar keributan di sawah.

Mina : "Mereka sudah tiba!"

"Kita harus bergegas!"

Jira & Hans : "Ayo!"

Mereka bertiga pergi dengan cepat meninggalkan gerbang itu dan bersembunyi di balik tanaman liar. Mereka bertiga melihat suasana yang buruk, Bima dan anak buahnya sedang menyakiti orang-orang termasuk Nenek Yunija.

Bima di kenal seluruh desa dengan keperemanannya, yang selalu menindas orang-orang yang lemah, dengan badannya yang berisi, rambut berwarna cokelat kehitaman yang tipis hampir botak, serta wajahnya yang menyebalkan.

Bima : "Apa-apaan ini!!.. Wooi!!"

"Orang-orang lemah!.. Berikan saja hasil semuanya yang kalian dapatkan!!"

"Aku tahu, kalian menyembunyikannya, kalian menyimpannya di mana hah!?'' (Sambil menendang orang tua yang berada di depannya sampai terjatuh, lalu menarik bajunya).

"Aku bersumpah Tuan, aku hanya mendapatkan segitu" (orang tua itu berbicara, dengan nada ketakutan).

Kemudian, semua orang memohon kepada Bima, agar berhenti menyakiti laki-laki tua itu.

Bima : "Sebaiknya kalian menyerahkannya, kalau tidak aku akan mulai membunuh orang di sini satu per satu!!" (Bima yang mengancam dengan nada tinggi, sambil mengeluarkan sebuah belati).

"Kuitung sampai 3!!"

"Satuuu!"

Semua orang hanya terdiam, melihat ke kiri dan ke kanan karena kebingungan.

"Duaaa!"

Lalu, Nenek Yunija pun memberanikan diri berjalan perlahan melangkah ke depan.

Nenek : "Tunggu! Aku akan memberikannya! Lepaskan dia!"

Bima : "Sebaiknya kalian tidak melakukan omong kosong lagi!" (sambil menjatuhkan orang tua malang itu ke tanah).

"Di mana kau menyimpannya nenek?" (Sambil mendekatkan mukanya ke depan wajah nenek).

Lalu Nenek Yunija mengambil sesuatu dari kantong jerami yang di lingkarkan pada badannya, kemudian Nenek Yunija menyerahkan 3 kentang yang dia simpan untuk untuk Hans, Mina dan Jira kepada Bima.

Bima : "Hahaha, Nenek sialan! Apa kau sedang bercanda denganku!"

"Aku akan memulainya dengan membunuhmu Nenek!"

Mina dan Jira pun khawatir dengan apa yang terjadi kepada Nenek.

Mina : "Bagaimana ini, mereka akan menyakiti Nenek lagi!"

Jira : "Apa yang harus kita lakukan Hans?"

Ketika mereka berdua menengok ke arah Hans, dengan bingung, Hans sudah tidak ada di tempatnya.

Mina : "Anak bodoh itu!!"

Jira : "Sial, kenapa aku menyadari kebodohannya sekarang!!"

Lalu tiba-tiba seseorang datang, di depannya dan menghadang Bima membentangi kedua tangannya, seolah-olah dia sedang melindungi semua orang.

Semua orang yang melihatnya, tercengang kaget sekaligus kawatir apa yang ada di otaknya, mengapa dia melakukannya.

Hans : "Hentikan! Kau tidak bisa menyakiti orang-orang yang sudah bekerja keras"

Nenek Yunija : "Hans, Apa yang kau lakukan bocah nakal!!''

"Cepat pergi!"

Bima : "Haha, apa lagi sih bangsat!''

"Hei bocah ini bukan tempat untuk bermain, sebaiknya kamu bermain boneka dengan teman-temanmu, dan menyingkir dari hadapanku!"

"Menyingkirlah bocah!!!" (Berteriak lantang di depan Hans).

Lalu datang, Mina, dan Jira, mereka berdua melakukan hal yang sama dengan Hans, membentangkan tangannya seolah-olah itu tanda untuk melindungi Nenek.

Bima, yang terkejut dengan kedatangan dua anak lagi.

Sambil tersenyum melihat mereka, dia memasukan lagi belatinya, lalu menyilangkan tangannya.

Bima : "Baiklah, aku menyerah! Kalian anak-anak yang malang".

"Aku tidak akan menyakiti mereka lagi, tapi, tidak tahu, kalau anak buahku". (tersenyum jahat)

Lalu, Jira, dan Mina, berbisik kepada Hans.

"Hans, bagaimana ini?"

"kita harus bagaimana?" (mereka menanyakan dengan kawatir)

Hans : "Tenang, aku punya sebuah rencana!" (dengan nada pelan, penuh gelisah)

Lalu Mina dalam hatinya berkata ketika mendengar Hans.

Mereka pun merasa lega setelah mendengarnya.

Hans : "Kalian harus bersiap setelah menerima aba-abaku!"

Jira dan Mina : "Ok".

Bima : "Ayo lakukan sesuka kalian!"

Mereka dengan ekspresi tersenyum dengan muka gelap, berjalan menghampiri Hans.

"Hans, Hans, Hans cepat! Mana instruksinya". (Mereka dengan panik memanggil Hans berulang-ulang)

Setelah anak buah Bima berjalan semakin dekat, Hans kemudian membungkukan badannya.

Hans : "Tuan, aku minta maaf telah membuatmu marah".

Jira dan Mina terkejut bukan main.

Mina : "Hah? Yang benar saja!"

Jira : "Sudah kuduga orang bodoh itu tidak mempunyai rencana apa-apa".

Hans : "Cepat, ikuti aku!"

Mina & Jira : "Aiiissh, apa boleh buat".

"Maafkan, kita Tuan" (Mina dan Jira pun mengikuti Hans)

"tolong di mengerti"

Mereka sambil membungkuk beberapa kali, tapi sambil berlari perlahan ke belakang meninggalkan tempat.

Hans pun, memegang tangan Nenek, menggendongnya untuk kabur.

Bima : "Hahaha sebaiknya begitu, lari sana yang jauh, jangan sampai aku melihat kalian lagi!"

Anak buahnya pun tertawa terbahak-bahak, menertawainya.

Bima : "Moodku jadi jelek hari ini, ayo kita sudahi".

"Siap bos!!" (para anak buahnya menjawab dengan nada militer).

Bima : "Woy, kalian para sampah, cepat kumpulkan sisanya, aku akan melihatnya lagi nanti!"

"Tuan tapi, kalau kau ambil semuanya, kita nanti makan apa?"

Lalu dengan kejam Bima menendang dengan kakinya kepada orang itu.

Bima : ''Kau!! Sudah kubilang jangan ada yang membantahku lagi!''

Orang-orang pun dengan ketakutan, pergi begitu saja, mengambil sisa panen kentang yang sudah diambil.

avataravatar
Next chapter