1 Episode 1

Bumi 2021;

Untuk pertama kalinya manusia mencetak sejarah. Lima astronot berhasil mendarat di mars. Dibantu satu unit drone canggih untuk observasi planet dan satu robot canggih multifungsi dengan kecerdasan buatan yang luar biasa. Hari itu seharusnya aku menikah dengan pacarku tercinta. Kami sudah pacaran selama hampir delapan tahun. Sayangnya takdir berkata lain. Hari itu aku justru menonton live streaming langsung dari mars bersama kucingku Mello di apartemenku. Jangan tanya apa yang terjadi, karena aku telah merelakan semuanya.

Aku sangat tertarik pada sains . Sebaliknya , aku tidak terlalu percaya cerita rakyat, tahayul dan apapun yang bertentangan dengan ilmiah. Waktu di kampung, kakek selalu cerita tentang sebuah gua gaib yang dapat membawa kita ke alam gaib. Tapi aku tak percaya. Aku susuri gua itu bersama teman temanku dan kami tidak menemukan apa apa kecuali koleksi batu batu gua. Tapi ketika kudengar kabar bahwa Nasa berhasil di mars, aku rela menghabiskan waktu seharian untuk streaming live dari mars.

Sebelumnya perkenalkan, namaku Kevin, asli jawa barat dan sebenarnya aku hanya owner cucian mobil di daerah sawangan depok. Tapi mungkin karena sebelumnya aku pernah kuliah s1 di malaysia dan mengambil gelar master di british, aku memiliki ketertarikan sendiri di bidang sains. Terutama tentang antariksa. Aku sangat gemar membaca literatur – literatur tentang antariksa sehingga aku menjadi begitu terobsesi dengannya. Aku sempat punya pacar cantik, namanya Aisha. Sayangnya hubungan kami kandas, hanya karena perbedaan ras , agama , dan restu orang tuanya. Tapi cerita ini bukan tentang aku dan dia. Ini cerita yang cukup unik.

Sayangnya pendaratan manusia di mars masih membawa banyak tanda tanya. Masih banyak misteri yang hingga sekarang masih dirahasiakan oleh NASA. Misalnya, tujuan mereka sebenarnya, apa yang mereka cari di mars, dan yang paling penting... apakah masih ada kehidupan disana. NASA selalu meyakinkan kepada masyarakat kalau mars hanyalah planet merah, sunyi seperti yang mereka sampaikan berpuluh puluh tahun sebelumnya. Tapi kabar di internet dan social media sangat bermaca macam. Ada yang mengatakan kalau nasa berhasil menemukan sebuah benda kuno di mars yang menjadi terobosan baru untuk menjelah jagad raya yang dikenal "STARGATE" dengan nama lain, gerbang antar bintang. Tapi konspirasi tetap konspirasi, seperti yang kukatakan , aku tak terlalu percaya dengan takhayul dan segala sesuatu yang bertentangan dengan sains.

Tapi semua itu terpatahkan hari itu. Pagi hari itu, aku benar benar terkejut saat mendengar kabar dari kampung kalau adikku , April, dan teman temannya menghilang . Warga melihat mereka masuk ke gua yang diceritakan oleh kakekku pada waktu aku kecil sejak dua hari yang lalu dan sampai sekarang mereka belum juga keluar. . Ayahku telah meminta bantuan polisi dan pemuda pemuda desa untuk mencarinya. Namun hasilnya nihil. Siang itu juga, aku segera pulang ke kampung bersama ketiga temanku, Ali , Abdi dan Udin. Kami ke gua itu bersama ayah dan kakekku. Mereka menunggu diluar karena gua itu terlalu gelap dan berbahaya bagi mereka. Untungnya temanku Ali adalah pencinta alam yang sudah biasa menelana alam bebas. Kami masuk kedalam bersama satu anggota kepolisan, dan dua orang pemuda desa.Gua itu masih sama seperti waktu kami masuk, gelap, dalam dan sedikit angker bagi yang belum terbiasa. Kami menyurusi gua itu selama berjam jam hingga sampailah kami ke bagian terdalam gua yang begitu gelap gulita. Sayangnya kami tidak menemukan apa apa. Tidak ada jasad, benda bawaan, bahkan jejak kaki dari mereka pun tidak ada.

Pencarian hampir dihentikan, sampai aku nekat menyusuri bagian gua yang tergenang air. Ya, ada aliran air layaknya sungai di dalam gua ini. Jika kami nekat berenang menyusurinya, aliran air ini mungkin akan menuntun kami ke sisi gua yang belum pernah ditelusuri sebelumnya. Atau bisa saja air ini membawa ke air terjun bawah tanah yang dalam dan terjal. Entah kenapa aku begitu penasaran karena nyawa adikkulah yang jadi taruhannya. Sayangnya tidak ada berani selain kami berempat. Sebenarnya hanya aku dan Ali, tapi karena solidaritas , Abdi dan Udin akhirnya ikut.

Kami pun berenang menyusuri aliran air itu. Aliran air itu terus melebar dan melebar hingga hampir selebar sungai. Pada akhirnya aliraan air itu makin deras dan makin deras hingga kamipun terseret keujung aliran itu. Dugaanku salah. Tidak ada sisi gua yang belum ditelusuri. Air terjun yang amat deraslah yang menunggu kami disana. Kami berusaha menyelamatkan diri tapi aliran air itu begitu deras.

"ARRRGGH!!! TOLOOONG!!"

Kukira suara jeritan mereka adalah suara terakhir yang akan kudengar. Tapi syukurlah ternyata tidak. Kami tercebur dan nyaris tenggelem di sebuah kolam , mungkin lebih tepatnya danau, yang tersembunyi jauh didalam perut gua. Nyaris tidak ada cahaya disini kecuali senter yang kami bawa. Aku nyaris tenggelam. Tapi Abdi langsung menolongku dan menyeretku ke pinggir kolam. Kami terguling dengan nafas yang terengah engah. Entahlah tapi seketika aku sadar kalau adikku tidak mungkin bermain sejauh ini. Kami terkapar selama beberapa saat hingga tak sadar aku tertidur di perut gua yang gelap dan angker itu. Entah kenapa tubuhku seketika lemas, mataku langsung terpejam. Di mimpiku, aku melihat beberapa orang berbadan tegap berdiri tepat disamping jasad kami. Mereka lalu menggendong kami dan membacakan mantra yang sangat asing bagiku. Sebuah lingkarang cahaya kemudian muncul. Satu persatu dari mereka lalu melempar kami kedalam lubang itu. Giliranku pun tiba. Mereka melemparku kedalam lubang itu. Tubuhku seperti sedang melayang layang. Hawa dingin merasuk kedalam tubuhku. Aku berusaha bergerak tapi aku tak bisa.Hawa dingin itu tiba tiba memanas , memanas dan makin memanas hingga bajuku pun terbakar. Kulitku terasa terbakar tapi aku tak bisa bergerak dan berteriak. Api kemudian melahap tubuhku dan semuanya tiba tiba menjadi gelap gulita

WAAAA!!!!" Aku terbangun dalam keadaan terkejut. Aku terbangun dalam keadaan tanpa busana ditengah hutan yang begitu lebat dan berlumpur. Tubuhku sudah penuh dengan lumpur dan dedaunan. Pakaian , dan handphoneku semuanya lenyap. Kuambil sebuah daun yang lebar untuk menutupi tubuhku lalu aku berjalan dengan hati hati menyusuri hutan yang lebat ini.

"ABDI!! ALI!! DIN!!!! GUYS!!"

Aku terus berteriak memanggil teman temanku. Tapi tidak ada jawaban. Aku terus berjalan menyusuri hutan ini sampai aku menemukan handphone milikku yang sudah rusak dan buku catatanku yang sedikit basah penuh lumpur, tapi setidaknya masih bisa digunakan. Aku terus berjalan sambil berteriak memanggil teman temanku. Sial , padahal tujuanku kemari adalah mencari adikku yang hilang. Sekarang temankupun ikut hilang. Aku terus berjalan dan berjalan, hingga aku menemukan sebuah gubuk ditengah hutan yang mengerikan ini. Aku kemudian masuk untuk mencari tahu mungkin saja ada pakaian yang bisa kukenakan untuk menutupi tubuhku ini. Sayangnya tidak ada apa apa selain seutas kain hitam yang sudah usang. Well, lebih baik daripada tidak sama sekali. Kuambil kain itu lalu kuliliti dipinggangku untuk menutupi kemaluanku. Tepat sekali , sekarang aku mirip seperti manusia gua.

Aku pun keluar dan kembali beristirahat untuk mengembalikan tenagaku. Tak sengaja, kepalaku mendongak keatas dan aku begitu terkejut sekaligus takut dengan apa yang baru saja kulihat. Kuusap usap mataku untuk memastikan bahwa aku tidak sedang bermimpi dan ternyata benar , aku tidak sedang bermimpi.

Kalau di bumi , kita sudah biasa melihat bulan di siang hari . Tapi kali ini yang aku lihat adalah sebuah planet besar di langit siang hari yang cerah . Sungguh mencengangkan .Aku sungguh tak percaya dengan apa yang kulihat ? dimana aku? apa aku di planet yang lain ? tapi bagaimana bisa ? apa Mimpi itu nyata? sekalipun itu nyata , benar benar sangat tidak masuk akal.

"Aaaaaaarghhhh" suara teriakan tiba-tiba membuyarkan lamunanku. Aku mendengar suara langkah langkah kaki dari balik rumput-rumput itu. Aku perlahan berdiri lalu mundur mundur dan bersembunyi di dalam Gubuk.

Dari Dalam Gubuk aku melihat seorang pria tanpa busana lari dari kejaran kerumunan orang yang berpakaian layaknya suku barbar di film-film barat. Mereka menenteng tombak dan kapak yang tampak berlumuran darah . Pria itu lalu terpeleset dan jatuh ke tanah. Tubuhnya penuh dengan Lumpur dan darah yang mungkin bekas bacokan senjata tajam. Tangannya gemetar, ia melambat lambai tangannya sambil berkata.

" ampun , ampuni aku"

Mereka pun tertawa terbahak-bahak. Salah seorang wanita lalu maju menghampiri pria itu. Tubuhnya kekar seperti seorang pria. Kulitnya putih seperti orang Eropa dan Dadanya cukup besar. Wajahnya ditutupi topeng yang mirip seperti yang orang-orang gunakan waktu pesta topeng. Dia tertawa terbahak-bahak melihat pria dihadapannya tergeletak tak berdaya.

" ampun , kumohon jangan bunuh aku" mohon pria itu. Tunggu suara itu? Abdi? Sambil tertawa wanita itu lalu membuang tombaknya. Diraihnya lengan pria itu lalu ia bantu berdiri. Kulihat sekilas wajah pria itu dan ternyata benar ia Abdi. Wanita itu lalu membuka topengnya. Wajahnya cukup cantik bahkan bisa dibilang seperti bintang film barat. Abdi pun Terkesima. Wanita itu lalu membuka kain yang menutup dadanya mempertontonkan payudara indahnya dihadapan Abdi. Abdi pun tercengang. Jelas ia tidak tahu apa maksud wanita itu. Naluri prianya seketika bangkit. Wanita itu lalu mengusap meraba dan memelintir kemaluan Abdi. Ia cumbu sedikit bibir Abdi lalu ia berbisik.

" kau suka yang kau lihat sayang?"

Abdi pun mengangguk. Mereka berdua lalu bercumbu. Bibir Abdi bermain sangat liar. Kemaluannya makin berdiri dan berdiri di genggaman wanita cantik itu. Mereka terus dengan asyiknya bercumbu sampai tiba-tiba.

"CLAS!!!!" "Aaaaaarggh!!"

Wanita itu menarik dan mencabut kemaluan Abdi yang masih merah dan berdiri tegak dari tubuhnya. Darah terciprat ke tubuh wanita itu. Abdi memekik sangat keras. Dia melempar kemaluan Abdi ke salah satu prajuritnya. Prajuritnya itu lalu memakan kemaluan Abdi tepat dihadapan Abdi. Aku terkejut bukan main. Jantungku berdegup kencang. Astaga untung itu bukan aku.

" itulah harga yang harus kau bayar sayang" tidak hanya sampai situ. Iya todongkan tombaknya ke dada Abdi lalu ia tusukan sekuat tenaga tepat di jantung Abdi. Pekikannya tiba-tiba terhenti dan tubuhnya lalu tergeletak tak bernyawa. Kutahan nafasku agar mereka tidak menyadari keberadaanku. Sekerumunan bar bar itu lalu menyeret tubuh abdi dan mereka pun lekas pergi meninggalkan gubukku. Kutunggu mereka sampai benar benar pergi lalu aku menghela nafas lega. Abdi yang malang. Maafkan aku teman , tapi aku tidak ingin mati disini.

"jleb"

Tiba-tiba aku merasakan sebuah lengan menggenggam kakiku . Bulu kudukku berdiri. Ada yang tidak beres dengan gubuk ini. Aku memberanikan diri untuk menoleh ke kakiku dan ternyata benar sepasang lengan telah menggenggam kedua kakiku sesosok wajah gadis juga muncul dari balik lantai itu

"Aaaaaa!!!" aku berteriak terkejut. Gadis itu ikut berteriak. Saat ku menoleh kembali ternyata ada lubang kecil dibalik lantai gubuk ini. Tiba-tiba aku mendengar kembali Jejak Langkah orang orang Barbar itu . Teriakanku pasti membuat manfaat kembali. Aku memberanikan diri untuk ikut masuk ke dalam lubang itu. Kututup kembali papan yang menutup lubang itu dan kutahan nafasku agar orang-orang Barbar itu tidak mengetahui keberadaan ku. Lubang itu begitu kecil sehingga membuat tubuh kami berhimpitan. Sama sepertiku gadis itu juga tanpa busana sehingga payudaranya langsung di tubuhku. Ia menangis ketakutan. Orang-orang barbar itu sekarang berada tepat di atas kami. Jantungku berdetak kencang. Kututupi mulutnya dengan kedua tanganku agar tangisannya tidak terdengar. Aku ketakutan bukan main. Aku tak mau bernasib sama dengan Abdi. Orang-orang Barbar itu mengobrol dengan bahasa nomadic. Tak Berapa lama kemudian orang-orang barbar itu berlari keluar. Suara langkah kaki mereka menjauh dan menjauh sampai tak terdengar lagi. Kulepaskan kedua tanganku dari mulutnya. Gadis itu jatuh ke pelukanku dan menangis jadi jadinya. Kami berdekapan cukup lama. Aku memberanikan diri bertanya padanya

" bisa bahasa Indonesia? " Gadis itu mengangguk. Kuangkat wajahnya sedang menangis dan berkata

" aku angkat Papannya terus aku angkat kamu keluar , abis itu kamu tolong aku naik ke atas" Gadis itu menggeleng geleng kepalanya. Ia kembali menangis Seraya berkata

" nggak mau Kak .... aku takut" kubuka papan itu dan Gadis itu makin menangis ketakutan.

" udah jangan takut mereka udah pergi" Bujukku. Tapi Gadis itu masih menangis. Akhirnya kau angkat tubuhnya dan kudorong pinggulnya dengan paksa. Gadis itu meronta-ronta berusaha melepaskan diri. Kudorong pinggulnya sehingga akhirnya ia berhasil duduk di atas lubang. Ia berusaha masuk kembali tapi aku mencegahnya. Ia tak kunjung mengulurkan tangannya agar aku dapat keluar. Dia Justru berlari ke sudut gubuk lalu terduduk sambil menutupi kedua wajahnya. Akhirnya ku julurkan tanganku lalu kuraih ujung lubang itu. Kukerahkan seluruh tenagaku lalu aku melompat keluar dari lubang itu. Gadis itu masih terduduk di sudut gubuk. Ku hampiri dia Lalu kubantu dia berdiri. Sekarang aku dapat melihat wajahnya dengan jelas. Meski agak ternodai Lumpur wajah gadis ini masih sangat cantik. Tubuhnya juga sempurna. Kulitnya kuning langsat walaupun terdapat sedikit bentol-bentol dan luka gores akibat ranting . Namun aku seperti mengenalnya. Dan dia sepertinya juga mengenalku. Ya, aku ingat. Dia Jenny , salah satu teman April yang sering muncul di Facebook. Tentu saja ia sangat cantik. Ia seorang model amatir dan setahuku ia sudah punya pacar. Sebenarnya mustahil bagiku bisa sedekat ini dengannya

"Tenang mereka sudah pergi , kita aman" Bujukku. Kuhapus air matanya dan kau bersihkan wajahnya dari noda Lumpur.

" di mana yang lainnya? " Tanyaku. Ia hanya menggeleng geleng kepalanya. Ia sangat Shock. Kututup pintu gubuk itu lalu kami duduk berdua di dalamnya. Melihat kondisinya seperti ini Aku hanya bisa berdoa adikku baik baik saja.

" Sudah berapa lama kau bersembunyi di sini" Tanyaku kembali.

" gak tau kak ..... aku bangun , terus begitu aku mendengar suara langkah-langkah kaki , aku langsung masuk ke sini. Tapi waktu aku mengintip keluar. Aku tahu kakak bukan salah satu dari mereka. " Bisiknya. Kami duduk terdiam tanpa busana cukup lama sampai tak terasa hari berganti malam. Malam di planet ini sangatlah dingin. Awalnya kami menjaga jarak. Sampai Dinginnya malam membuat kami secara tak sadar sudah saling berpelukan. Kami menggunakan kain yang kutemukan sebagai selimut untuk kami berdua. Untunglah pelukannya begitu hangat. Dia pun tertidur. Namun aku tak bisa karena orang-orang Barbar itu masih menghantuiku. Makin malam, pelukannya makin mengerat dan bibirnya sedikit meracau. Pelukannya yang erat membuat kemaluanku berdiri tegak dan bergesekan langsung dengan perutnya. Aku berusaha menjaga jarak sedikit namun Jenny seolah tak ingin melepas pelukannya.

"dingiin... dingiiin..... " Dia sampai mengigau didalam tidurnya. Malam di planet ini memang sangatlah dingin. Namun jika membuat api unggun orang orang bar bar itu pasti dapat menemukan kami. Kami mempererat pelukan kami dan berbagi kehangatan di malam yang dingin itu.

Kami terbangun dengan wajah yang lelah. Aku berusaha menutupinya namun Jenny seperti sudah tidak peduli lagi. Masih untung kami masih hidup hari ini. Kusobek dan kubagi dua membagi dua kain itu untuk menutupi tubuh kami. Untung kain itu cukup untuk menutupi kemaluan kami. Tapi aku masih bisa melihat belahan dada dan paha gadis itu. Kami mirip sekali seperti suku di pedalaman.

" Siapa namamu? Dari dulu kita belum kenalan kan? " Tanyaku walau sebenarnya aku sudah tahu namanya.

" Jenny Kak, kakak Kevin kan? Kakaknya April? " aku pun mengangguk. Jenny kemudian tersenyum, senyum terrmanis yang kulihat di planet ini ( mungkin karena aku belum melihat cewek lain kali ya ? )

" Makasih ya Kak, aku utang Budi sama kakak " dia kembali memelukku. Kami berpelukan cukup lama . Aku terdiam, jantungku berdegup hebat. Jenny lalu melepas pelukannya dan aku segera menyembunyikan wajahku yang memerah. Kami berdiam sebentar sampai kami memberanikan diri untuk menelusuri hutan ini.

Kami berjalan dengan sangat hati-hati. Kami tak ingin orang Barbar itu mendengar langkah kami. Dia menggenggam tanganku ku dengan begitu erat. Kadang Kami menemukan bercak darah , kadang kami merasa seperti sedang diawasi , kadang Kami menemukan jejak-jejak kaki . Entah dari teman kami atau dari orang-orang barbar. Untungnya aku gemar membaca buku tentang tumbuhan jadi aku tahu tumbuhan dan buah liar mana yang dapat kami makan. Pagi itu kami menyantap buah gooseberries yang tumbuh di dekat gubuk kami. Buah ini sebenarnya jarang terlihat di Indonesia. Dan kami sengaja menyimpan beberapa untuk makan siang. Lebih baik daripada tidak sama sekali.

Sayangnya sejauh ini aku belum menemukan tanda-tanda dari adikku maupun temanku. Sekarang aku lebih konsentrasi agar kami dapat keluar dari tempat ini hidup-hidup. Kami terus berjalan menyusuri hutan sampai Kami menemukan aliran sungai yang jernih. Kami duduk beristirahat di pinggir alirannya. Kubasuh tubuh dan lenganku dengan air sungai. Sungai ini tidak begitu deras sehingga kami bisa membersihkan tubuh kami dari lumpur dan kotoran yang menempel di tubuh kami. Jenny agak malu untuk mandi di dekatku. Tapi dia takut ketika aku pergi sesuatu yang mengerikan tiba-tiba terjadi. Jadi kami mandi berdekatan namun saling membelakangi. Namun terkadang aku mencuri pandang untuk melihat tubuhnya. Berada di dekatnya membuatku sulit nafsuku bergelora. Apalagi kain yang kami kenakan tidak benar-benar menutupi kemaluan kami. Namun aku masih tak berani macam macam. Tunggu, sebenarnya tidak ada siapa-siapa di sini. Aku bisa saja.... tidak aku tidak boleh mencuri kesempatan. Aku tahu aku bukan orang seperti itu.

" Kak , mandinya udah" tiba-tiba suara jenny membuyarkan lamunanku.

" Ah, mungkin sebentar lagi " jawabku.

" ambilin kain dong , tapi jangan noleh ya " sahutnya. Aku lalu berjalan ke pinggir kali . Kukenakan kainku lalu pelan-pelan kuberikan kain jenny sambil membelakanginya.

"makasih ya kak" ucap Jenny. Setelah mengenakan kembali kain kami masing-masing, kami lalu duduk dibawah pohon rindang di pinggir kali dan melepas kelelahan kami. Cuaca sejuk dan angin sepoi-sepoi, membuat Jenny kembali tertidur dipelukanku. Tapi aku tidak boleh tidur, aku terus menoleh ke kiri ke kanan untuk mengawasi dan memastikan tidak ada yang mengawasi apalagi mengikuti kami.

Jenny tertidur beberapa jam. Ia sangat kelelahan. Terkadang aku merasa ngantuk , tapi aku tidak boleh tidur. Orang orang barbar itu bisa kembali kapan saja. Baiklah, sejauh ini aman, semoga saja terus begitu . Aku tidak boleh lupa kalau aku sedang mencari adikku. Sekilas kupandangi jenny yang sedang tertidur. Tanpa lumpur dan kotoran yang menempel di tubuhnya, tubuhny begitu sempurna. Pahanya begitu mulus. Aku tak mampu menahan nafsuku lagi. Kuletakkan tanganku di pangkal pahanya dan kurasakan betapa lembut dan halus kulitnya. Jenny benar benar tertidur nyenyak. Kuangkat tanganku dari pahanya , kuberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya. Tidak! Jangan! Akal sehatku kembali dan aku kembali bersikap seperti biasa. Ya Tuhan, Kurasa Setelah semua ini berakhir mungkin tidak buruk jika kami berpacaran. Semoga saja ia mau.

Tak lama kemudian , Jenny pun kembali terbangun. Semoga ia tidak sadar kalau dari tadi aku memandangi dan meraba pahanya. Kami seberangi kali itu dan berjalan ke arah gunung. Hari sudah petang , kami harus menemukan tempat berteduh sebelum hari gelap. Namun di hutan ini , Tak Ada Tempat berteduh selain pepohonan di sekeliling kami. Ketika malam tiba, kami bermalam di bawah pepohonan bermodalkan doa semoga tidak ada binatang buas ataupun orang barbar yang menyerang kami. Kami sengaja bermalam tanpa api unggun agar mereka tidak menemukan kami. Dimalam yang dingin apalagi tanpa api unggun, Jenny terus memelukku walaupun ia sebenarnya sangat malu. Dari nafasnya , aku tahu ia sangat ketakutan. Jika ini malam terakhirku Aku bersumpah Aku ingin mencium bibirnya dan memperkosanya puluhan kali. Tidak , ini tidak akan jadi malam terakhirku. Tak sadar , kepala Jenny tiba tiba tersandar di dadaku. Pelukannya makin erat sehingga kehangatan tubuhnya berhasil sedikit mengurangi hawa dingin ditubuhku. Ia tertidur nyenyak sambil memelukku begitu erat. Baiklah , Kurasa ini saja sudah cukup. Ini malam kedua kami tidur bersama. Tapi kali ini entah kenapa aku agak tenang.

Kali ini kami terbangun dengan wajah yang segar. Kedua mata kami bertemu. Jenny sadar kalau semalaman ia memelukku begitu erat. Bahkan sekarang pun ia masih memelukku. Kedua mata kami bertemu. Perlahan ia lepaskan pelukannya dan menyapaku dengan senyum manisnya

"Pagi kak ... " sapanya dengan lemah lembut.

" Ah ..sorry hihihi " aku lalu melepas pelukanku.

" hihihi " ia hanya tertawa malu. Wajahnya memerah. Kami segera bersiap dan melanjutkan perjalanan kami. Beberapa jam perjalanan , Kami menemukan sebuah kereta kuda dalam kondisi berantakan. Segala peti berikut isi isinya sudah tercecer di mana-mana. Mayat kudanya sudah lama membusuk. Ada banyak cipratan darah tapi tidak ada jasad di dekatnya. Kurasa kereta ini habis dijarah. Namun setidaknya Kami menemukan beberapa helai pakaian yang dapat kami kenakan dan juga beberapa helai selimut untuk dimalam hari. Sekilas kulihat peti dan kereta ini cukup unik dan kuno. Mungkin seperti kereta kuda di film film silat. Pakaian yang kami temukan juga mirip pakaian adat Cina di zaman kekaisaran China. Aku juga menemukan sebuah golok yang unik dan tajam seperti golok di cerita cerita silat. Kami langsung mengenakan pakaian yang kami temukan dan menyimpan beberapa untuk kami kenalan nanti. Ku ambil golok itu untuk berjaga-jaga siapa tau orang Barbar itu kembali. Kami segera melanjutkan perjalanan kami.

Kami terus berjalan ke arah gunung untuk mencari kemana perginya April. Aku dan Jenny sudah tidak lagi canggung. Gaun khas cina yang ia kenakan membuatnya terlihat begitu anggun. Sisi positif dari peristiwa ini adalah aku bisa mengenal dekat dan akrab dengan gadis secantik dia. Dia terus menempel dan mengenggam tanganku erat erat. Paras cantiknya benar benar menguji kesabaranku. Namun sayangnya aku masih tak punya nyali untuk berbuat macam macam.

Hari ketiga berlalu dengan cepat, ribuan langkah kami lalui tapi tetap tidak ada hasil. Hutan ini tak begitu mencekam jika kita sudah terbiasa. Untungnya sejauh ini kami belum bertemu dengan binatang buas. Sesekali, kulirik wajah cantik Jenny. Kuurungkan niatku untuk memperkosanya karena aku yakin, jika semua ini berlalu, ia akan menjadi milikku. Sudah tiga hari kami bertualang bersama dan tidur bersama. Dan hari ini akan jadi yang keempat.

Hari keempat hampir berlalu dan kami masih belum menemukan April dan teman-teman kami. Namun setidaknya aku dan Jenny makin mesra saja. Malam itu, ia menatapku berbeda dari biasanya. Wajahnya tersenyum cerah dan iapun berkata ....

"Makasi ya kak... untung ada kak Kevin.... kalo gak, aku gak mungkin bertahan sejauh ini. " Matanya berkaca kaca. Ia tersenyum haru. Kuhapus air matanya lalu kuusap pipinya dengan lembut

"Iya sama sama, It's gonna be okay Jenny... Promise..." Jenny kembali tersenyum . Patut diakui tanpaku, Jenny tak akan tahan satu menit pun di hutan ini.

"pacar aku aja enggak se care ini sama aku. Tapi sama kakak.... entah kenapa....aku.. aku...." Jenny terdiam kehabisan kata kata. Saat itu juga, kudekatkan wajahku dan kulumat pelan bibirnya dengan penuh perasaan. Jenny membalas ciumanku dan kami pun bercumbu ditengah dinginnya malam , dibawah sinar bintang dan planet asing di langit malam yang luar biasa. Ciuman pertama setelah berbulan bulan aku hidup sendiri. Kulepaskan ciumanku lalu kutatap matanya dalam dalam.

" Aku seneng kita ketemu kak.." bisiknya.

"Kakak juga seneng.." Dan kami kembali bercumbu layaknya sepasang pengantin baru di malam pertama perkawinan.

Hari kelima pun tiba , malam itu benar benar malam yang indah. Meski hanya ciuman, tapi sangat istimewa bagiku. Namun disisi lain, kami masih belum menemukan apa-apa. Kami kembali berjalan menyusuri hutan yang mulai menanjak karena kami sudah hampir tiba di gunung

Orang-orang Barbar itu berlari untuk menyerang kami. Aku dapat merasakannya. Kami pun lari sekencang-kencangnya demi menyelamatkan nyawa kami. Kami Terus Berlari sampai aku sadar semua ini percuma. Semua ini percuma jika kami lari dari mereka. Aku pun berhenti dan ku pinta Jeni untuk terus berlari.

"Tidak!! Aku gak mau ninggalin kakak disini! Aku gak mau sendiri! " Ia tidak setuju. Ia ingin aku terus berlari bersamanya. Tapi aku menolak! aku memintanya untuk terus berlari dan mencari pertolongan. Namun ia masih menolak. Kau acuhkan perkataannya lalu aku berlari ke arah orang-orang Barbar itu .

"KAK KEVIN JANGAN!!! NO!!! " Jenny menangis sejadi-jadinya tapi aku tidak menghiraukannya. Aku segera bersembunyi di balik dedaunan menunggu orang-orang Barbar itu mendekat. Ketika mereka cukup dekat, ku sergap mereka dan

"Cusss" golok ku tertusuk tepat di ulu hati salah satu orang Barbar itu. Orang Barbar yang lainnya kemudian terdiam lalu perlahan mundur menjauhiku. Ku cabut golok ku lalu keterjang orang Barbar itu sehingga terjatuh ke tanah. Darah mengucur dari tubuhnya. Tak kusangka golok ini bisa setajam ini. Wanita barbar yang sebelumnya telah membunuh Abdi itu lalu berteriak histeris. Ia memukulku dengan perisai miliknya sehingga aku jatuh pingsan.

Aku terbangun dengan kondisi tangan dan kaki diikat di dinding. Aku menoleh ke kiri dan ke kanan. Aku sepertinya dipenjara di dalam sebuah kandang kayu primitif milik suku barbar ini. Aku dikurung bersama seorang wanita muda yang kini sedang diperkosa oleh seorang suku barbar. Kulihat wajahnya dan sesaat aku lega karena dia bukan Jenny. Tapi aku kasihan padanya. Pria Barbar itu dengan asyiknya mengenjot kemaluannya dan mencumbu bibir manis wanita muda itu. Wanita muda itu berusaha berontak Namun sayang tangan dan kakinya diikat. Iya terus menangis dan mendesah seraya berkata

" Dimana suamiku!! Dimana suamiku" dalam bahasa Mandarin. Namun pria barbar itu mengacuhkan teriakannya dan terus menggenjot kemaluannya. Lengannya dengan gemes meremas-remas payudara wanita itu. Genjotannya makin kencang dan makin kencang hingga kemaluannya memuncratkan air mani kedalam kemaluan wanita itu. Wanita muda itu menangis dengan nafas yang terengah-engah. Astaga manusia macam apa mereka . Semoga adikku baik-baik saja.

Tak lama kemudian datang pria barbar lain. Pria Barbar itu lalu memperkosa wanita itu seperti yang dilakukan pria sebelumnya. Desahan dan tangisannya membuat aku geram. Sayang aku tidak bisa apa-apa. Setelah pria itu puas pria lainnya datang untuk kembali memperkosanya. Orang-orang Barbar itu memperkosanya secara bergantian sampai wanita itu tak mampu bergerak lagi. Aku berusaha melepaskan diri namun sayangnya kandang ini terbuat dari kayu yang sangat kuat sehingga aku tidak mampu merusaknya. Aku hanya bisa berontak dan memandangi betapa leluasanya mereka memperkosa wanita muda ini.

" kenapa kau terus berteriak anak muda?" tiba-tiba seorang barbar yang agak tua menegurku yang dari tadi terus berteriak dan memberontak. Iya dikawal oleh tiga orang Barbar lainnya. Kurasa ia adalah kepala suku atau pemuka suku ini.

" kau menginginkannya ? hmmm Kau boleh mencicipinya jika kau mau. Anggap saja hadiah dariku. " ucapnya.

" Kau bisa bahasa Mandarin? Kalau begitu dengar? Aku tidak sepertimu dan orang-orang lain di sukumu. Jadi aku tidak akan melakukan perbuatan kotor itu. " jawabku dengan lantang orang tua itu pun tertawa.

" Tuan pendekar naga hitam, Kau terlalu memikirkan kehormatanmu sampai kau sendiri lupa Apa itu kenikmatan hahaha" sahutnya dengan santai.

" begitukah? Tapi....." tunggu aku bukan pendekar naga hitam. Apa mungkin ia mengira kalau aku ini pendekar naga hitam? Ya jika diingat-ingat emang ada corak naga di bilah golok yang kutemukan. Apa itu sebabnya ia mengira kalau aku pendekar naga hitam? Apa itu sebabnya pada waktu pertarungan orang-orang Barbar lainnya mundur menjauhiku seperti orang ketakutan? Baiklah kalau mereka kira aku pendekar naga hitam maka aku pendekar naga hitam.

" tapi apakah kau senang jika orang lain memperkosa seorang gadis dari sukumu dengan keji seperti itu hah? " orang-orang barbar itu makin menertawaiku. Orangtua itu lalu berbisik kepada salah satu pengawalnya. Pengawalnya lalu keluar meninggalkan kandang lalu kemudian ia kembali dengan seorang gadis Barbar muda berambut pirang. Hidungnya mancung dan kulitnya putih bersih layaknya gadis-gadis Eropa. Gadis itu sangat ketakutan. Ketiga pengawalnya lalu menelanjangi gadis itu dihadapanku lalu mereka mendorong gadis itu kepadaku. Gadis itu menangis ketakutan. Dia masih belia untuk diperlakukan seperti ini.

"Tutup mulutmu!!" Orangtua itu membentak sang gadis dengan kasar.

"Dasar Biadab!" dengan geramnya kuludahi wajah orang tua itu. Ia terdiam. Tak lama kemudian Ia pun tertawa terbahak-bahak.

" tidak buruk .... kita berdua berbeda tuan pendekar. Kau terlalu peduli orang lain . Disitulah kelemahan kalian. Nikmatilah hadiahmu Tuan pendekar, bersenang-senanglah sebelum hari eksekusimu tiba. " orang tua itu lalu melepas ikatanku . Entah apa yang dia pikirkan . Jika aku pendekar sungguhan mungkin sudahku cekik dan kupatahkan lehernya.

" cobalah untuk menikmati hadiahmu tuan pendekar dan jangan pikir macam-macam. Kau mungkin bisa selamat dari kami Tapi Tuan Putrimu yang cantik itu tentu tidak akan bisa. " ucapnya. Mereka lalu menuntunku keluar dari kandang. Semua orang melihat ke arahku. Gadis itu masih menangis sambil berusaha menutupi tubuhnya. Kulepaskan bajuku lalu kuberikan kepadanya. Untungnya bajuku agak kebesaran di badannya jadi setidaknya cukup untuk menutupi payudara dan kemaluannya. Desa mereka ternyata cukup besar. Mungkin lebih mirip sebuah benteng karena dikelilingi tembok kayu yang tinggi. Prajurit Barbar berjaga di mana-mana jadi Kurasa aku tidak akan bisa melarikan diri jika aku masih sayang nyawaku. Orangtua itu mengantarku ke sebuah tenda kecil tempat di dekat di istananya.

" istirahat dan bersenang-senang lah di sini Tuan pendekar. Aku menghargaimu karena kau seorang pendekar hebat sama seperti anak angkatku, si pendekar banteng. Bahkan tenaganya yang luar biasa masih belum cukup untuk menandingimu . Kau benar-benar seorang Legenda. Maka dari itu esok lusa kau akan bertarung melawan pendekar terkuat di Suku kami, pendekar beruang. Pertarungan ini akan menentukan nasibmu. Jika Kesaktianmu memang benar, ia bukanlah masalah bagimu. " orangtua itu kemudian pergi. Aku terdiam. Ini mimpi buruk bagiku. Aku bukan pendekar sungguhan jadi Mana mungkin aku bertarung melawan salah satu dari mereka. Aku hanya tidak sengaja membunuhnya. Astaga Apa yang kulakukan seharusnya aku lari bersama Jenny. Aku kemudian menoleh ke gadis pirang yang dihadiahkan untukku.

" pulanglah ke rumahmu dan beristirahatlah. Aku tidak akan menyakitimu. " ucapku dalam bahasa bahasa mandarin.

" Tidak..... mereka akan membunuhku. Mereka akan menggantung ibu dan ayahku jika aku melakukannya. " jawabnya tersedu-sedu. Dasar orangtua gila.

" kalau begitu Istirahatlah di kasurku. Aku juga ingin beristirahat. " Ia lalu terbaring di kasurku dan tertidur. Sementara aku duduk termenung memikirkan bagaimana jalan keluar dari tempat ini. Aku mengintip keluar tenda menatap kepada langit malam. Bertabur cahaya Bintang dan dipercantik oleh sebuah planet raksasa yang luar biasa sekaligus mencengangkan. Aku tak menyangka aku akan melihat pemandangan seindah ini seumur hidupku. Namun aku juga tak menyangka aku akan mati di planet asing ini. Tidak aku tidak akan mati di sini.

Tanpa sengaja mataku melirik sesosok putri cantik yang berdiri di balcony istana yang tua itu. Sejenak aku pun tercengang akan kecantikannya. Sungguh putih bersih dan bercahaya layaknya bintang di malam hari. Tatap matanya begitu bening , dari jauh saja dia berhasil membuat jantungku seolah terhenti. Sama seperti langit malam di planet ini , ia berhasil membuatku Terkesima. Tiba tiba ia menoleh padaku. Kedua mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku lalu kembali masuk ke ke dalam istana. Meskipun jauh namun terasa begitu dekat. Sungguh permata yang begitu indah ditengah lingkungan yang sangat kejam. Aku kembali masuk ke tendaku. Aku berbaring di lantai dan terus membayangkan kecantikannya. Dan tiba tiba wajah putri itu mengingatkanku pada Jenny . Astaga .... bagaimana keadaannya? Huh, jika ia selamat. Setidaknya aku menyelamatkannya dari orang-orang kejam ini. Semoga dia baik-baik saja . Semoga ia selamat dari mimpi buruk ini.

Aku terbangun di pagi hari yang sangat dingin. Sangat dingin sehingga membuatku menggigil. Gadis itu membantuku bangun dan menutupi tubuhku dengan selimut. Entah apa cuaca di sini yang benar-benar dingin atau hanya ketakutanku saja.

" Tuan minumlah teh ini agar tubuhmu lebih hangat" ucap Gadis itu dengan iba. Kuraih teh yang hangat itu lalu kuteguk Tetes demi tetes. Sungguh hangat dan menenangkan. Kuakui teh ini berhasil membuatku sedikit lebih tenang. Gadis ini rupanya sangat pintar membuat teh.

" Tehnya enak sekali" ucapku memuji teh buatannya.

" Terima kasih , Tuan Putri Yu ji lah yang membuatkannya untukmu. Aku hanya menyajikannya saja." Jawab gadis itu. Putri Yu Ji? Apa apa yang diamaksud putri cantik itu?

" tunggu, kurasa kita belum berkenalan. Aku Kevin, Siapa namamu? "

" aku..... aku Qara ..." jawab gadis itu dengan malu-malu. Qara? Nama yang cantik. Tak lama kemudian dua orang barbar masuk ke tenda kami. Mereka bilang aku diundang untuk menyaksikan pertarungan antara tahanan melawan petarung dari suku mereka. Mereka mengawalku ke alun-alun desa. Aku duduk diantara pendekar-pendekar barbar yang berpenampilan sangar dan kejam. Mereka menatapku dengan geram dan jijik. Salah satu dari mereka adalah pendekar wanita yang telah membunuh Abdi.

Penduduk desa juga sudah berkumpul di alun-alun untuk menyaksikan pertarungan. Sebagian besar dari orang-orang di Suku ini berbicara dalam bahasa Nomadic kuno. Namun para petarung dan pendekar kebanyakan berbicara dalam bahasa Mongol ataupun bahasa-bahasa lainnya yang tidak kumengerti. Tak lama kemudian genderang perang pun ditabuh. Sang kepala suku yang tak lain adalah orang tua yang menyapaku kemarin tiba di alun-alun didampingi putri cantik yang kulihat semalam.

Pertarungan dimulai dengan sebuah tarian khas dari suku ini. Mereka memanggil diri mereka suku serigala neraka. Tarian di Suku ini identik dengan pakaian serba hitam dan gerakan-gerakan seperti penyembah setan. Aku terkejut dan seketika berdiri melihat salah satu gadis yang menarikan tarian itu. Gerakannya sungguh indah dan sangat familiar. Gadis itu ternyata adalah adikku April . Ia menari bersama keempat temannya dan ditemani oleh gadis-gadis barbar lainnya. April sangat berbakat dalam menari .Dia dapat menguasai dan menghafal gerakan hanya dalam hitungan jam jadi tak tak heran jika mereka menyuruhnya menari . Setidaknya aku lega hatiku baik-baik saja.

Tarian pun Usai. April sempat menoleh kepadaku , kemudian berpaling dan meninggalkan alun-alun. Seorang tahanan lalu berjalan ke tengah alun-alun dengan tangan kosong. Badannya penuh luka cambuk. Sedikitpun Tidak ada ketakutan di dalam dirinya namun yang kulihat justru amarah dan dendam yang memuncak. Aku Makin tercengang , dia menolehku dan aku langsung sadar Jika ia adalah Ali. Seorang pendekar dari suku serigala neraka lalu maju ke tengah alun-alun. Mereka saling berhadapan dan Ali langsung menggenggam tangannya kuat-kuat. Di pinggang pendekar itu tergantung kepala Udin yang sudah memucat. Si pendekar terus tertawa mengolok-olok Ali. Ali tidak terima. Ia sontak berteriak dan berkata

" aku sudah membunuh salah satu dari kalian dan aku tidak sungkan-sungkan mengulanginya lagi."Teriaknya dengan keras. Pertarungan ini Adalah pertarungan tanpa senjata. Untungnya Ali juga seorang atlet gulat amatir yang sudah berkecimpung selama 5 tahun. Sepuluh KO dan belum pernah kalah.

Genderang pun ditabuh . Pertarungan dimulai. Sang pendekar langsung melayangkan pukulan sangat keras. Namun Ali berhasil mengelak. Dengan mudahnya Ali melayangkan tendangan ke wajah sang pendekar. Tendangan yang mendarat dengan sempurna. Kuda-kuda sang pendekar seketika kacau dan Ali memperparah dengan melayangkan beribu-ribu pukulan ke arah pendekar. Postur sang pendekar memang lebih besar namun Ali lebih menguasai pertarungan. Ia seketika mengunci dan memeluk pendekar itu sekuat tenaganya. Tangannya lalu mencekik sang pendekar sekuat tenaga. Sang pendekar pulau berusaha melepaskan diri dan melepaskan pukulan ke kepala Ali. Namun sayangnya

" Prak... " Ali langsung mematahkan lehernya. Sang pendekar pun tewas seketika. Ali lalu menjambak rambutnya dan mempertontonkan mayat sang pendekar di tengah alun-alun. Suku serigala neraka baru saja ia kalahkan. Pertarungan seperti ini bukanlah masalah baginya karena ia sudah sering bertarung sebelumnya. Sang kepala suku pun Terkesima dan langsung berdiri.

" pertarungan yang luar biasa. Aku belum pernah melihat gaya bertarung secepat dan setangguh itu. Selanjutnya adalah pertarungan dengan senjata melawan pendekar paling tangguh dan paling berani di Suku kami , Pendekar Beruang!!" genderang kembali ditabuh. Seorang pendekar bertopeng beruang maju ke tengah alun-alun. Tubuhnya jauh lebih besar dari pendekar sebelumnya. Dia memegang sebuah kapak raksasa. Salah seorang Laskar barbar melemparkan kapaknya untuk Ali. Namun Ali menolak dan kembali memasang kuda-kuda gulat nya.

Pertarungan kembali dimulai. Sang pendekar beruang mengayunkan kapaknya ke kepala Ali. Ali dengan mudah menghindar lalu melayangkan tinjuan uppercut yang sangat keras. Topeng beruang nya pun terlepas. Darah mengucur dari hidungnya. Ali kembali melayangkan pukulan sekali lagi namun

" Buk!!" sang pendekar memukul kepala Ali dengan gagang kapaknya. Ali kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Si pendekar langsung mengayunkan kapaknya dan

"CLAS!!!" kepala Ali seketika terbelah dua. Darah dan otaknya bercucuran keluar. Aku terkejut. Air mataku berurai dan jantungku berdegup kencang. Aku merinding ketakutan karena pendekar beruang itu bisa jadi adalah lawanku besok. Bahkan pukulan keras Ali tak mampuh menjatuhkannya. Penonton bersorak gembira. Para pendekar di sekelilingku juga ikut bersorak. Laskar-laskar Barbar seketika maju dan mengarak si pendekar beruang. Si pendekar beruang lalu menoleh dan menunjuk wajahku Seraya berkata.

" selanjutnya kau, pendekar naga hitam " jantungku berdegup makin kencang. Ali bertarung sepuluh kalii lebih baik dariku. Sebelumnya aku hanya beruntung. Si pendekar wanita itu ikut tertawa dan menunjuk-nunjuk wajahku. Sekujur tubuhku gemetar. Mereka menggantung mayat Ali di tengah alun-alun lalu membakarnya. Kedua pengawal lalu mengawal ku kembali ke tenda aku. Mereka memberiku makan siang yang lezat sekaligus menawarkan ku satu gadis lagi sebagai hadiah Untukku sebelum pertarungan esok. Aku kemudian meminta mereka untuk menjemput penari cantik dengan mahkota daun di kepalanya yang tak lain adalah adikku sendiri April. Sang pengawal lalu keluar untuk menjemput gadis itu.

Qara masih menemaniku di tenda paling tidak sampai pertarungan ku esok. Sang pengawal pun kembali namun sayangnya mereka mengatakan kalau kepala suku tidak mengizinkan ku memanggil gadis itu karena pendekar Sakti sepertiku layak mendapatkan yang lebih baik. Sebagai gantinya kepala suku mempersembahkan Putri Yu Ji , Sang Putri Bintang. Aku bebas melakukan apa saja padanya. Sang Putri lalu masuk dengan gaun merah mencolok yang memperlihatkan dadanya yang putih bersih. Sang pengawal lalu keluar meninggalkan Kami bertiga di dalam tenda. Putri Yu Ji menatapku dengan Tatapan yang sangat datar. Ia pun maju melangkah dan berbisik

" kau bukan pendekar naga hitam" bisiknya dengan pelan

" itu benar tuan putri , aku hanya menemukan pisau dan pakaian ini di tengah hutan. Aku kevin , dan aku orang Indonesia, orang bumi"

" Aku tahu. Aku dapat melihatnya dari pikiranmu. Kalian masuk ke tempat yang salah dan waktu yang salah . Gua itu adalah gua jebakan. " sahut sang putri.

" apa Kau bisa menolongku dan adikku, Tuan Putri" tuan putri Yu Ji hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Andai ada yang bisa kulakukan. Namun sayangnya tidak. Kau harus bertarung besok sebagai pendekar naga hitam atau kau mati di dunia ini. Namun adikmu akan baik-baik saja. Dia sangat pintar dan cerdik , jadi kepala suku Baruq tidak akan berani menyakitinya. " jawab Sang Putri.

Dia kemudian bercerita kalau pendekar naga hitam adalah sebutan untuk pendekar yang mengabdikan hidup dan jiwanya demi kerajaan Han. Mereka bukan anggota militer dan harus berbaur layaknya penduduk biasa. Namun kesaktian mereka melebihi siapapun di kerajaan Han. Tugas mereka adalah menyelamatkan kerajaan dengan segala cara. Meskipun cara itu tidak manusiawi dan dilarang oleh kerajaan jika keadaan memaksa . Pendekar naga hitam bisa saja seorang petani, penyair , perajut atau bahkan pelacur. Pendekar naga hitam sangat dikenal dengan kekejaman, kekejian dan kelicikannya. Sayangnya pendekar yang terakhir sudah gugur sewaktu misi menyelamatkan Tuan Putri Yu ji. Namun suku serigala neraka tidak pernah menyangka jika mereka sudah membunuhnya. Mereka tetap percaya kalau pendekar naga hitam masih hidup diluar sana. Golok yang kucuri adalah golok tiruan yang dijual untuk umum. Meskipun begitu golok itu tetap lebih tajam dari golok biasa. Sayangnya mereka terlanjur mengira aku pendekar naga hitam.

" ini petaka bagiku tuan putri apa kau dapat menolongku? Kumohon aku tidak mau mati disini" namun Putri Yu ji kembali menggeleng-gelengkan kepalanya.

" semua telah terjadi Tuan Kevin. Sebenarnya jika kau mampu membunuh si pendekar banteng maka kau dapat mengalahkan pendekar beruang dengan mudah. Peristiwa itu bukan kebetulan. Kau bertarung bukan dengan otot atau tenaga dalam . Kau bertarung dengan akal dan strategi yang jitu. Mereka memang kuat tapi mereka tidak cukup pintar Tuan Kevin. Pertarungan esok akan diselenggarakan di Lembah kematian. Jika Aku Jadi kau maka aku tahu apa yang harus kulakukan. " baiklah masih ada yang bagus namun aku ragu aku dapat mengalahkan pria yang tingginya hampir dua kali lipat dari ku. Tapi tunggu ! Besok mungkin adalah hari terakhirku bernafas di dunia ini. Sedangkan ada dua gadis cantik di tendaku yang mungkin bisa ku tiduri demi memuaskan nafsu ku. Sebelum aku benar-benar mati besok bagaimana jika .....

" BUK!!" Tuan Putri tiba-tiba memukul kepalaku hingga aku pingsan. Nah kurasa Iya tahu niat jahatku. Sungguh menyedihkan. Aku akan mati membujang di planet asing ini.

Pagi hari itu pun tiba. Kepalaku terasa sakit dan begitu juga punggungku. Semalaman Aku tertidur di atas tanah. Sementara tuan putri dan Qara tidur di kasur berbulu domba yang empuk. Kepala suku Jemput ku tenda bersama empat pengawalnya. Aku digiring ke lembah kematian yang jaraknya cukup jauh dari desa.. baiklah teman-teman , kurasa ajalku telah tiba.

avataravatar
Next chapter