webnovel

Manor Xi

     Aula Pengadilan.

     Yao Xulin ingat ini adalah saat dirinya tengah memberikan kesaksian atas perbuatan ayahnya yang korupsi.

Yao Xulin juga tidak pernah melupakan sebuah pukulan palu kayu yang membuat kehidupan dirinya berubah total setelah dirinya pulang ke rumah dan mendapatkan surat dari kaisar Xi Ji Lan jika pernikahannya dengan sang kaisar tetap diterima.

Hari ini adalah hari dimana Yao Xulin menjadi selir kaisar Xi yang baru.

Saat membaca surat itu, Yao Xulin tidak dapat membendung perasaannya lalu menangis.

Tangannya bergetar jika ia mengingat kehidupannya yang sebelumnya.

"Mulai saat ini ... aku akan memenuhi janjiku padamu, Xi Ji Lan" gumam Yao Xulin dengan perasaan sedih dan bahagia yang bercampur. Tentu saja Yao Xulin tidak melupakan perasaan marah pada dirinya sendiri.

Besok adalah hari dimana Yao Xulin pergi ke istana untuk upacara pernikahan dan hari seharusnya Xi Ji Lan bertemu dengan Yao Xulin untuk pertama kalinya, tapi bagi Yao Xulin, itu bukanlah pertamakalinya ia akan melihat wajah calon suaminya yang begitu dingin.

Yao Xulin akan mengambil kesempatan begitu keputusan tempat tinggalnya disebutkan. Ia sudah memutuskan. Ia tidak akan mau tinggal di rumah bangsawan Xi secara mentah-mentah.

"Kali ini, aku harus tinggal dekat dengan Xu Ji Lan!"

Pagi harinya, sama seperti kehodupan sebelumnya. Tidak ada kereta yang menjemputnya sehingga Yao Xulin harus pergi sendiri menuju istana. Untungnya ia sudah menyiapkan segalanya sebelumnya jadi ia tidak akan mendapatkan hinaan karena tidak ada yang menjemputnya ke istana.

***

     Istana Xi.

     Begitu sampai, Yao Xulin langsung di antar ke aula untuk melakukan ritual pernikahan seorang diri.

Benar. Itu terjadi di masa lalu. Pengantin pria yang tak lain adalah Xi Ji Lan tidak hadir bersama dengannya dengan alasan ada urusan mendadak yang lebih penting dari ritual pernikahannya yang hanya sekedar formalitas baginya.

Saat itu Yao Xulin sangat kesal, namun kali ini ia lebih memakluminya. Mungkin memang benar ada banyak hal yang harus dilakukan Xi Ji Lan. Bagaimanapun ia adalah kaisar yang baru di angkat setelah kakeknya meninggal dan mewariskan tahta padanya. Pasti ada begitu banyak urusan yang tertunda sebelumnya dan saat ini Xi Ji Lan tengah menangani hal itu tanpa henti.

Yao Xulin hanya perlu menarik nafas lalu membuangnya. Ia juga hanya harus membiarkan perkataan para selir masuk telinga kanan dan keluar di telinga kirinya.

"Bahkan jika aku melakukannya tanpa Yang Mulia Xi, aku masih tetap akan menjadi istrinya" hibur Yao Xulin pada dirinya sendiri. Ia tau sebenarnya ada banyak yang iri padanya, terutama para selir pangeran lainnya yang salah sasaran.

Tak ada yang menduga jika tahta akan diberikan kepada Xi Ji Lan. Jika mereka tau akan hal itu, mereka pasti akan mengajukan pernikahan dengannya, bukan dengan pangeran lainnya.

Begitu sampai di depan altar, entah kenapa Yao Xulin berhenti. Ada sesuatu yang mengganjal. Hatinya mengatakan jika dirinya harus berhenti, tidak tau untuk alasan apa. Bahkan Yao Xulin menjadi bertanya-tanya sendiri kenapa dirinya justru terdiam melamun.

Dalam hatinya, ritual pernikahan adalah momen yang berharga. Di masa lalu, sebelum dirinya tau telah dijodohkan dengan Xi Ji Lan, ia selalu membuat banyak khayalan tentang ritual pernikahannya yang indah bersama dengan suaminya yang ia cintai, tapi nyatanya takdir berkata lain. Ia bahkan sudah harus mandiri dalam ritual pernikahannya.

Dari lubuk hatinya yang paling dalam, Yao Xulin tetap berharap jika Xi Ji Lan berada disisinya sebentar saja untuk melakukan ritual pernikahan yang terjadi sekali seumur hidup ini.

"Bodoh sekali" gumam Yao Xulin. Ia tidak berani berharap banyak jadi ia melanjutkan sujud hormatnya. Tapi begitu ia bangun, ia dapat merasakan seseorang berada di sisinya.

Yao Xulin terkejut.

"Yang ... Mulia ... Xi?!"

"Diam dan lanjutkan ritualnya" ucap Xi Ji Lan dengan suara dinginnya.

Yao Xulin tidak percaya dengan apa yang terjadi, "bagaimana bisa Xo Ji Lan ada disini sekarang?. Apakah aku menciptakan ilusinya?!" Batin Yao Xulin. Ia mendadak menjadi gugup. Gerakan Yao Xulin pun ikut menjadi kaki sepertimesin mekanik tua, sehingga saat ia akan membungkuk hormat pada Xi Ji Lan ia melakukan kesalahan dengan tersandung gaunnya dan terjatuh di pelukan Xi Ji Lan.

Xi Ji Lan hanya diam dan tidak berkomentar apa-apa. Sikapnya masih dingin sehingga Yao Xulin yakin jika pria es tampan didepannya itu benar-benar Xi Ji Lan, dan bukan ciptaan ilusinya.

Yao Xulin segera menarik dirinya, "Maafkan aku Yang Mulia, aku sedikit pusing karena berangkat terlalu pagi sehingga aku belum makan apapun" ucap Yao Xulin yang entah kenapa membuat alasan.

Tenti saja alasan itu tidak mendapatkan perhatian apapun dari Xi Ji Lan.

***

   Aula Istana Xi.

     Setelah ritual tadi, Yao Xulin dan Xi Ji Lin langsung pergi ke aula istana untuk pengumuman penobatan Yao Xulin sebagai selir kaisar Xi yang sah.

Saat beberapa perintah singkat diberikan, Yao Xulin menjalankan aksinya dengan meminta agar dirinya diberikan tinggal di istana, namun sayangnya ia hanya berdiri sendiri, sedangkan selir lain hanya menatap tidak senang padanya.

"Yang Mulia, izinkan saya tinggal di istana" ucap Yao Xulin.

"Sungguh tidak tau malu"

"Lancang sekali, baru saja kau menerima kebaikan Yang Mulia Xi yang masih menerimamu menjadi selir, tapi beraninya kau tidak patuh pada suamimu sendiri. Bukankah Manor Xi sudah sangat bagus untukmu?!"

"Yang Mulia. Saya tau saya hanya seorang selir dan bukan permaisuri. Tapi posisi saya saat ini adalah yang pertama di sisi Kaisar Xi. Saya harus berada di dekat anda untuk melayani dan berbakti sebagai seorang istri"

Keributan kecil pun terjadi di antara para selir yang khawatir jika Yao Xulin akan diberikan izin tinggal di istana.

"Diam!"

Semua orang didalam aula menunduk setelah mendengar bentakan kaisar Xi.

"Mau tinggal dimana dia, itu adalah keputusanku" lanjut Xi Ji Lan. Ia turun dari kursinya dan berjalan mendekati Yao Xulin.

Yao Xulin hanya menunduk sambil mencuri-curi pandangan. Ia hanya dapat melihat jika Xi Ji Lan masih bersikap dingin padanya.

"Sebagai seorang istri, sikapmu sangat tidak pantas" ucap Xi Ji Lan singkat lalu ia pergi meninggalkan aula istana yang hening.

"Bawa pergi selir Yao ke manor Xi" ucap Xi Ji Lan pada pelayannya.

"Baik Yang Mulia"

Beberapa selir kaisar sebelumnya dan selir-selir milik pangeran terlihat senang dan puas dengan keputusan Xi Ji Lan lalu mereka pun juga ikut pergi meninggalkan Yao Xulin yang sudah gagal dalam misi pertamanya.

Baru saja ia memulai, namun semuanya seperti sama saja seperti masa lalu.

Yao Xulin mengepalkan tangannya dan hanya dapat menerima ucapan Xi Ji Lan padanya untuk tinggal di Manor Xi.

"Xi Ji Lan. Aku sudah janji. Aku tidak akan nelihatmu mati kali ini!" Batin Yao Xulin penuh tekad.

Untuk sementara waktu ia hanya dapat menurut. Yao Xulin tidak bisa membuat jarak yang lebih jauh lagi dengan membuat Xi Ji Lan marah. Ia juga harus belajar mengelola emosinya untuk menghadapi sikap Xi Ji Lan.

Di masa lalu, Yao Xulin hanya menuruti perkataan hatinya dan kemauannya sehingga ia selalu mencetak sosok Xi Ji Lan sebagai seseorang yang dingin tak berperasaan. Cetakan sosok Xi Ji Lan yang menumpuk membuat rasa benci Yao Xulin juga ikut berkumpul. Namun saat ini Yao Xulin sudah tau tentang perasaan Xi Ji Lan padanya di masa lalu sehingga kali ini ia tidak akan tertipu lagi dengan ucapan hatinya yang palsu karena memiliki campur tangan dari Egonya.

Yao Xulin tidak akan bisa membenci Xi Ji Lan. Ia tidak ingin masa lalu kembali terulang.

***

     Manor Xi.

     Yao Xulin menarik nafas dalam. Ia sudah melihat rumah bangsawan Xi ini di kehidupan sebelumnya jadi ia tidak terkejut, hanya saja beberapa ingatan berputar. Ingatan itu membuat Yao Xulin semakin merasa marah pada dirinya sendiri.

Hati Yao Xulin sudah terbuka. Jadi ia berfikir tentang Manor Xi yang begitu bagus dan nyaman untuk ditinggali, bahkan jika difikir-fikir lagi, tinggal di Manor Xi lebih baik daripada tinggal di istana yang dipenuhi kesirikan antar harem. Ada begitu banyak persaingan antar selir untuk saling menjatuhkan.

Yao Xulin tersenyum. Ia berfikir positif.

"Pasti Yang Mulia Xi sudah mengaturnya. Lagipula tempat ini jauh lebih indah dan luas, bahkan sangat aman dengan begitu banyak prajurit yang berjaga kan?" Gumam Yao Xulin berbicara sendiri. Mulai saat ini, ia akan berfikir positif apapun yang diberikan Xu Ji Lan padanya.

Adapun dengan perlakuan dingin Xu Ji Lan padanya, ia hanya perlu memakluminya untuk sementara waktu. Yao Xulin yakin pasti ada suatu hal yang membuat Xu Ji Lan bersikap begitu dingin padanya, bahkan tidak mau menemuinya untuk sekedar berkunjung.

"Yang Mulia, air mandi anda sudah disiapkan. Anda bisa membersihkan diri lalu pergi istirahat" ucap Mei Lin, pelayan pribadi untuk Yao Xulin.

Setelah pergi mandi, Yao Xulin memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Yao Xulin menghirup aroma musim semi yang hangat dan menyegarkan. Ia bahkan dapat melihat sakura dan plum bermekaran dari tempat tidurnya.

"Sangat indah" gumam Yao Xulin. Ia bahkan mulai berfikir sadar jika semua desain di Manor Xi sebenarnya sangatlah bagus dam seperti di desain khusus untuknya.

Warna-Warna alam begitu mendominasi setiap bangunan yang berada dalam komplek Manor Xi, taman-tamannya juga sangat indah.

"Apakah semua ini pesanan khusus Yang Mulia Xi untukku?" Fikir Yao Xulin. Jika benar, ia menjadi sangat sedih. Ingatan masa lalunya selalu menghantuinya, bahkan ia merasa bersalah saat membakar Manor Xi.

Tanpa sadar, Yao Xulin kembali mengeluarkan air mata penyesalannya.

"Yang Mulia Yao, ada beberapa kiriman obat herbal untuk anda dan makanan" ucap Mei Lin. Ia menatanya di atas meja sambil menunggu Yao Xulin datang.

"Obat dan makanan?, aku tidak meminta ini" ucap Yao Xulin. Ia yakin tidak meminta apapun sebelumnya pada Mei Lin selain dibawakan lilin aroma untuk menenangkan fikirannya.

"Ini dari Yang Mulia Xi, Yang Mulia Yao"

"Yang Mulia Xi?!"

Sebuah kejutan lain. Yao Xulin menjadi heran dengan yang terjadi. Ia ingat saat ritual pernikahan di istana sebelumnya dengan kehadiran Xi Ji Lin, dan saat ini ia bahkan menerima obat dan makanan.

"Tapi aku tidak-"

Yao Xulin terdiam saat ia mengingat ritual pernikahan. Lebih tepatnya saat ia tak sengaja terserimpat bajunya dan membuat alasan dirinya jatuh.

Detak jantung Yao Xulin menjadi begitu kencang. Ia semakin penasaran dengan sikap dingin Xi Ji Lin yang sebenarnya sangat memperdulikannya. Ia ingin percaya itu.

"Apakah Yang Mulia Xi benar-benar peduli denganku?" Batin Yao Xulin.

Next chapter