59 Tidak Bisa Memperlakukanmu dengan Baik

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Gu Jingxing menyipitkan matanya dan berkata dengan nada serius, "Hatiku tidak besar, hanya muat untuk Song Ran seorang."

Shi Lei merentangkan tangannya, "Kau tidak peduli dengan dirimu sendiri? Baiklah, aku tidak akan membicarakan tentangmu lagi."

———

Keesokan paginya, Gu Jingxing baru saja keluar dari kantor Kepala Seksi Liang dan melihat tamu yang tak terduga itu. Ia berencana untuk tidak melihatnya dan langsung melintas tanpa menatap Wen Huihui. Namun, Wen Huihui memblokir jalannya.

"Pimpinan Gu, aku mendengar dari Pimpinan Shi bahwa kau hari ini sangat sibuk. Pasti akan sangat sulit bagimu. Aku berencana pergi ke dapur untuk memasakkan beberapa piring makanan untukmu..."

Ekspresi Gu Jingxing berubah. Shi Lei, anak ini. Mulutnya benar-benar tidak bisa dijaga. Benar-benar menghalangi orang, pikirnya geram. Ia pun berkata pada Wen Huihui, "Aku tidak punya pakaian untuk dicuci, asramaku tidak perlu dibersihkan, dan makanan di kantin sangat menggugah selera. Kau jangan bertemu denganku untuk urusan pribadi lagi nanti. Aku tidak ingin membuat Xiaoran salah paham."

Selesai berbicara, Gu Jingxing ingin menjauh dari Wen Huihui dengan wajah tanpa ekspresi. Namun, Wen Huihui meraih pergelangan tangannya. Ia membuang tangan Wen Huihui hingga Wen Huihui terdorong mundur dan hampir terjatuh. Untungnya Shi Lei datang untuk meraih Wen Huihui. Wen Huihui memandang Gu Jingxing dengan mata terbuka lebar dan berkata, "Gu Jingxing, aku tidak ingin apa-apa. Apakah kau harus bersikap begitu kejam dan tidak berperasaan terhadapku?"

Gu Jingxing melirik Wen Huihui dari atas ke bawah dengan dingin dan berkata, "Jika kau terus menjeratku seperti ini, maaf, aku tidak bisa memperlakukanmu dengan baik lagi."

Selesai berbicara, Gu Jingxing berbalik badan dan pergi. Hanya tersisa Wen Huihui yang menangis dengan air mata terus mengalir. Shi Lei tidak tahan melihatnya dan hanya dapat menghiburnya, "Jangan menangis. Bocah sialan ini tidak pantas menerima semua yang kau lakukan untuknya."

Shi Lei membawa Wen Huihui ke tempat teduh. Wen Huihui meneteskan air matanya, mendongak, dan melirik Shi Lei dengan sedih. "Maaf, Pimpinan Shi, sudah membuatmu tertawa melihat hal ini."

Shi Lei menyentuh kepala Wen Huihui dan membalas, "Tidak apa-apa. Aku tidak akan menertawakanmu."

Wen Huihui menyeka air matanya dengan lengan bajunya dan wajahnya tampak merana, "Pimpinan Shi, sebenarnya aku dan Song Ran menyukai Pimpinan Gu di saat yang sama."

Shi Lei membuka mulutnya dan sedikit terkejut, "Hah? Benarkah?"

Wen Huihui dengan sedih merapatkan bibirnya, "Benar, tapi Song Ran sangat cantik dan keluarganya sangat baik. Aku tahu bahwa aku tidak mungkin menandinginya. Aku ingin mengubur perasaan ini jauh di dalam hatiku."

Shi Lei menghela napas. "Menikahi seorang istri, mana bisa hanya melihat wajahnya saja? Menurutku, gadis sepertimu lebih pantas dinikahi. Song Ran terlalu arogan dan semua orang di institut merasa bahwa Song Ran tidak cocok dengan Pimpinan Gu."

Air mata Wen Huihui mengalir lebih deras, "Tetapi, Pimpinan Gu menyukai yang seperti Song Ran dan dari dulu dia tidak pernah menganggapku ada. Untuk apa juga aku berbudi baik?"

Shi Lei menatap Wen Huihui yang sedang menangis. Itu benar-benar menyentuh hatinya sehingga ia berpikir tentang bagaimana caranya menghibur Wen Huihui. Lalu, ia tiba-tiba teringat sesuatu dan dengan semangat berkata, "Aku akan menunjukkan caranya padamu."

Mata Wen Huihui tiba-tiba bersinar. "Pimpian Shi, apakah kau akan menunjukkan caranya padaku?"

"Begini. Jika ada kesempatan, pergilah untuk melihat orang tua Pimpinan Gu. Orang tuanya adalah orang pedesaan. Menurutku, mereka pasti akan menyukaimu. Gu Jingxing sangat berbakti sehingga ia pasti akan mendengarkan perkataan orang tuanya. Pada dasarnya, ia patuh pada orang tuanya."

Hati Wen Huihui seperti menyala kemali. Ia tidak menunjukkan kegembiraannya secara terang-terangan. Namun, ia malah memasang tampak sedikit tidak tenang dan tidak percaya diri dan berkata, "Terima kasih, Pimpinan Shi. Mari kita serahkan semuanya pada takdir. Aku juga tidak ingin memaksanya."

avataravatar