17 Sangat Jujur

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Wen Huihui mencolek bahu Song Ran lagi dan berbisik, "Semua penumpang di belakang membicarakan tentang kalian berdua."

Song Ran tidak melihat ke belakang dan dengans antai menjawab, "Aku tidak mencuri atau merampok. Biarkan mereka membicarakannya. Aku tidak peduli."

Wen Huihui kembali diabaikan begitu saja. Ia menggertakkan giginya dan bergumam, "Kau sangat bandel."

Setelah bus beberapa kali berhenti, tempat duduk di dalam bus menjadi semakin penuh dan lorong bus menjadi sangat ramai. Di zaman ini, bus belum memiliki pendingin suhu dan juga tidak ada tirai penutup. Suhu dalam bus yang sesak pun semakin meningkat dan dahi Song Ran mulai mengeluarkan keringat.

Bus perlahan berhenti lagi, lalu seorang nenek dengan rambut mulai beruban masuk dari pintu tengah dan berdiri di samping Gu Jingxing. Saat Gu Jingxing melihat nenek itu, ia segera berdiri dan menawarkan tempat duduk, "Nenek, Nenek bisa duduk di sini."

Nenek berterima kasih pada Gu Jingxing. Song Ran menatap pria yang berkeringat di dahinya itu dan tersenyum. Orang-orang bilang bahwa ketika orang tua, orang lemah, orang cacat, dan ibu hamil naik transportasi umum, mereka akan membidik orang yang tampak baik dan kemudian berdiri di dekat orang itu sehingga kemungkinan orang itu memberitakan tempat duduk akan sangat tinggi. Memang, Gu Jingxing sangat baik hati. 

Dahulu, ketika Gu Jingxing naik bus, ia takut tidak akan ada orang yang memberinya duduk. Kadang kala, orang lain langsung berpura-pura tidur saat melihat orang tua naik bus agar mereka tidak perlu memberikan tempat duduk mereka. Berbeda dengan orang-orang seperti itu, Gu Jingxing sangat baik.

Song Ran berkata pada nenek beruban itu, "Nenek, duduk di sebelah sini saja."

Nenek tua itu tersenyum ramah dan bertanya, "Apakah itu pasanganmu? Adik kecil, pasanganmu adalah pria yang baik. Kau begitu diberkati."

Pipi Song Ran sedikit memerah dan ia terlihat sedikit malu. "Ya, itu adalah pasanganku. Dia memang sangat baik."

Keduanya bertukar tempat duduk. Song Ran menatap Gu Jingxing dan memberi isyarat pada Gu Jingxing. Setelah pria itu membungkuk, Song Ran berbisik, "Perjalanannya sangat panjang. Apakah kau tidak akan lelah?"

Gu Jingxing menggelengkan kepala dan melambaikan tangannya. Bagaimana mungkin Gu Jingxing akan lelah? Ketika ia masih muda, ia tidak memiliki sepeda dan harus berjalan puluhan mil menuju kota. Bolak-balik, semuanya Gu Jingxing lalui dengan berjalan kaki. Sekarang, apa masalahnya berdiri di sini untuk sementara waktu?

Song Ran menunduk dan tersenyum, Benar-benar pria yang tulus.

Kini Gu Jingxing telah terbiasa dengan perubahan sikap Song Ran. Ia menatap puncak kepala Song Ran dengan senyum di bibirnya. Hidup ini benar-benar menyedihkan dan membahagiakan. Kemarin sore, ia pikir hubungannya sudah selesai dengan Song Ran. Ia pikir Song Ran benar-benar memandang rendah dirinya dan ingin putus darinya. Namun, sekarang ia tersentuh oleh kelembutan Song Ran.

Gu Jingxing merasa seolah-olah jantung, hati, paru-paru dan ginjalnya semua diisi dengan air gula serta udara manis yang mengalir. Omongan orang dahulu tidak pernah salah saat mengatakan bahwa hati perempuan itu bagaikan jarum di dasar laut. Hati perempuan memang sulit ditebak.

Walaupun Gu Jingxing tidak mengerti dan tidak tahu apa yang telah ia lakukan hingga membuat Song Ran tiba-tiba merubah karakternya, ia tetap menghargai perasaan. Ia merasa seolah baru saja menemukan kembali perasaannya yang hilang. Diam-diam ia bersumpah bahwa ia harus memperlakukan Song Ran dengan lebih baik. Ia harus lebih baik lagi sehingga Song Ran tidak akan pernah terpikir untuk pergi dari dunianya.

Setelah bus melewati dua perhentian lagi, seorang wanita hamil datang dari kejauhan. Song Ran segera melompat dari tempat duduknya dan berkata, "Kakak! Kakak bisa duduk di tempatku!"

Gu Jingxing memelankan suaranya dan berbisik cukup keras di telinga Song Ran, "Tidak ada yang merampas tempat dudukmu. Apa yang kau khawatirkan sampai buru-buru begitu?"

Song Ran mengambil langkah panjang dan segera melesat seperti anak panah ke arah wanita hamil yang baru datang. Ia membantu wanita hamil itu untuk duduk di kursinya. Kemudian, ia berbalik dan tersenyum pada Gu Jingxing. "Jingxing, aku hebat, kan? Bukankah kau seharusnya memujiku?"

Sinar matahari di akhir musim panas tampak berwarna-warni dan menyebar di mata indah Song Ran. Perhatian Gu Jingxing sejenak teralihkan karena wajah mungil Song Ran. Gu Jingxing sedikit bingung dan wajahnya memerah. Untungnya, karena warna kulitnya yang kecoklatan, tidak ada orang lain yang bisa melihat wajahnya tersipu.

avataravatar
Next chapter