7 Menggigitnya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Xiaoran, ada apa denganmu?" tanya Gu Jingxing. Ia mengira bahwa otak Song Ran sudah rusak. Jika tidak, bagaimana mungkin rubah kecil yang begitu bangga pada dirinya sendiri bisa datang ke asramanya di malam hari seperti ini?

Song Ran memegang kedua lututnya dengan kedua tangan dan menatapnya. Dalam sekejap, air matanya bergulir seperti manik-manik yang terus menetes. "Jingxing, aku... merindukanmu."

Gu Jingxing membeku sejenak, lalu berjongkok di depan Song Ran dengan sedih. Kemudian, ia mengulurkan tangan untuk menyeka air mata gadis itu. "Ini... Ada apa?" tanya ​​Gu Jingxing yang merasa bingung. Siang tadi, gadis ini yang mengatakan bahwa ia adalah anak laki-laki yang miskin dan memandang rendah dirinya. Namun, sekarang gadis ini juga yang berlari ke arahnya. Apa yang salah dengannya?

Song Ran menangis lebih keras lagi, lalu menyeka air matanya sambil menangis. Hidupnya ini terlalu menderita, ditambah lagi dengan karakternya yang keras. Di kehidupan sebelumnya, Gu Jingxing ingin bertemu dengan Song Ran berkali-kali dan ingin memberikan penjelasan. Namun, Song Ran menghindari semuanya. Akibatnya, ia menyia-nyiakan setengah hidupnya sehingga meninggalkan penyesalan seumur hidup. Gu Jingxing sangat mencintainya.

Gu Jingxing memegangi wajah Song Ran dan bertanya dengan suara yang begitu lembut, "Xiaoran, ada apa denganmu?"

Song Ran menggigit bibirnya dan menatap Gu Jingxing, lalu balik bertanya, "Apakah kau masih tidak nyaman?"

Gu Jingxing menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Jauh lebih baik. Aku... akan mengantarmu pulang."

"Aku tidak akan pulang," jawab Song Ran.

Song Ran masih berjongkok di tanah dan tidak bergerak karena masih ada beberapa hal yang harus dicernanya. Ia tidak tahu harus pergi ke mana untuk sementara waktu. Ia tidak tahu harus berkata apa jika ia bertemu orang-orang yang sudah ia kenal dan ia seolah-olah sudah tidak ada lagi di dunia ini. Song Ran mau mengatakan apa lagi? 

Hanya di sini, hanya di sisi Gu Jingxing, Song Ran akan merasa nyaman. Ditambah lagi, ia ingin terus bersama Gu Jingxing meskipun ia harus diam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Ia hanya berdiri di samping pria itu sambil menatap matanya yang dalam dan penuh kasih sayang. Bahkan, hanya dengan seperti itu saja, ia merasa telah menebus penyesalannya dari kehidupan yang sebelumnya.

"Apakah kau tidak ingin pergi?" Gu Jingxing bertanya ragu-ragu dengan suara seraknya.

"Hm… Bisakah aku... tinggal di sini selama satu malam?"

Gu Jingxing mengulurkan tangannya dan membelai kepala Song Ran sambil bertanya, "Apakah… kau bertengkar dengan keluarga? Apakah ayahmu sedang melatihmu?"

Bahkan, ketika Song Ran menghancurkan hati Gu Jingxing, pria itu masih tetap memperlakukannya dengan lembut. Gu Jingxing takut Song Ran menderita, takut menyakiti hatinya, dan takut membuatnya sedih. Gu Jingxing benar-benar bodoh.

Song Ran tidak berbicara dan Gu Jingxing hanya berpikir bahwa ia setuju, Song Ran memang begitu sombong. Namun, ia tahu bahwa pasti rasanya tidak enak jika harus dilatih oleh orang lain. "Kalau begitu, kita kembali ke asramaku saja," tawar Gu Jingxing.

Song Ran mengangguk. Air mata masih mengalir dari kedua sudut matanya hingga membuatnya tampak menyedihkan. Gu Jingxing diam-diam berpikir, Jelas-jelas aku sendiri yang direndahkan, tapi mengapa malah aku yang menghibur gadis ini? Namun, tidak ada jawaban lain. Wanita ini adalah calon istri yang ia pilih dan ia akan tetap mencintainya.

Gu Jingxing mengambil pakaian yang tergantung di sisi tali, menyeka tetesan air mata yang tersisa di tubuh Song Ran, kemudian berjongkok di depan gadis itu dan berkata, "Aku akan menggendongmu masuk."

Song Ran menatap punggung Gu Jingxing yang lebar dan air matanya mengalir lebih deras. Ia perlahan berdiri, namun tak lama kemudian ia bergumam, "Aduh…"

Gu Jingxing balas menatap Song Ran dengan gugup dan bertanya, "Kenapa?"

Song Ran merapatkan bibirnya dan menjawab, "Kakiku agak mati rasa."

Ekspresi dingin Gu Jingxing sedikit melunak dan ia berbalik badan dengan lengkungan senyum yang terlihat sangat jelas di bibirnya. "Naiklah," kata Gu Jingxing sambil menepuk pundaknya sendiri.

Song Ran ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelum akhirnya mulai naik ke punggung Gu Jingxing. Tubuh Gu Jingxing pasti sangat dingin karena baru menyiram tubuhnya dengan air sumur yang dingin. Karena Gu Jingxing tidak mengenakan pakaian, Song Ran tidak bisa meletakkan tangannya di manapun dan tangannya hanya bisa menggantung di dada pria itu dengan tidak nyaman.

Gu Jingxing menggendong Song Ran kembali ke asramanya. Suara katak dan jangkrik di bawah pohon beringin besar terdengar bersahut sahutan. Seolah tidak senang dan akan bertarung, hanya terdengar sekali atau dua kali suara. Song Ran merasa bahwa ia sedang bermimpi. Ia pun menundukkan kepalanya dan menggigit bahu Gu Jingxing. Kehangatannya nyata, sentuhannya nyata, dan senandung Gu Jingxing yang sedikit gemetar juga benar nyata. Semua ini nyata, benar-benar nyata, dan bukan mimpi.

Song Ran kembali tertawa keras hingga membuat Gu Jingxing merasa sangat aneh. Ia benar-benar tidak mengerti, Mengapa hari ini Song Ran sangat aneh? Benar-benar aneh. Gu Jingxing selalu terbiasa untuk membujuk Song Ran agar bersedia untuk dekat dengannya seperti ini. Ia mengambil inisiatif untuk menemukan Song Ran, namun ia tidak dapat melakukan apa yang diinginkannya dan tidak menanyakan apapun kepada Song Ran. Jika aku menanyakan apa yang ingin aku tanyakan dan meminta Song Ran untuk bersikap normal, bukankah itu tidak sepadan dengan kegagalanku? pikirnya lagi.

Walaupun Song Ran berpenampilan arogan, sebenarnya Gu Jingxing masih dapat menerimanya. Namun, sikap Song Ran yang menjadi lembut sekarang membuat lebih menyakitkan. Gu Jingxing membiarkan Song Ran bersandar padanya meskipun gadis itu sebentar-sebentar menangis dan sebentar-sebentar tertawa. Song Ran yang seperti ini sangat lucu. Mungkin Song Ran tidak mengatakan kalimat di sore hari itu dengan serius. Song Ran sebenarnya bukan gadis yang merendahkan orang miskin dan mencintai orang kaya. Ia hanya suka membalikkan maksud perkataannya.

Cahaya bulan begitu terang benderang. Tersungging senyum di wajah Gu Jingxing dan Song Ran saat keduanya memasuki asrama pribadi milik Gu Jingxing. Hari sudah larut malam dan Song Ran berbaring di ranjang besi tunggal Gu Jingxing tanpa rasa kantuk sama sekali. Bagaimana bisa ia tidur dengan nyenyak? Ada begitu banyak hal untuk dipikirkan.

Seumur hidup Song Ran di kehidupannya yang sebelumnya, ia belum pernah menikah. ia juga orang yang sangat keras kepala dan ia telah meyakini bahwa Gu Jingxing mengkhianatinya. Ia menghabiskan waktu yang panjang dalam seumur hidupnya untuk memberitahu dirinya sendiri bahwa pria itu meninggalkannya dan mencintai orang lain. Ia hanya tahu bagaimana ia harus menjaga dirinya dan bagaimana caranya untuk kuat menahan diri.

avataravatar
Next chapter