10 Menelusuri Garis Tegas

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Gu Jingxing merasa lelah di seluruh tubuhnya. Saat ia baru saja memejamkan mata, dan dibangunkan oleh seseorang lagi. Ia sedikit marah dan nadanya terdengar sedikit kesal, "Nenek, apa yang kau lakukan?"

Saat Gu Jingxing membuka matanya, ia terkejut melihat Song Ran hingga berkeringat dingin. Ia sangat bingung karena bagaimana bisa ia lupa dengan Song Ran?

"Xiao... Xiaoran…" gumam Gu Jingxing dengan suara yang agak lambat. Dalam situasi normal, ia tidak pernah berkata kasar di depan Song Ran sebelumnya. Bukankah ia juga tidak pernah membuat Song Ran ketakutan atau mungkin membuatnya jijik?

Song Ran tidak menunjukkan perubahan ekspresi yang berarti. Ia hanya mengambil dua kapsul, meletakkannya di telapak tangan Gu Jingxing, dan berkata, "Minum obat."

Gu Jingxing menelan obat, lalu Song Ran menyerahkan air dan ia menelan seteguk besar air. Meskipun air itu baru saja diangkat dan masih sangat panas, ia tidak berani memuntahkannya keluar. Wajahnya langsung berubah memerah dan memerah, seperti udang rebus. Song Ran pun merasa cemas dan bertanya, "Apakah... Apakah air ini terlalu panas untukmu?"

Song Ran tidak memiliki pengalaman dalam merawat orang dan ia juga tidak terpikir untuk membantu Gu Jingxing dengan meniupkan airnya. Gu Jingxing merasa begitu panas sehingga ekspresinya menjadi aneh, tapi ia masih menahan diri dan berkata, "Tidak apa-apa. Kulitku tebal, jadi tidak akan apa-apa."

Faktanya, kulit di area mulut Pimpinan Gu terbakar. Namun, tidak peduli seberapa menyakitkannya itu, ia menerima kepedulian Song Ran untuknya dan tidak berani mengeluh. Namun, Song Ran malah menyalahkannya, "Gu Jingxing, apakah kau bodoh? Siapa yang menyuruhmu minum terlalu banyak? Kau sudah dewasa. Apakah aku harus memberitahumu hal ini?"

Gu Jingxing mencibir, "Mungkin demamku membuatku bingung. Kau jangan marah. Jangan marah."

Song Ran mengambil gelas itu dari tangan Gu Jingxing dan mendekatkan gelas itu ke mulutnya, meniupnya dengan lembut hingga sedikit dingin, lalu meminta Gu Jingxing untuk meminumnya lagi. Kemudian, ia meminta Gu Jingxing untuk minum dua gelas besar air lagi dan berbaring. Ia menyelimuti pria dengan selimut tipis sambil berkata, "Keluar keringat itu lebih baik."

Suasana menjadi sunyi, namun jantung Gu Jingxing berdetak kencang sampai rasanya nyaris bengkak. Ia menatap wanita yang duduk di sisi ranjangnya dan berbisik, "Di mana kau akan tidur?"

Song Ran melambaikan tangannya dengan santai dan menjawab, "Aku tidak mengantuk. Kau tidur saja duluan. Nanti kalau aku mengantuk, baru kita membicarakan akan tidur di mana."

Song Ran benar-benar mendadak berbeda. Ia tidak akan berpikir tentang Gu Jingxing seperti ini sebelumnya dan tentu saja ia tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan Gu Jingxing. Setelah Gu Jingxing meminum obat penurun panas, efeknya datang begitu cepat. Sebenarnya Gu Jingxing masih ingin mengobrol sebentar dengan Song Ran karena ia takut Song Ran yang lembut dan perhatian ini mungkin hilang jika ia memejamkan mata. Namun, setelah kedua kelopak mata berjuang, beberapa menit kemudian ia tetap tertidur. 

Song Ran mengulurkan tangannya dan menyentuh kepala Gu Jingxing yang semuanya berkeringat. Ia menyeka keringat pria itu dengan hati-hati, menatapnya begitu lama, dan jarinya dengan lembut menelusuri garis tegas wajahnya yang tampan dengan begitu serakah. Gu Jingxing yang begitu hidup, kini berada tepat di bawah jari-jarinya. Semuanya dimulai kembali dari garis awal. Mungkin, ini benar-benar hasil dari karma baik yang tidak sengaja ia kumpulkan selama kehidupan terakhirnya.

Song Ran bangkit dan mematikan lampu, lalu pergi ke meja di sampingnya. Ia mengambil dua buku dan meletakkannya di atas lantai semen yang bersisian dengan dinding. Kemudian, ia duduk dengan puas.

Cahaya bulan bersinar melalui jendela-jendela dari empat sisi dan menyinari pria yang terbaring di ranjang. Song Ran menyandarkan punggungnya ke dinding dan kepalanya bersandar di meja samping. Kemudian, ia menutup matanya dengan lega sambil membatin, Sangat bagus, sangat bagus.

Song Ran awalnya berpikir bahwa ia tidak bisa tidur. Namun, mungkin karena kehadiran Gu Jingxing dan napas Gu Jingxing di sampingnya, ia mulai berbaring ke samping dan tanpa sadar jatuh tertidur. Kemudian, ia bermimpi dan mimpinya begitu berantakan.

———

Gu Jingxing menarik pergelangan tangan Song Ran dan melihat gadis itu dengan cemas, "Xiaoran, dengarkan aku. Itu tidak seperti yang kau pikirkan."

Song Ran mencibir, "Bukan seperti apa yang aku pikirkan, lalu bagaimana? Gu Jingxing, aku begitu kecewa padamu. Itu yang aku pikirkan. Bagaimana itu? Dari awal hingga akhir, kau benar-benar munafik!"

avataravatar
Next chapter