14 Kau Terlihat Cantik

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ekspresi Wen Huihui tampak begitu canggung. Lalu, ia berkata, "Aku rasa Pimpinan Gu seperti ini demi kebaikan Xiaoran. Bagaimanapun, Song Ran adalah orang yang menggantungkan sisa hidupnya pada Pimpinan Gu. Bukankah kau berharap pimpinan Gu baik-baik saja?"

Oh, Wen Huihui benar-benar pandai berbicara omong kosong. Wanita ini berpura-pura untuk berpikiran dalam, cibir Song Ran dalam hati. Jika bukan karena ia hidup sekali lagi, ia benar-benar bukan lawan Wen Huihui sama sekali dan benar-benar akan dihancurkan olehnya.

Song Ran memandang Wen Huihui sambil tersenyum dan menjawab, "Tentu saja aku berharap Jingxing baik-baik saja, tapi Jingxing memiliki 24 hari cuti setiap tahunnya. Bagaimanapun, itu sudah seperti itu. Terlebih lagi, aku adalah orang yang penting bagi Jingxing. Bukan ide yang buruk untuk memintanya cuti satu hari demi aku, kan?"

Wen Huihui merasa sedikit bersalah dan mulutnya mulai bergetar. Song Ran selalu fasih berbicara, jadi bagaimana bisa ia mengalahkan Song Ran? Ia pun tersenyum dan berkata, "Tentu saja tidak apa-apa? Karena aku datang ke sini, aku akan ikut pergi bersama-sama ke rumahmu. Kau memiliki banyak orang yang dapat membantu, kan?"

Song Ran mengangkat alisnya dan tersenyum, "Oke."

Song Ran tidak membalik topeng Wen Huihui dan langsung melawannya karena ia tidak memiliki bukti yang tepat. Orang lain menganggap bahwa mereka berdua bagaikan kakak-beradik yang sangat saling percaya. Jika Song Ran tiba-tiba mempermalukan Wen Huihui, mereka pasti hanya akan berpikir bahwa Song Ran yang bertindak tidak masuk akal. Mereka akan merasa bahwa Song Ran berubah begitu drastis dan memunculkan banyak kecurigaan. Hal itu mungkin akan menghancurkan dirinya sendiri. Karenanya, Song Ran tidak perlu terburu-buru karena ia punya cukup waktu di masa depan untuk perlahan membuka topeng Wen Huihui.

Gu Jingxing buru-buru memakan bubur yang masih panas. Song Ran mengambil tisu, duduk di hadapannya, dan menatapnya dengan penuh kasih sayang sambil berkata, "Jangan buru-buru. Makannya pelan-pelan saja."

Wen Huihui berdiri di samping. Ia bingung dan merasa tidak berguna. Sementara itu, Gu Jingxing tetap tidak mendengarkan Song Ran dan terus menelan semangkuk besar bubur setelah beberapa suapan besar.

Song Ran mengulurkan tangan dan menyeka keringat Gu Jingxing. "Sudah aku bilang, kau tidak perlu terburu-buru," ujarnya. Ia berjalan semakin mendekat ke arah pria itu lagi, memegang dagunya, dan berbicara kepadanya dengan nada mendesak, "Buka mulutmu."

Gu Jingxing bergumam, "Apa yang mau kau lakukan?"

"Aku ingin memeriksa."

Gu Jingxing membuka mulutnya dengan patuh. Giginya sangat bagus dan bahkan jika ia makan acar, tidak akan ada yang menyelip di celah giginya. Gigi putihnya yang besar tampak rapi tanpa satupun gigi yang rusak. Hanya kulit bibirnya saja yang sedikit pecah-pecah. Song Ran tahu, itu karena Gu Jingxing meneguk air mendidih semalam.

Song Ran berkata dengan marah, "Lihat, bibirmu pecah-pecah begitu parah. Semalam kau terlalu terburu-buru hingga membuat bibirmu pecah-pecah seperti ini. Lain kali, lebih hati-hati sedikit." 

Wen Huihui menggertakkan giginya dan berkata, "Aku tunggu kalian di luar. Cepatlah."

Song Ran tersenyum sembari membelakangi sinar matahari keemasan di awal Juli. Gu Jingxing dapat melihat rambut tipis di wajahnya dan senyum liciknya. Song Ran terlihat begitu indah hingga jantung Gu Jingxing rasanya seperti ingin melompat.

"Oke, ayo kita pergi," ajak Song Ran. Namun, Gu Jingxing tidak bergerak dan masih menatap wajah Song Ran. Song Ran pun mengulurkan tangannya di depan Gi Jingxing dan mengulang, "Hei, bodoh. Sudah saatnya pergi."

Gu Jingxing tersadar, lalu menyentuh hidungnya dengan hati-hati dan menjawab, "Baiklah, ayo pergi."

Bibir Song Ran tersenyum, "Tidakkah cukup melihatnya setiap hari?"

Gu Jingxing menggaruk belakang kepalanya dan menatap mata Song Ran dengan tulus, "Kau terlihat cantik. Bagaimanapun melihatnya, tidak akan cukup."

Song Ran mendengus dan wajahnya mendadak tersipu malu, "Hah, omong kosong."

Gu Jingxing sontak cemas, "Xiaoran, jangan marah. Aku... Aku…"

Song Ran tertawa keras dan berkomentar, "Kau benar-benar sesuai dengan namamu. Tenang, aku tidak marah. Aku suka mendengarmu mengatakan bahwa aku cantik."

Di luar pintu, wajah Wen Huihui tampak luar biasa jengkel. Ia ingin bergerak dan mengambil beberapa langkah ke depan, tapi ia tidak ingin mendengar dialog seperti itu. Baru melangkah dua kali, Song Ran menarik Gu Jingxing berjalan ke luar asrama.

avataravatar
Next chapter