12 Hanya Tersenyum Kepadanya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Song Ran teringat sesuatu. Ia mengangkat tangannya untuk meraih kepala Gu Jingxing dan menyentuh kepalanya sendiri. Lalu, ia bergumam pada dirinya sendiri, "Oke, demamnya sudah turun."

"Aku mau pergi ke kafetaria untuk memesan sarapan. Kau baik-baik di sini dan tunggu aku. Bisa?"

Song Ran merasa sangat tidak nyaman karena harus bersikap seperti ini. Namun, ia tetap menjawab, "Oke."

Song Ran benar-benar beristirahat. Sementara itu, Gu Jingxing berlari ke kafetaria dan segera berlari kembali ke asrama karena takut Song Ran kelaparan. Begitu ia masuk ke asrama, ia langsung membuka beberapa lapis kotak makan siang yang terbuat dari stainless steel. "Ini roti kukus isi sayuran dan jamur, yang ini isi pasta kacang. Kau suka makan semua ini. Ada juga telur rebus, bubur kacang hijau, dan acar edamame. Makanlah yang banyak."

Song Ran duduk di bangku, lalu meraih roti isi sayur yang diberikan Gu Jingxing. Ia memakan segigit roti dan sesuap bubur yang disajikan dengan acar edamame sambil menatap Gu Jingxing. Pria itu memiliki alis yang tinggi, hidungnya mancung, dan matanya dalam, tampak sangat harmonis membentuk fitur wajahnya. Kulitnya yang sehat berwarna kulit gandum dan penuh kejantanan. Song Ran hanya terus melirik Gu Jingxing seperti ini, seolah takut pria yang duduk di seberangnya itu akan menghilang begitu saja.

Gu Jingxing merasa tidak nyaman ditatap oleh Song Ran. Ia khawatir jika Song Ran diperlakukan tidak baik di rumah hingga tiba-tiba sikapnya berubah drastis seperti ini. Ia pun bertanya dengan ragu-ragu, "Apakah kau sedang bertengkar dengan Bibi Shen? Lalu, ayahmu memberi pelajaran kepadamu?"

Shen Mengfang adalah istri ayah Song Ran, Song Guoqing. Song Ran tidak menyukai ibu tirinya dan tidak jarang menceritakan hal-hal buruk tentang ibu tirinya pada Gu Jingxing. Song Ran menggelengkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia tidak memiliki cara untuk menjelaskan kepada Gu Jingxing karena ia hanya takut Gu Jingxing menganggapnya gila jika ia mencoba menjelaskan hal itu. Karena Song Ran tidak menjawab, Gu Jingxing tidak menanyakan hal itu lagi. Jika ia bertanya lagi tentang kakak perempuannya, ia tahu sebab akibatnya.

Cuaca yang sangat panas semakin membakar suasana hati Song Ran yang tidak karuan. Ia sudah memakan setengah roti dan juga setengah mangkuk bubur, namun ia tidak sanggup menghabiskannya semuanya. Ia melirik Gu Jingxing dan bergumam, "Aku... Aku tidak bisa makan lagi."

"Makanlah lagi dua suap. Lihatlah betapa kurusnya kau."

Song Ran menggelengkan kepalanya, "Aku benar-benar tidak bisa memakannya lagi."

Gu Jingxing mengambil mangkuk di depannya dan menuangkan sisa bubur yang ada di mangkuk Song Ran ke dalam mangkuknya sendiri. Ia juga mengambil sisa roti milik Song Ran dan memakan bekas sisa makanan gadis itu tanpa rasa jijik sedikitpun.

Song Ran merasa tersentuh. Song Ran ingin mengangkat tangannya dan menyentuh wajah Gu Jingxing, namun tiba-tiba terdengar suara orang yang mengetuk pintu dari luar. Gu Jingxing segera memakan bubur dan bergegas membuka pintu. Begitu pintu dibuka, ia melihat Wen Huihui di luar. Wen Huihui mengenakan gaun kotak-kotak biru dan putih dengan rambut kepang dua yang tergantung di dadanya. Ada sedikit riasan di wajahnya dan ia berdiri di depan Gu Jingxing dengan perasaan gelisah.

Gu Jingxing tidak terlalu menyukai Wen Huihui. Kemarin wanita ini banyak sekali bicara di depannya dan yang dibicarakannya kira-kira memberitahu Gu Jingxing bahwa Song Ran benar-benar merendahkannya, sehingga ia benar-benar tidak layak untuk Song Ran. Saat itu, Gu Jingxing merasa sakit hati dan mendengar perkataan Wen Huihui yang semakin memanas-manasinya pun membuatnya menjadi semakin sedih sehingga ia minum banyak anggur. Sekarang, tujuan Wen Huihui kelihatannya tidak tulus.

Tubuh tinggi dan besar Gu Jingxing memblokir seluruh pintu sehingga Wen Huihui tidak bisa melihat apakah ada orang di dalam. Hanya saja, ia merasa lega melihat Gu Jingxing yang datang membuka pintu. Ia pun berpikir, Song Ran harusnya sudah kembali, apalagi karena keluarga Song sangat memperhatikan nama baik. Ayahnya masih berpikiran sangat tradisional. Jika ayahnya tahu bahwa putrinya belum menikah dan menghabiskan malam dengan seorang pria lajang, pasti ayahnya akan memberinya pelajaran.

"Kenapa kau datang ke sini?" tanya Gu Jingxing dengan datar. Selain tersenyum pada Song Ran, ia selalu memasang wajah tanpa ekspresi untuk orang lain.

Wen Huihui menyentuh rambutnya sendiri dengan tidak nyaman, lalu menjawab, "Aku... Aku lihat kemarin malam, tampaknya kau sedikit tidak nyaman, jadi aku datang untuk melihat apakah kondisimu sudah lebih baik."

avataravatar
Next chapter