11 Aku Lebih Mencintaimu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Langit bersinar terang dan Gu Jingxing terbangun karena matahari cerah yang menyilaukan. Ia mengerutkan kening dan memicingkan mata ke arah pohon beringin hijau di luar jendela. Pikirannya terpaku ke arah sana selagi ia melamun. Tadi malam, segala sesuatu tampak aneh di mata Gu Jingxing. Mungkin, itu seperti mimpi karena hanya dalam mimpi Song Ran bisa begitu baik terhadapnya.

Tiba-tiba, Gu Jingxing mendengar suara dengkuran kecil. Ia menoleh dan sontak terkejut mendapati Song Ran yang bersandar di dinding dengan kepala miring dan mata terpejam. Song Ran tidur begitu nyenyak. Perasaan Gu Jingxing tiba-tiba melunak, bahkan hingga membuat napasnya sejenak terhenti.

Gu Jingxing sudah terlalu terlambat untuk merasa linglung. Ia langsung turun dari ranjang, bahkan tanpa sempat memakai sandal, dan segera berjalan ke samping Song Ran. Ia ingin memeluk Song Ran. Lantai semen ini begitu dingin dan Song Ran begitu lemah. Jangan tidur lagi, nanti bisa demam, batin Gu Jingxing. Benar, semua yang terjadi semalam ternyata nyata.

Gu Jingxing menggendong gadis itu dan meletakkannya dengan lembut di atas ranjang. Gadis itu sedikit mengernyit, seolah-olah ada sesuatu yang mengganggu tidurnya. Gu Jingxing mendapatkan kenangan yang berharga karena ia mengingat semua yang terjadi semalam. Sudut bibir Gu Jingxing pun sedikit terangkat. Sementara itu, Song Ran sedikit berkeringat dan berbaring di lengan Gu Jingxing.

Semalam, mata Song Ran yang sedikit berair menatap Gu Jingxing. Song Ran juga berkata bahwa ia ingin mencari obat. Tidak bisa, Song Ran tidak membiarkanku bergerak. Ya Tuhan, mengapa Song Ran tiba-tiba begitu membuat orang suka? batin Gu Jingxing.

Meskipun Gu Jingxing tidak tahu apa yang terjadi pada Song Ran, gadis ini benar-benar membuatnya begitu jatuh cinta dan tidak ingin melepaskannya. Gu Jingxing mencoba menenangkan perasaannya. Ia berniat pergi ke kafetaria untuk memesan sarapan dan kembali ke asrama untuk makan bersama Song Ran.

Saat terdengar suara gemerincing, Song Ran terbangun dan membuka matanya. Hatinya langsung tenggelam saat ia tidak menemukan Gu Jingxing. Ia berlari dengan panik tanpa mengenakan alas kaki. Ia menarik pintu dengan kasar dan memeluk Gu Jingxing dari belakang. Ia tiba-tiba menangis, "Gu Jingxing, apakah kau sudah tidak menginginkanku? Apakah kau sudah tidak menginginkanku?"

Dua atau tiga peneliti yang melewati pintu masuk asrama Gu Jingxing menatap mereka dengan tatapan yang ambigu. Bahkan, beberapa pria bersiul dan menggoda mereka sambil tersenyum, "Wah, Pimpinan Gu… Pagi-pagi sudah melakukan hal yang intim dengan Kakak Ipar. Sengaja pamer dan tidak membiarkan kami hidup tenang?"

Gu Jingxing memandang mereka dengan marah dan membalas, "Banyak omong?"

Semua orang membubarkan diri sambil tertawa. Gu Jingxing segera membalikkan badannya dan membawa Song Ran kembali masuk ke asrama. Ia menutup pintunya, memegangi wajah Song Ran yang menangis, dan bertanya dengan lembut, "Xiaoran, ada apa denganmu?"

Song Ran sedang bermimpi bahwa Gu Jingxing meninggalkannya untuk menikah dengan Wen Huihui. Ia membawa perasaannya dalam mimpi hingga ke kenyataan dan ia pun semakin menangis. "Apakah kau tidak menginginkanku lagi? Apakah kau akan menikah dengan Wen Huihui? Gu Jingxing, kau tidak mungkin tidak menginginkanku. Aku mencintaimu lebih dari Wen Huihui. Dia hanya mencintai identitasmu, sedangkan aku… Aku mencintai orangnya, yaitu kau."

Tangisan Song Ran merobek hati dan linangan air mata. Gu Jingxing merasa sangat bingung sejak kemarin malam dan tidak bisa mengikuti jalan pikiran Song Ran. Ia hanya bisa mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata gadis itu dan bertanya dengan lembut, "Hal bodoh apa yang kau katakan? Bagaimana mungkin aku tidak menginginkanmu? Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan Wen Huihui?"

Song Ran baru sadar sekarang, Oh, iya. Aku dilahirkan kembali. Sangat memalukan. Baru saja, ia memeluk Gu Jingxing dengan putus asa dan menangis meraung-raung untuk sementara waktu. Mungkin orang-orang di lembaga penelitian itu akan mengolok-oloknya lagi. Ia pun merutuki dirinya sendiri dalam hati, Song Ran, Song Ran, bisakah kau lebih tenang sedikit?

Song Ran menumpahkan air mata dan menangis di pelukan Gu Jingxing, kemudian tersenyum dan menjawab, "Aku... Aku baru saja mimpi buruk."

Gu Jingxing membelai kepala Song Ran dan berkata dengan suara manja, "Bodoh."

avataravatar
Next chapter